20

378 24 0
                                    

🐣

TYPO TANDAI

Ziel memasuki area mansion daddynya lalu memarkirkan motornya digarasi.

Membuka pintu mansion, terlihat daddynya yang sedang duduk di ruang tengah dengan pakaian santainya, televisi nya menyala tapi fokusnya di ipad yang berada ditangannya itu.

"Ziel pulang" Ucap Ziel. Lalu menghampiri sang daddy.

"How was your day? " Tanya aldrick meraih tangan anaknya untuk duduk dioanagkuannya, ipadnya ia letakkan disebelahnya. (Bagaimana harimu)

"Sedikit menyebalkan dad" Ucap Ziel.

"Kok gak izin daddy?" Tanya Aldrick.

"Lupa dad hehe" Ucap Ziel di akhiri cengiran.

"Jangan diulangi" Ucap Aldrick. Ziel hanya nyengir mengangkat tangannya dan menyatukan jari telunjuk dan ibu jari membuat OK.

"Ummh bau apa nih " Ucap Aldrick menutup hidungnya, membuat ekspresi yang dibuat buat menjijikkan.

"Kayak bau acem nih" Ucap Aldrick.

Bugg

Ziel menggeplak tangan Aldrick yang berada di hidungnya itu.

"Ngeselin" Ucap Ziel. Dan Aldrick tertawa puas setelah menggoda anaknya.

"Udah makan" Ucap Aldrick lagi. Dan gelengan yang didapat oleh Aldrick.

"Daaaddd~" Ziel merengek lalu menyandarkan kepalanya di dada aldrick.

"Apaa~"

"Daddyyyy~~"

"Apa sayang, mau apa, hm" Ucap Aldrick. Mungkin mood anaknya ini sedang buruk dan berubah ubah. Aldrick merasakan goresan didadanya. Menunduk dan melihat anaknya yang sedang memainkan jarinya didadanya itu.

"Jalan jalan yuk~" Ucap Ziel.

"Kemana" Tanya Aldrick.

Bug

Jari yang menari diatas dadanya itu menggeplak dada bidang Aldrick.

"Ya ndak tau kok tanya saya" Ucap Ziel bernada.

"Ke mall? " Tanya Aldrick menebak. Ziel menggeleng.

"Mmm, ke taman kota" Ucap Aldrick setelah berpikir. Ziel kembali menggeleng.

"Ke theme park" Tanya Aldrick lagi.

"No No"

Huft.

"Ke kamar mandi, ganti baju, lalu makan" Ucap Aldrick menggendong Ziel ala koala lalu menuju ke kamarnya, ia sudah jengah dengan tingkah Ziel.

"Dadddyyy~" Rengeknya di gendongan itu.

Sinar matahari menerobos melalui celah gorden, mengusik pasangan ayah anak itu yang masih asik bergelung dengan selimut.

Tepatnya hanya sang ayah yang terusik, ia bangun dari tidurnya menoleh ke sebelahnya terlihat pemuda yang masih terlelap.

Aldrick menoel pipi ziel pelan. Merasa terganggu ziel menggaruk pipinya.

"Bangun Ziel" Ucap Aldrick

"Enggh"

"Bangun" Ucap Aldrick dengan suara serak.

"Iya bentar, 5 menit"

Aldrick melirik ke jam yang berada di nakas samping kasurnya tertera pukul setengah enam.

Aldrick berdiri dari duduknya melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

20 menit berlalu

Aldrick sudah rapi dengan pakaian kantornya, kemeja hitam dengan dua kancing atas terbuka, celana bahan hitam dan belt yang melingkar di pinggangnya.

ZIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang