22

1K 60 8
                                    

🐣

TYPO TANDAI

Aldrick mendudukkan Ziel di kasur, kesabarannya harus restock lagi sepertinya.

"Diam Ziel" Ucap Aldrick sedikit menggeram.

"Mau nen hiks" Ucap Ziel disertai tangisan

"Jangan menangis" Ucap Aldrick.

"Mau neennn~" Pinta Ziel kembali.

"Oke nen tapi diam" Ucap Aldrick yang duduk dihadapan bocil yang sedang tantrum itu. Aldrick hanya mengkhawatirkan kondisi Ziel.

Aldrick membuka membuka kancing kemejanya, baru ingin membuka kancing yang kedua, Ziel dengan tergesa gesa menyambar choco cips milik sang daddy.

Plop.

"Astaga, Tuhan tolonglah .. hufffttt " Pasrah. Aldrick benar benar tidak habis fikir dengan kelakuan anaknya hari ini.

"Baru dibuka sayang, sebentar kau akan susah jika seperti itu" Ucap Aldrick karena posisi Ziel seperti anak sapi yang ingin menyusu ke induknya.

"Lepas dulu" Ucap Aldrick memegang kepala Ziel dengan dua tangannya lalu menjauhkannya, posisi tangannya berasa di samping telinga hingga pipi.

Ziel siap meledakkan tangisnya.

"Nggak usah nangis, mau nen nggak" Ucap Aldrick.

"Hu.um"

"Yaudah makanya sabar" Sudahlah image Aldrick yang cool sudah hilang entah kemana.

Aldrick memposisilan dirinya duduk bersandar di headboard menyiapkan beberapa peralatan untuk mengobati Ziel di sebelahnya.

"Sini" Ucap Aldrick merentang kan tangannya.

Tanpa basa basi Ziel langsung memposisilan diri, Aldrick mengarahkan Ziel agar duduk menyamping karena memudahkan Aldrick untuk mengobati luka Ziel.

Plop

Nah Anteng.

Aldrick dengan telaten membersihkan luka yang ada dikeringkan dan bibirnya setelah itu ia memberikan obat merah dan pereda nyeri. Lalu memplaster luka yang ada di keningnya.

Setelah semua selesai ia membawa Ziel ke dalam kamar mandi untuk di kompres menggunakan air hangat.

Dengan posisi Ziel masih menghisap Aldrick melucuti semua pakaian Ziel yang masih menggunakan seragam itu, mengelapnya sampai bersih dan segar.

Lalu keluar dan memakaikan baju Ziel, meraih botol dot berisi susu yang tadi Aldrick minta pada maid mansion lewat telpon mansion.

"Lepas dulu, ganti ini dulu" Ucap Aldrick menyodorkan botol dot tersebut. Ziel sama sekali tidak tertarik dengan botol dot itu.

"Daddy mandi dulu nanti disambung okey" Terpaksa Ziel menuruti perintah Daddy.

.

.

.

Setelah selesai dengan urusannya kini Aldrick telah berbaring dengan dua kancing piyama atas terbuka.

Ziel menghisap Choco cips daddynya kening Ziel sudah terplaster dan sudah ada bye bye fever jaga jaga jika nanti bakal demam.

"Daddy tanya boleh" Ucap Aldrick lembut.

Sang empu hanya menganggukkan kepalanya. Tangan kecil itu menggaruk asal apa yang bisa ia garuk dan memainkan yang bisa ia mainkan, seperti sekarang ia sedang menggaruk garuk bagian leher daddynya. Tidak afdhol nen tapi tangannya diam.

ZIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang