Menguak Kebenaran

4 2 1
                                    


Setelah perbincangan dengan ibu Elsa, Devin merasa semakin dekat dengan kebenaran. Tapi, di saat yang sama, dia merasa semakin jauh dari jawaban yang sebenarnya. Setiap informasi yang dia dapatkan hanya membuat misteri ini semakin rumit.

Esok harinya, Devin memutuskan untuk mengunjungi tempat terakhir di mana Elsa terlihat sebelum kematiannya. Sebuah taman di pinggir kota yang selalu sepi dan jarang dikunjungi orang. Elsa sering datang ke sana untuk menyendiri. Devin berharap, mungkin ada sesuatu yang tersisa di sana—petunjuk atau tanda-tanda yang bisa membantunya mengungkap kebenaran.

Saat sampai di taman, suasana terasa mencekam. Langit mendung seolah-olah mengikuti perasaan Devin yang penuh dengan kecemasan. Taman itu hampir kosong, kecuali satu bangku kayu di dekat danau kecil yang dulu sering diduduki Elsa.

Devin mendekati bangku itu dengan perlahan. Dia merasakan hawa dingin yang tidak biasa, seolah ada sesuatu yang mengawasinya dari balik pepohonan.

Tiba-tiba, kilatan ingatan kembali muncul. Devin melihat bayangan Elsa duduk di bangku itu, tatapannya kosong ke arah danau. Kemudian, suara-suara yang tak jelas terdengar di telinganya—suara bisikan, suara yang memanggil nama Elsa.Elsa tampak ketakutan. Dia berlari dari bangku itu, masuk lebih dalam ke dalam taman. Devin mengikuti bayangan Elsa dalam ingatannya, langkahnya cepat seiring dengan suara-suara yang semakin mengerikan.

"Lari, Ca... lari!" bisik suara di dalam kepala Devin.

Devin berhenti di bawah sebuah pohon besar di tepi taman, dan di sana, bayangan Elsa berhenti. Dia berbalik menghadap Devin, dengan tatapan yang penuh ketakutan.

"Devin..." suara Elsa terdengar lemah.

Namun, sebelum Devin bisa merespons, bayangan itu menghilang lagi, meninggalkan Devin sendirian. Tapi ada sesuatu yang berbeda kali ini. Di bawah pohon besar itu, Devin melihat sesuatu yang tergores di batang pohon—tulisan tangan Elsa.

"AKU TAKUT."

Tulisan itu sederhana, tapi mengandung begitu banyak perasaan. Devin bisa merasakan ketakutan yang Elsa rasakan saat menulisnya. Ini bukan sekadar ketakutan biasa. Ada sesuatu yang memburu Elsa, sesuatu yang membuatnya lari hingga akhirnya menemui ajal.

Devin tahu, ini belum akhir. Ada lebih banyak yang harus dia ungkap. Dan semakin dalam dia menggali, semakin dekat dia dengan kebenaran yang mungkin akan menghancurkannya.

In The Grip Of Darkness ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang