Masa Lalu

3 2 0
                                    


Setelah menemukan tulisan Elsa di pohon, Devin merasa seolah jiwanya terjebak dalam bayangan yang tak pernah bisa ia hindari. Setiap detik terasa seperti ledakan memori yang membingungkannya, mengikatnya pada masa lalu Elsa yang tak lagi bisa disentuh. Tulisan di batang pohon itu seakan menyiratkan sesuatu yang lebih besar, sebuah rahasia yang mungkin jauh lebih gelap daripada sekadar tragedi kematian.

Malam itu, Devin duduk di kamarnya, memandangi langit-langit dengan tatapan kosong. Pikirannya masih terfokus pada kata-kata Elsa yang tergurat di pohon, tapi bayangannya terus terganggu oleh bisikan-bisikan yang mulai sering ia dengar. Suara itu semakin jelas setiap hari, seolah-olah datang dari suatu tempat di dalam dirinya.

Ketika tengah malam tiba, suasana di kamarnya berubah menjadi dingin, seakan-akan hawa dingin menerobos dinding-dinding rumah. Tiba-tiba, pintu kamarnya terbuka perlahan, tanpa suara yang biasanya mengiringi gerakan engsel. Devin bangkit dengan jantung berdegup kencang, matanya terpaku pada pintu yang terbuka.

"Siapa di sana?" tanyanya dengan suara parau.

Tidak ada jawaban.

Devin melangkah pelan menuju pintu, tetapi sebelum tangannya mencapai gagang, ia merasakan sesuatu yang aneh. Sebuah getaran dingin menyentuh pundaknya, membuat bulu kuduknya berdiri. Ia berbalik cepat, tapi tak ada siapa-siapa di sana. Namun, saat ia menoleh ke cermin di sudut kamar, dia melihat sesuatu yang membuat darahnya membeku—bayangan Elsa.

Elsa berdiri di belakangnya, wajahnya pucat, matanya tak berbinar, dan bibirnya bergetar seakan ingin mengatakan sesuatu. Tapi yang paling mengganggu adalah ekspresi Elsa—bukan ekspresi sedih, melainkan ketakutan yang mendalam, seakan-akan dia menyadari bahaya yang jauh lebih besar daripada kematiannya.

"Ca?" bisik Devin. "Apa yang terjadi padamu?"

Tapi Elsa tak menjawab. Dia hanya menatap Devindengan tatapan yang dalam dan menyakitkan. Lalu, perlahan-lahan, bayangannyamemudar, menghilang dari pandangan, meninggalkan Devin sendirian denganpikirannya yang berantakan.

In The Grip Of Darkness ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang