Exstra Part

3 2 0
                                    



Di sudut balkon yang sepi, Liora—atau lebih tepatnya, jiwa Elsa—menatap langit berbintang dengan tatapan kosong. Dalam keheningan malam, dia merasakan dua jiwa bertarung di dalam dirinya, satu yang ingin bangkit dan satu yang terjebak dalam kegelapan. Dia tahu, sekarang, semua keputusan ada di tangannya.

"Kenapa kita harus bertemu, Devin?" bisiknya pada dirinya sendiri, suaranya bergetar dalam keheningan. Dengan jari-jarinya, dia meraba jepit rambut perak di rambut panjangnya, berusaha mengingat siapa dia sebenarnya, menciptakan aura keberanian di tengah ketidakpastian.

Saat angin malam berhembus lembut, dia merasakan kehadiran yang lebih besar di sekelilingnya—sesuatu yang mistis dan tak terdefinisi. "aku tidak bisa terus melarikan diri dari kegelapan ini," pikirnya, berusaha menenangkan diri.

Elsa merasakan sesuatu di dalam dirinya bergetar, kekuatan yang selama ini ditinggalkannya. "Kalau aku ingin melindungi orang orang terdekatku, aku harus berani melawan semua ini sendiri," gumamnya.

Dia tahu sosok jahat itu mengawasi, tetapi saat ini, yang paling penting adalah keputusan yang diambilnya.

"Tidak ada yang boleh membantuku. Ini semua tergantung padaku untuk keselamatan mereka," ujarnya dengan tegas, matanya membara dengan semangat baru. "Kekuatan ini bukanlah kutukan. Ini adalah bagian dari diriku yang harus kuhadapi." Dia menggigit bibirnya, merasakan tekad mengalir dalam dirinya.

"Jika aku bertahan, apakah aku akan selalu terperangkap di antara dua dunia ini, tidak dapat menemukan jalan keluar?" pikirnya, merasakan rasa sakit yang mendalam. "Tidak! Aku tidak akan membiarkan kegelapan menguasai hidupku. Aku tidak akan membiarkan siapa pun terjebak dalam peranganku."

Di tengah keraguannya, dia mendengar bisikan lembut yang seolah datang dari angkasa. "Hiduplah, Elsa. Kekuatanmu adalah kunci," kata suara itu, membawa kesan magis yang menembus jiwanya. Dia menatap bintang-bintang, berharap menemukan jalan yang tepat. "Kau tidak bisa terus bersembunyi, Elsa. Hadapi dirimu."

"Jika aku pergi, apakah itu artinya aku membiarkan mereka melawan kegelapan lagi?" tanyanya pada diri sendiri. "Aku tidak bisa, dan aku tidak mau. Aku harus mengatasi ini tanpa bantuan siapa pun."

Elsa mengalihkan pandangannya ke bayang-bayang yang melintas di antara bintang-bintang, merasakan kekuatan yang lebih tinggi sedang mengamatinya. "Kau tidak bisa menghindar dari takdirmu," bisik angin malam. "Tapi, jika kau tidak mengambil langkah pertama, bagaimana kau bisa menemukan jalanmu?"

Air mata mulai mengalir, tetapi kali ini, itu bukan hanya tentang kesedihan. "Aku akan berjuang. Aku akan menemukan cara untuk melindungi orang yang aku cintai tanpa mengorbankan diriku sendiri."

Kekhawatiran dan kerinduan bercampur dalam hatinya, tetapi rasa sakit itu kini terasa lebih ringan. "Kegelapan ini mungkin mengintai, tetapi aku tidak akan pernah menyerah. Kekuatan yang aku miliki adalah untuk melindungi, bukan untuk menghancurkan."

Saat dia menatap ke dalam dirinya, suara di dalamnya menggaungkan kata-kata misterius: "Hanya mereka yang berani menghadapi bayang-bayang mereka sendiri yang dapat menemukan cahaya." Elsa merasakan kehadiran sosok-sosok mistis yang mengelilinginya, memberikan kekuatan dan keberanian yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Dengan tekad membara, dia berbisik pada dirinya sendiri, "Kegelapan mungkin mengintai, tetapi aku tidak akan pernah menyerah. Hari ini, aku berdiri, dan aku akan melawan."

Tetapi saat dia merasa keberanian mengalir, dia menyadari sesuatu yang lebih dalam—apa yang akan terjadi setelah ini? Keputusan yang diambilnya akan mengubah segalanya. Dalam keraguan yang menggantung, dia bertanya pada dirinya sendiri, "Apakah aku cukup kuat untuk melawan apa yang menanti di depan? Apakah kegelapan ini bisa dihadapi, atau akankah aku terjerat selamanya?"

Kehadiran sosok jahat itu, meskipun hanya mengawasi, menyimpan misteri yang belum terpecahkan. Dan dengan pertanyaan itu, malam terasa semakin kelam, menyimpan rahasia yang mungkin tak akan pernah terungkap.

In The Grip Of Darkness ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang