Konon, perempuan lebih suka laki-laki yang sulit ditebak. Mungkin itu asal muasal dari absurditas Seno. Lokasi honeymoon yang menjadi tempat tujuan Retna dan Seno pun adalah bukti absurditas lain yang dilakukan oleh Seno.
"Jadi, kita mau bulan madu ke mana?" Tanya Seno. Obrolan ini terjadi ketika mereka masih merencanakan rencana pernikahan mereka.
"Sekalian ngunduh mantu di Surabaya aja gak, sih?" Tanya Retna. "Biar gak terlalu ribet. Surabaya banyak tempat seru juga, kan?"
"Banyak." Jawab Seno, "Tapi kamu gak mau eksplor tempat yang beneran baru gitu? Yang kita berdua sama-sama gak tahu. Jadi kita bareng-bareng nyari pengalaman baru."
Seno bisa melihat keraguan di wajah Retna, "Mumpung kita dapat jatah cuti 2 minggu, kita manfaatin buat jalan-jalan." Seno mencoba meyakinkan Retna.
"Ya udah," Retna mencoba berkompromi dengan Seno, "Maunya kemana?"
"Biar seru, coba kita pake random place generator buat nentuin lokasi bulan madu kita ke mana." Seno membuka smartphone-nya.
"Jangan ngadi-ngadi, deh!" Protes Retna, "Kalau nanti tempatnya malah ke pusat konflik gimana?"
"Tinggal nyari tempat lain." Jawab Seno sambil tersenyum.
Seno mulai mengeset random place generator di laman situs penjelajahnya.
"Kita mau fokus di Indonesia atau ke luar negeri?" Tanya Seno.
"Asia aja gimana, covid udah mulai nurun, kan? Travel warning juga udah diangkat" Tanya Retna, mencoba untuk meladeni ide suaminya.
"Okay!" Jawab Seno. Dia mengeset lokasinya di benua asia dan langsung mengklik tombol generate.
Kurang dari dua detik, rekomendasi nama tempat langsung muncul di layar smartphone Seno.
"Bagan, Myanmar." Jawab Seno sambil menunjukkan layar smartphone-nya, "Lokasi bulan madu kita ke sana."
"Gak mau!" Retna langsung protes dengan keras. "Tahun lalu baru ada kudeta militer di Myanmar, belum tentu mereka izinin kita masuk. Lagian ada kasus etnis Rohingnya juga."
"Pusat konflik Rohingnya di Rakhine, bukan Bagan." Jawab Seno, "Bagan kayaknya aman buat dikunjungi."
"Tetep aja kurang aman gak, sih?" Sahut Retna.
"Berarti kalau Myanmar bisa diakses dan aman buat turis kamu mau?" Tanya Seno
"Kalau aman aku mau." Tantang Retna
Seno diam mendengar tantangan Retna. Melihat Seno yang mulai menginterpolasi jalur pikirannya sendiri, Retna mencoba membujuk Seno untuk melakukan bulan madu di Surabaya saja. Retna juga tidak terlalu mengharapkan bulan madu di tempat romantis atau lokasi eksotis.
"Udah bulan madunya di Surabaya dan sekitarannya aja, sih." Bujuk Retna.
Dan obrolan ini menjadi bukti lain kalau ternyata hipotesis Retna memiliki kelemahan yang sangat besar. Seno memang akan akan diam ketika ditantang, tetapi ternyata Seno akan selalu menjawab tantangan yang diberikan padanya. Jawaban dari teori Retna seharusnya adalah kalau Seno ditantang dia justru pasti mendapat apa yang dia inginkan.
"Kita jadi ke Bagan, ya." Ujar Seno, di suatu pagi, kurang lebih tiga minggu lagi sebelum mereka berangkat ke Surabaya untuk acara ngunduh mantu. Mereka baru saja selesai sarapan dan sedang siap-siap berangkat ke kantor.
"Hah?" Retna kira suaminya sudah melupakan semua ide itu
"Aku udah cari info, lokasinya relatif aman. Jalur menuju ke sana juga mudah diakses. Kita ke KL atau Singapur dulu buat ngejar penerbangan ke Yangon, terus dari sana kita bisa naek bus malam ke Bagan atau nyari penerbangan domestik."
"Mas, kamu serius tetep mau ke sana?" Retna masih tidak menyangka absurditas suaminya sampai ada di taraf ini.
"Serius!" Jawab Seno, "Kita ke sana cuma bawa backpack aja. Jadi, kalau yang lain bulan madunya romantis, kita ala-ala 'My Trip My Adventure'. Atau ayang emang maunya tipe yang romantis? Pinggir pantai, berendem di jacuzzi dengan pemandangan eksotis. Labuan Bajo aja gimana?"
"Ke Istanbul aja gimana, Mas?" Tanya Retna dengan sarkas, "Biar aku bisa godain kucing jalanan di sana."
"Ayo!" Jawab Seno dengan semangat.
"Mas bentar dulu, Mas!" Retna mencoba berkompromi dengan Seno. "Rencana buat ke Istanbul, Labuan Bajo, atau Bagan bisa kita skip dulu nggak? Aku gak suka kalau kita trip jauh tanpa planning dengan matang dulu. Kalau perjalanan kita kacau gimana?"
"Tapi kan bisa seru juga." Balas Seno
"Mas, gak semuanya bisa digampangin dan dilakuin secara buru-buru!"
Pengalaman hidup membuat Retna menjadi tipikal orang yang lebih memilih untuk merencanakan segala sesuatunya dengan baik sebelum bertindak. Dia tidak suka perubahan yang terlalu mendadak. Perubahan tiba-tiba bisa membuatnya merasa panik. Retna tidak suka jika dia tidak bisa memprediksi apa kemungkinan yang bisa terjadi. Itu sebabnya biasanya dia memikirkan segala sesuatunya dengan matang, memperhatikan semua kemungkinan buruk yang bisa terjadi dan menyusun rencana dari kemungkinan itu. Trip tanpa rencana matang tentu rawan menimbulkan risiko, Retna tidak suka dengan risiko yang tidak terprediksi dengan baik.
Sementara Seno terbiasa melakukan semuanya dengan santai, dan menganggap perubahan adalah tantangan. Sifat yang sering dianggap Retna sebagai toxic positivity.
"Ayolah, pasti seru kok." Seno mencoba meyakinkan istrinya. "Sekali aja, kamu cobain untuk ngebiarin semuanya terjadi tanpa kamu perlu ngerencanain semuanya. Biar gak jadi beban, gak usah anggap ini honeymoon lah. Anggap aja ini kita jalan-jalan biasa. Kamu tinggal pilih jalan-jalannya mau yang romantic exotic atau yang sensasinya backpack."
Seno bisa melihat istrinya mulai goyah dengan ide yang dia sampaikan, "Aku udah baca, kita bisa sewa motor listrik di Bagan, terus keliling buat liat-liat reruntuhan kuil. Kalau mau, kita ngejar sunrise sambil naik balon udara."
Jiwa penasaran Retna mulai terpanggil dengan argumen yang dikeluarkan oleh Seno. Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam adalah negara yang sering dijadikan tujuan wisata, Retna juga pernah ke sana untuk tujuan wisata atau urusan pekerjaan. Akan tetapi Myanmar adalah negara yang hampir tidak pernah terpikirkan olehnya untuk dikunjungi.
"Okay! Kita ke Bagan." Jawab Retna, "Tetapi kalau trip ini gagal, nyampe Indonesia aku bakal marah sama Mas seminggu. Terus aku gak akan pernah ngizinin Mas buat nyusun rencana trip lagi." Ancam Retna.
"Marahnya boleh maksimal tiga hari aja, gak?" Tawar Seno, "Eh, marahnya sehari aja gimana?"
"Berarti Mas juga udah prediksi perjalanan ke Bagan bakal gagal?"
"I do prepare for the worst outcome." Jawab Seno, "But, I almost always took the challenge." Seno mengedipkan sebelah matanya dengan tengil. Sekali lagi Retna hanya bisa menghembuskan nafas panjang dengan kelakuan Seno.
Retna sudah menemukan jawaban absolut dari teorinya: Jangan pernah menantang Seno kalau tidak siap dengan risikonya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta itu kubikal
RomanceAdiseno Sadputranto, atau biasa dipanggil Seno, adalah deskripsi nyata dari sebutan cowok cantik. Kulit wajah putih bersih, dengan rongga pori-pori kecil dan sepasang mata lebar yang dibingkai bulu mata yang relatif lebat. Belum lagi hidungnya yang...