Bab 17: Demi Masa

537 71 12
                                    

"Mas Seno, aku mau minta tolong di antar ke rumah sakit."

Seno masih terngiang-ngiang ucapan Retna tadi. Sekitar pukul 9 malam, istrinya datang menghampirinya dengan wajah yang luar biasanya tenang, sama sekali tidak ada kepanikan yang tergambar di raut wajahnya atau rasa takut dan sakit yang tersirat di suaranya. Seno hanya melihat wajah istrinya yang sedikit pucat.

Mendengar kata rumah sakit, Seno tentu saja langsung panik. Akan tetapi, Retna mencoba menenangkannya, istrinya hanya bilang kalau dia merasa ada yang aneh dengan darah menstruasinya. Dia hanya ingin memastikan kalau semuanya baik-baik saja.

Seno sama sekali tidak menyangka kalau saat itu, Retna sedang mengalami pendarahan hebat.

"Istri anda baru saja mengalami keguguran, Pak." Dokter IGD memberitahu hasil diagnosis Retna setelah dilakukan beberapa pemeriksaan dan cek lab.

Retna dan Seno sama-sama terdiam mendengar penjelasan dari dokter

"Dilihat dari ukurannya, usia janin kurang lebih 8 minggu."

Seno terhenyak dengan ucapan dokter. Delapan minggu, usia janinnya hampir sama dengan usia pernikahan mereka.

"Tapi, dok. Istri saya bulan lalu masih haid." Tanya Seno.

"Pendarahan mungkin terjadi karena fase awal gestasi. Biasanya darah yang keluar tidak banyak dan menghilang dengan cepat." Jawab dokter, "lain saat itu sudah terjadi pendarahan.Hanya saja janin masih sanggup bertahan. 

"Mohon maaf, sebelumnya apakah ibu tidak pernah mengecek kehamilan atau merasakan tanda-tanda kehamilan?" Tanya Dokter.

Retna menggeleng, dia sama sekali tidak merasa mual atau tanda-tanda kehamilan lain, sehingga dia tidak merasa perlu memeriksakan kandungan. Dia sama sekali tidak menyangka kalau sedang ada janin yang sedang tumbuh di rahimnya.

"Apakah bapak dan ibu aktif berhubungan?" Tanya dokter. "Kontrasepsi apa yang biasanya bapak dan ibu gunakan?"

Kali ini Seno yang menjawab pertanyaan dokter.

"Mengingat usia ibu yang sudah hampir 35 tahun, dan anda berdua aktif melakukan hubungan suami istri tanpa menggunakan kontrasepsi, saran saya sebaiknya anda rutin untuk mengecek kehamilan. Karena kehamilan di atas usia 30 tahun biasanya memiliki faktor risiko yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kehamilan di bawah usia 30 tahun." 

"Jadi, semakin cepat anda mengetahui kalau anda sedang mengandung, perawatan dan pengawasan kondisi janin akan lebih mudah dilakukan. Selain itu, kehamilan ektopik dan kehamilan anggur juga kemungkinannya lebih tinggi pada kehamilan di atas usia 30 tahun. Jadi sebaiknya, ibu mulai rutin memeriksakan kandungan." Lanjut dokter yang menangani Retna.

"Pemeriksaan lebih lanjut akan dilakukan oleh dokter kandungan. Malam ini ibu harus dirawat inap. Observasi akan terus dilakukan untuk memastikan apakah prosedur kuret perlu dilakukan atau tidak."

****

Rasanya aneh, itu yang dirasakan oleh Seno. Jika ditanya apakah dia merasa sedih atau kehilangan? Jawabannya dia tidak tahu. Bagaimana seseorang bisa merasa kehilangan kalau memiliki saja belum dia rasakan?

Dia belum bisa memproses semua kejadian yang baru saja menimpa dirinya. Seno sama sekali tidak tahu kalau dia adalah calon ayah, jadi dia sama sekali belum merasa kehilangan saat dokter menyatakan kalau janin dalam kandungan Retna dinyatakan telah gugur. 

Jujur, Seno mungkin merasa lebih syok dan kaget karena melihat Retna yang terlalu tenang menghadapi kejadian ini. Istrinya sama sekali tidak menangis ataupun mengeluh. 

Cinta itu kubikalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang