17. Babyborn

694 38 3
                                    

Suasana di ruang bersalin terasa mencekam. Lampu-lampu berkilauan menyoroti wajah Lisa yang terbaring di atas ranjang, wajahnya berpeluh, dan napasnya terengah-engah. Kontraksi semakin kuat, dan rasa sakitnya tak tertahankan. Di sampingnya, Jungkook berdiri dengan cemas, tangannya menggenggam tangan Lisa dengan erat.

"Lisa, kau bisa melakukannya," Jungkook berusaha memberikan semangat meski hatinya berdebar keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lisa, kau bisa melakukannya," Jungkook berusaha memberikan semangat meski hatinya berdebar keras. Kenangan masa lalu melintas dalam pikirannya—betapa seringnya dia memperlakukan Lisa dengan buruk, bagaimana dia mengabaikannya saat dia sangat membutuhkannya. Sekarang, saat Lisa berada dalam perjuangan terbesarnya, rasa penyesalan itu menghujamnya dengan kuat.

"... aku tidak bisa!" suara Lisa terputus-putus, air mata mengalir di pipinya saat ia merasakan rasa sakit yang semakin menyengat.

"Kau bisa, Lisa! Kau kuat!" Jungkook berusaha menahan air mata yang ingin mengalir, melihat bagaimana wanita yang dicintainya berjuang untuk kehidupan baru. "Kita akan segera memiliki anak kita!"

Di luar, suara langkah kaki terdengar, dan kedua orang tua mereka—Minho dan Suzy, serta Siwon dan Yoona—masuk ke dalam ruangan. Wajah mereka penuh harapan dan kekhawatiran, bersiap mendukung putra-putri mereka dalam momen bersejarah ini.

"Bagaimana, Lisa?" Minho bertanya, mengkhawatirkan kondisi putrinya.

"Aku... aku tidak tahu seberapa lama lagi," Lisa menjawab, suaranya tercekat. "Sakit sekali..."

"Jangan khawatir, Sayang. Kami ada di sini untuk mendukungmu," Suzy memberikan pelukan hangat, berusaha menenangkan putrinya. "Fokuslah pada pernapasanmu."

"Lakukan seperti yang aku ajarkan padamu, Lisa. Ambil napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan," Yoona menambahkan, mengulurkan tangannya untuk memberi dukungan.

Kontraksi berikutnya datang dengan kuat, dan Lisa merasakan seolah seluruh tubuhnya terjepit dalam rasa sakit. Dia menggigit bibir, berusaha untuk tidak berteriak, tetapi suara erangan itu meluncur keluar dari tenggorokannya.

"Rasa sakit ini... tak tertahankan!" Lisa berteriak, memandang Jungkook dengan mata penuh harap.

Jungkook mengatur napasnya, dan semua ingatan masa lalu menghantamnya sekaligus—semua kata-kata kasar yang pernah diucapkannya, semua saat-saat ketika dia mengabaikan Lisa. "Maafkan aku, Lisa. Maaf atas semua yang telah kulakukan," katanya, suaranya penuh penyesalan. 

"Aku tidak pernah menghargaimu, dan sekarang aku melihat betapa berartinya kamu. Terima kasih telah memaafkanku dan mau memulai semuanya dari awal."

"Jungkook, fokuslah pada aku dan anak kita. Aku butuh kamu di sini, bukan untuk memikirkan masa lalu," Ucap Jungkook.

Dengan ketidakberdayaan, Jungkook mencium tangan Lisa, bertekad untuk mendukungnya sepenuh hati. "Ya, aku di sini. Kita akan melaluinya bersama," dia menjawab, berusaha tegar.

Kontraksi berikutnya datang, dan Lisa merasakan dorongan yang kuat dari dalam. "Aku tidak bisa menahannya lagi!" teriaknya, sekuat tenaga.

"Tarik napas dalam-dalam, Nona. Sekarang hembuskan!" perawat berteriak, memandu Lisa untuk mendorong. Jungkook mengelus rambut Lisa, memberikan semangat yang dibutuhkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Amore in VenesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang