3. Dia?

100 8 0
                                    

Seorang cowok dengan perawakan tinggi. besar menghampiri sesorang yang tengah duduk di VIP bar. Dengan santai tangannya mengeplak kepala cowok yang tengah duduk itu. Seketika tangannya langsung di sahut dan di hempas dengan cepat.

"Shit!" Dengan tatapan tajam, ia hampir tersat emosi.
"How are you ?" Rio cengengesan. Alih alih menanyakan kabar, dia juga tanya seperti dibuat buat.

Yang ditanya hanya geleng geleng menatap rio, bisa bisanya masih hidup temannya itu. Padahal dia juga sudah mikir kalau sahabat yang mirip Dajjal itu berumur tidak panjang.

"Minggat Bae lu!" Rio dengan celotehannya langsung duduk menggeser. Saat bersamaan, dia juga akan meneguk minuman digelas. Tanpa sengaja dia langsung tersedak.

"Aih bangsat!" Serunya malah ditertawakan oleh sahabatnya. Ia menyeringai, rupanya sesak juga terdesak begitu. Demian, menetralkan napasnya yang memburu. Rio ini baru saja ketemu langsung membahayakan nyawa.

"Gimana gimana, mantep mantep gak cewek sana. Rio bertanya, dengan tanpa bertanya dia langsung menuangkan botol vodka kedalam gelas yang kosong didepannya.

Rio cowok gila, sama halnya dengan Demian. Untungnya mereka berpisah. Coba kalau gabung, kan bisa memporak porandakan dunia.

Sialnya, kecerdasan di rauk oleh demian semua. Yang tertinggal hanya kebodohan. Rio memang bodoh soal pelajaran. Tapi Soal buat buat, pasti bisa. contohnya buat anak Demian hanya terkekeh. 5 tahun sudah berpisah, rio masih sama dalam urusan otak. Hanya saja tubuhnya yang kurus kerontang kini jadi lebih berisi.

"Yang lain kemana?" Demian dengan santai menyandarkan punggung ke sandaran sofa. 5 tahun dia benar benar tidak pulang ke indonesia. Kalau saja Opa tidak meninggal bulan lalu, mungkin cowok itu memutuskan menetap di thailand. Oma akhirnya menyuruh Demian mengelola hisnis Mereka.

"Yang lain udah pada jadi PNS, makanya pada sibuk." Celetuk rio, hal itu tentu saja tidak benar. Rio suka asal bicara. "Jadi PNS pala Lo."

Rio pun terkekeh. Dia kembali tertawa riang, dia kembali mengamati "Gue kemarin liat mantan lo, gilak makin semok aja dah. Cakep Dem."

"Gue ga punya mantan." Ucap demian

"Si Siska? Masa buka mantan Lo. Sekarang udah jadi artis, mana sombong banget sama gue.

Demian menyugar rambutnya, bahkan Dia sudah melupakan Riska. Riska hanyalah pelampiasannya. Buktinya saat Demian bertahun tahun di luar negeri, segala pesan dan panggilan riska tidak pernah di gubris.

"Lu pacarin harusnya, cewek sombong harus di taklukan," balas Demian. Satu alisnya terangkat, mengode temannya yang menatapnya aneh.

"Pacarin? Ogah. Bekas Lo!" Rio berdecih, langsung pura pura mual.

"Gue nggak pernah makek riska bego. Toyoran tangan kekar cowok itu langsung hampir membuat rio oleng, badan Demian sangat atletis. Bisa dibilang, dada yang sixpak tubuhnya tinggi. Apalagi sekarang wajahnya tampak tegas dan berwibawa.

"Yang bener Lo?" Rio malah bersemangat, jadi bisa nih buat dipacari. Toh bukan bekas sahabatnya.

"Pacarin aja kalo Lo tertarik, gue nggak mau sama sekali. Yang udah gue buang, ga akan gue ambil kembali." Cowok itu berbaju hitam itupun menimpali.

Rio langsung meneguk vodkanya kembali. cowok yang berprofesi sebagai youtober langsung cekikikan. Untung saja tidak yang memvidiokan, coba saja kalau ada. Pasti subscribe nya tinggal nol (alay) . Mana image nya (image mu sebatas jpg yo haha) . dia youtober sangat bijaksana.

"Mantap kata kata Lo, gue bisa nih niru. Walaupun tampang gue ga seganteng Lo. Tapi tetep aja urusan cinta pasti beruntungan gue,"

Urusan cinta memang Demian tak beruntung, selama di Thailand beberapa kali cowok itu berhubungan dengan wanita, tapi tidak berselang lama pasti berakhir. Dia tidak benar benar serius, hatinya seperti sedang beku.

"Beruntung, mana keberuntungan Lo?"

Demia  mencebikan bibirnya, "kalo Lo bisa pacarin cewek yang lagi duduk disana. Lo, gue rekrut kerja di kantor gue. Lumayan, jabatannya ga main main. Gue lagi butuh karyawan banyak." Tangannya menunjuk

cewek baju merah yang sedang duduk sendirian sambil meminum. Rio membulatkan matanya, lah kok bisa bisanya Demian jeli sekali dengan gadis cantik. Tak menunggu lama, cowok itu langsung oke.

Tantangan adalah favoritnya, makanya tak heran youtube nya semua tentang challenge.

"Let's go, brother!"

Rio langsung semangat, mata setajam singa itu mengedip menandakan jika dia setuju. "Kasih waktu gue 10 menit, cewek itu udah bisa gue grepe."

Demian hanya mengamati, sumpah teman nya satu itu. Ternyata benar, cewek yang didekati rio dengan santai mau di peluk olehnya.

Dari keramaian, seorang remaja kebingungan mencari temannya, karena mendapatkan telpon dari temannya yang mengatakan mabuk, dia dengan terpaksa harus mencarinya di bar. Padahal ini kali pertama dia di dalam diskotik. Perasaan takutnya langsung di singkirkan demi sahabat yang sedang galau itu. Teman itu adalah Rani. Rani yang patah hati karena idol K-Pop nya menikah, padahal cuma ngefans artis.
Kalian ga salah baca kok hehe, rasya memang berteman dengan wanita karna dia tidak ada yg mau temenan sama dia karna katanya rasya itu banci, apa karna rasya itu manis, imut ya atau mungkin cantik? Memang orang-orang kalau ngomong ga mikir mikir dulu, bangsat banget kan? Iyalahh, lanjut

Rasya pun kadang tidak habis pikir dengan jalan pikirannya. Tak lama setelah ia keluar dari kerumunan. Rasya melihat Rani sedang duduk bersama cowok, tak mau menunggu lama, dia pun menghampirinya. "Ran, Pulang." Rasya langsung menarik lengan sahabatnya itu

Sontak Rani yang berada dalam pelukan rio langsung kaget semua. "Lo siapa? Lah Lo kenapa pakek baju princes, mau dilamar Lo." Celoteh Rani, halusinasinya macam macam. Maklum kan dia mabuk.

Rasya yang tahu sahabatnya tengah mabuk tetap menarik temannya. "Pulang, jangan kayak gini kamu. Sadar Ran, ini dimana."

"Ini bukannya di bukit prindapan ya?" Rani malah terkekeh. "Sayang jangan lepasin pelukan kita," cewek itu kembali memeluk rio, dengan cepat dia pun menangkap pelukan itu.

Rasya mengehala napas kasar, "tolong lepasin temen saya," ucapnya sambil terus memisahkan keduanya. Karena Rani yang tidak mau melepaskan pelukan, akhirnya rasya lah yang tersungkur.

Saat rasya hampir jatuh, sesorang langsung menangkapnya. Sosok tinggi besar itupun
seketika kaget. Rasya pun ikut kaget, ia langsung melepaskan diri.

Keduanya tak bersuara, lidahnya kelu tak mampu berucap apapun.

"Sya, ngapain Lo diam aja. Gue mau di unboxing sama ni cowok brengsek," celoteh Rani melepaskan pelukannya.

Alvino (BL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang