XIV

129 14 0
                                    

"Zayyan apa kau yakin akan bolos sendiri an? Ayo masuk saja ke kelas mu aku akan menemanimu disisi mu bagaimana?" Leo meyakinkan zayyan untuk tidak membolos setelah istirahat ini selesai.

"Aku akan kembali besok! Sekarang sudah masuk kelas, kau pergi lah" hampir saja zayyan ingin mengajak Leo pergi untuk bolos, setelah kejadian satu tahun yang lalu yang membuat peringkat nya turun.

Bukan Desember kali ini akan diadakan ujian sekolah lagi karena bulan Januari ada lomba lomba dengan hadiah yang cukup besar.

"Umm kalau begitu aku akan pergi, kau akan lewat tembok samping itu kan karena pendek" tanya Leo

"Iya, dan jarang ada satpam yang berjaga sampai belakang sekolah. Makanya aku mengajakmu untuk makan disini, baiklah aku akan pergi sekarang kau pergilah" setelah menyaksikan kepergian Leo zayyan pun mulai memanjat tembok dengan susah payah.

"Ternyata cukup tinggi, apa ada barang yang bisa dinaiki disini?" Zayyan pun mencari cari barang yang akan memompa tubuh nya untuk naik ke atas tembok dan pergi ke luar dari sekolah.

Akhirnya ia menemukan ember putih, tanpa basa basi ia pun naik dan loncat dari dalam sekolah.

"Akhirnya aku bebas" zayyan meregangkan otot tubuhnya

BRUGKK

"Akh.."

"Sial mengagetkan saja, lain kali mendarat dengan benar" zayyan pun pergi meninggalkan orang yang baru saja terjatuh.

"Ya, lu mau kemana"

"Urus saja urusan mu, brengsek!" Zayyan acuh tak mau menoleh sedikitpun pada pria tersebut.

"Leo sialan, pasti dia keceplosan" batin zayyan

"Ahh.. apakah patah? Tapi sepertinya hanya keseleo" sing pun bangkit dan menyeret kaki nya karena keseleo setelah jatuh dari atas tembok.

Karena terburu buru ingin membawa zayyan kembali ke kelas ia malah terjatuh duluan saat tubuhnya belum siap untuk melompat.

"Nak zayyan, apa dia temen mu? Seperti nya dia terluka apa dia pertama kali kabur bersama mu"

"Eoh halmoni, lupakan bajingan seperti dia. Apa kau membuka ramen pagi pagi hari ini? Zayyan mengalihkan pembicaraan

"Ah iya aku membuat resep baru ayo masuk, HEI NAK KEMARI" Triak wanita tua itu kepada sing

"Aku?" Sing menunjuk diri nya karena berpikir tidak ada orang lain lagi selain dirinya

"Nee"

"Wah sudah tua suaranya pun besar sekali Kira kira umur berapa 60? Atau 70?" Sing pun pergi menuju rumah makan ramen tersebut.

"Duduklah senyaman mu, ini pertama kali nya yah?.."

"Nee" jawab sing

"Apa dia yang mengajak mu? Dasar anak badel" TAK nenek tersebut menjitak dahi zayyan.

"Akh.. nek apa apan itu, aku bahkan tidak mengenal nya!" Zayyan menatap sinis sing

GLEK..

"Benarkah, lalu apa yang membuat mu mengikuti nya dengan kaki seperti itu?"

"Ah itu guru memanggil dia jadi saya mengikuti nya kemana dia pergi"

"Gua bakal Dateng besok" jawab zayyan

"Tidak bisa pulang sekolah, kita harus menemui pak ahn"

"Gua bilang besok ya besok sialan"

TAK TAK TAK TAK...

"Halmonie..." Kesal zayyan

"Zayyan, datangi guru mu sebelum pulang nanti" perintah nya

"Siapa dia? Apa dia nenek mu" bisik sing penasaran.

choose me  {Sing Zayyan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang