XIII

147 13 0
                                    


Tepat satu bulan sebelum kenaikan kelas, dan sebelum zayyan ingin menjauh dari Leo. Tapi faktanya dia tetap gak bisa menjauhi Leo setelah kenaikan kelas tersebut.

TAKK..

"Gimana jadi ke perpustakaan gak bro" zayyan memukul meja agar fokus Leo teralihkan ke zayyan.

"Bro?" Leo menatap zayyan dengan penuh kekecewaan.

"Awh.. apa kita tidak sedekat itu?.. jadi gimana jadi gak" senyuman manis nan imut itu lah yang membuat Leo menyukai nya, tingkah polos tapi brutal semuanya Leo suka.

"Kalau gak gua mau ke warnet sama bocah bocah" zayyan menunjuk tepat kebelakang dimana temen temennya berada.

"Kan rumah ku ada, kenapa harus ke warnet? Lupakan saja ayo kita ke perpustakaan. Sebelum itu aku ingin beres beres buku dan menghampiri wali kelas, katanya aku harus mengambil sesuatu disana" Leo

"Ingat kau tunggu aku disini, kalian temannya pulang lah" Leo pun pergi ke ruang guru setelah rapihkan meja dan buku nya kedalam tas.

"Apa ibu memanggil saya?" Leo menghampiri wali kelas

"Leo ada yang ingin ibu bicarakan, tapi tidak disini ayo pindah ke lorong dekat tangga saja" wali kelas pun keluar dan di ikuti oleh Leo.

"Ada apa dengan mu? Kenapa nilai mu drastis turun bulan ini, sebentar lagi ke naikkan kelas apa kau tetap akan bermain dengan bocah bodoh itu" wali kelas

"Hahh... Bu seperti biasa aku hanya bertaruh dengan anak sebelah siapa yang menang di bulan ini"

"Tapi kau kalah telak setelah masuk 10 besan dan bukan 3 besar, apa kau tidak malu? Dari awal selalu peringkat satu tiba tiba ke peringkat lima huh!" Leo yang mendengar itu sedikit kesal ia sudah cukup muak untuk selalu mendapatkan peringkat satu saat ujian sekolah nya.

"Bu, aku juga ingin merasakan masuk ke 10 besar. Lagian bosan kalau hanya peringkat satu terus"

PLAKK

"Lalu apa yang harus saya katakan saat kedua orang tua mu bertanya tentang ujian sekolah mu huh?"

"Ah shii.. saya pergi kalau begitu" Leo pun bergegas pergi menuju kamar mandi dan melihat pipi nya.

"Wah ini merah, menyebalkan sekali wanita tua itu, apa yang harus aku katakan pada orang tua mu?.. apa geh pasti kan ada jawabannya lagian orang tua gua gak nuntut ke gua" Leo berbicara kepada dirinya sendiri

"Oh iya perpustakaan pasti zayyan menuggu ku lama"

.
.
.
.
.

"Zayyan ayo ke perpustakaan" Leo dengan semangat penuh

"Lu.. lupakan ternyata aku ada janji sama Hyung ku" zayyan ragu ragu

"Aku ingin bilang tadi tapi.. kau sudah pergi duluan" zayyan mengambil tas nya dan bersiap siap untuk pergi.

"Ahh menyebalkan sekali" ucap nya pelan

"A-apa kata lu?.. menyebalkan" zayyan berjalan mundur saat Leo terus berusaha mendekat kearah nya

BRUKK hingga zayyan terpojok ke lemari buku tepat di paling belakang

"Zayyan, hari ini suasana hati ku sedang down. Jadi bisakah kau menurut saja"

"Dasar gila, lu terlalu mencolok sekarang" zayyan merasa canggung dengan keadaan seperti ini

"Mencolok bagaimana, ini sepi zayyan hanya kita berdua. Biarkan aku mencium mu"

BUAGHH/ zayyan memukul perut leo

"Dasar bajingan gila, gua nganggep lu cuma sebagai teman ya paling klo lebih adek. Anggap aja ini tidak pernah terjadi sialan"

choose me  {Sing Zayyan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang