░ O1

180 24 3
                                    

- ★!

! ★ -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

! ★ -

Suara angin yang bertiup pelan, daun-daun gugur, dan gadis bernama ( y/n ) yang berjalan di tengah hutan sambil menyeret orang-orangan sawah yang lusuh. Tempatnya terpencil, jauh dari pandangan mata.

Dia sudah sering ke sini, menjadikan tempat ini sebagai sarana latihannya.

( y/n ) menghentikan langkahnya dan menancapkan orang-orangan sawah di tanah. Dengan cepat, ia mulai melancarkan pukulan dan tendangan tanpa henti, matanya fokus penuh.

Demi membuat tubuhnya mampu menahan teknik kutukan yang ia punya, ia terus-terusa berlatih setiap harinya. Rutinitas ini disadari oleh orang-orang di klan-nya namun mereka tidak pernah menghentikannya-mengetahui apa yang akan terjadi jika tubuh gadis ini ketika tidak sanggup menahan energi kutukannga.

Ia sudah berlatih berjam-jam di hutan. Saat ia hendak melanjutkan serangannya lagi, perasaan aneh merambat di punggungnya, seolah-olah dia sedang diawasi. Ia merasakan kehadiran seseorang.

( y/n ) menghentikan latihannya dan berbalik perlahan. Matanya bertemu dengan sepasang iris biru.

Laki-laki nampak seumuran dengannya berambut putih berdiri tak jauh darinya. Mata birunya begitu terang, seolah-olah bintang-bintang terperangkap di dalamnya.

(y/n) menatapnya dengan datar. Tak ada ketertarikan, tak ada kejutan. Hanya ekspresi bosan.

Setelah beberapa detik, dia kembali pada orang-orangan sawahnya, melanjutkan latihannya seolah-olah anak laki-laki itu tak ada di sana.

Anak laki-laki itu mengerutkan kening, penasaran. Biasanya orang-orang takut saat melihatnya, namun gadis ini berbeda.

Tidak ada ketakutan, tidak ada rasa kagum. Hanya kebosanan. Dia tetap diam, mengamati, sebelum akhirnya pergi tanpa sepatah kata pun.

────୨ৎ────

Esok harinya, ( y/n ) kembali ke hutan, menyeret orang-orangan sawah yang sama. Ia memulai rutinitasnya seperti biasa, seolah-olah kejadian kemarin tak pernah terjadi.

Namun, kali ini dia merasakan kehadiran yang sama bahkan lebih awal dari sebelumnya.

( y/n ) mendongak sejenak, menatap ke arah yang sama di mana anak laki-laki itu berdiri kemarin. Dan benar saja, di sana dia berdiri lagi.

Dengan mata birunya yang berbinar-binar seperti bintang di langit malam. Kali ini, dia berdiri lebih dekat.

( y/n ) menghela napas dalam-dalam, lalu tanpa mengucapkan apa-apa, ia memulai kembali latihannya. Keringatnya menetes, namun fokusnya tetap tak terganggu.

Anak laki-laki itu, masih berdiri di sana, tidak bergerak, hanya mengawasi.

Selama berjam-jam, keduanya terdiam di hutan. Hanya suara dentuman pukulan yang terdengar, diiringi oleh suara napas yang teratur.

𝑻𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 - JJK X READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang