𝗧𝗔𝗞𝗗𝗜𝗥
𝜗𝜚 Untungnya, bumi masih berputar
Untungnya, ku tak ingin menyerah
Untungnya, ku bisa rasa
Hal-hal baik yang datangnya belakangan.
ᯤ October 12, 2024.
▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄▀▄
Malam itu, udara terasa lebih dingin dari biasanya, sunyi mencekam di sekitar kediaman klan Gojo. Di kamarnya, Gojo sudah siap.
Pukul dua pagi, ia berdiri di tengah ruangan, mengemasi pakaian dan barang-barang berharganya, termasuk segala sesuatu yang berhubungan dengan Digimon-figurin, gantungan kunci, dan beberapa kartu yang ia simpan rapi.
Sebelum ia sempat meninggalkan kamarnya, langkah kaki pelan terdengar mendekat. Seorang pelayan dari klan berdiri di ambang pintu, menatap Gojo, "Tuan Gojo... Anda ingin pergi kemana di tengah malam begini?"
Gojo berbalik, "Aku akan pergi dari klan ini." Ia menjawab santai, seolah hal itu bukan masalah besar.
Pelayan itu terkejut, mencoba menghentikannya. "Tapi, Tuan Gojo, Anda tidak bisa pergi begitu saja! Ini sangat berbahaya, Anda adalah kebanggaan-"
Pelayan itu terdiam sejenak. "Apakah ini ulah si gadis aneh itu?"
Gojo berdehem heran namun menyadari siapa yang pelayan ini bicarakan; ( y/n ).
"Aku tahu setiap engkau kabur engkau akan selalu menemui anak sialan itu" mata pelayan tersebut menatap sinis ke tanah, "apa dia mencuci otakmu? Jika iya, tidak terlambat untuk-"
"Diam"
Sebelum pelayan itu bisa menyelesaikan kalimatnya, mata biru Gojo berkilau dalam kegelapan, irisnya memancarkan aura yang mematikan.
Mungkin dengan tatapan itu sendiri Gojo bisa memotong sebuah pohon.
"Jangan pikir kau bisa menghentikanku," ujarnya dingin, matanya menatap lurus, "Aku yang terkuat. Tidak ada satu pun dari kalian yang bisa menghalangi jalanku. Jangan ikut campurkan ( y/n ) pada masalah ini"
Pelayan itu hanya bisa menunduk ketakutan, sementara Gojo berjalan keluar tanpa melihat ke belakang. Begitu ia menginjakkan kaki di luar rumah klan, tatapan horornya perlahan memudar.
Di kejauhan, di bawah sinar rembulan yang samar, ia melihat ( y/n ). Gadis itu sudah menunggunya dengan tas di pundaknya, barang-barangnya siap.
Walau berada cukup jauh, Gojo bisa melihat wajah ( y/n ) dengan sangat jelas. Pancaran rembulan membuatnya terlihat sangat cantik.
Tatapannya melunak, dan dia berhenti sejenak. Sudah lama ia berpikir untuk kabur, untuk meninggalkan segala tekanan dan kewajiban yang diberikan oleh klan. Namun, sesuatu selalu menghentikannya-entah rasa tanggung jawab, entah rasa takut akan kesendirian.