XII

0 0 0
                                    

Kaki telanjang Yasmine berjalan menyusuri lantai kayu tempat Nobody, kepalanya mendongak menatap lorong yang cukup besar itu.

Nobody jalan di depan Yasmine dengan wajah masamnya.

Masalahnya sebelum mereka berdua di lorong, gadis berambut ubur-ubur itu sangat memberontak. Tidak takut dengan segala ancaman yang diberi Nobody.

Flashback on.

"Maksud lo?"

Nobody berkedip cepat sebelum menggelengkan kepalanya. "Ga jadi ah."

"Ga terima cancel."

"Ga mau."

Yasmine melotot kesal, menatap Nobody dengan malas.

"Ah ya udah sih," katanya sambil bangkit dan berjalan menuju pintu yang dipakai Nobody tadi.

"Mau kemana?!"

"Pulang."

"Ngga ngga ngga, balik lagi sini!"

"Ga mau!"

Yasmine melirik saku jaket Nobody dan mengambil kunci pintunya dengan cepat tanpa bisa Nobody hentikan.

"Eh?! Lo buka pintu itu, gue pukul lo!"

"Ga takut!"

"Gue injek lo!"

"Ga takut!"

"Gue- HEI!" Dirinya kaget saat Yasmine dengan mudah membuka pintunya dan pergi keluar ruangan.

Flashback off.

Entah Nobody yang bodoh dalam hal mengancam atau memang Yasmine yang tidak mengenal takut.

Helaan nafas keluar dari mulut Nobody bersamaan dengan pundaknya yang jatuh tidak bersemangat.

"Tempat apa ini?"

"Rahasia." Ketus Nobody.

"Ih kok gitu sih? Lo ngambek ya?"

Nobody hanya menggelengkan kepalanya, kakinya terus berjalan malas.

Yasmine berlari kecil dan berdiri di depan Nobody dengan tangan yang terbuka.

"Bohong! Lo marah sama gue!"

Nobody menatap Yasmine dengan datar, wajahnya terlihat sangat kesal dengan Yasmine.

Yasmine menghela nafas dan berjalan mendekat.

"Jangan marah dong~"

"Ngga."

"Jangan marah~"

"Awas ah!"

Terpaksa, Yasmine mendorong Nobody ke tembok lorong dan membuat Nobody kaget.

"Jangan marah~" kata Yasmine, tubuhnya yang lebih kecil bergerak menyudutkan badan Nobody yang jelas-jelas lebih besar dari Yasmine.

"Cih, bocah."

"Heh, apa maksud?!" Kesal Yasmine, tidak terima dengan ejekan itu.

Dengan mudahnya Nobody mengangkat badan Yasmine ke gendongannya dan berjalan menuju ruang tengah.

"Ini rumah lo ya?!"

"Ya menurut lo?" Jawab Nobody, masih ketus.

Yasmine melirik Nobody dengan tidak suka melalui ekor matanya, tapi mulutnya tidak mengeluarkan kata apapun.

Nobody mendudukkan dirinya diatas sofa, masih dengan Yasmine di gendongannya.

Alhasil Yasmine duduk di pangkuan Nobody.

"Kok duduk? Ayo anter gue pulang!"

"Ga."

"Gue pengen pulang!"

"Ngga, Yasmine."

"Gue mau- hn?!"

Nobody mengecup bibir Yasmine dengan cepat, itu mampu membungkam bibir Yasmine yang cerewet.

Terdiam sebentar. Nobody menatap Yasmine dengan mengejek, Yasmine menatap Nobody dengan kaget.

"Ga sopan!" Amuk Yasmine sambil memukul bahu Nobody.

Nobody hanya mengangkat bahunya tak peduli, dirinya melingkarkan tangannya di pinggang Yasmine sembari kepalanya ia simpan di bahu Yasmine.

"Lepasin guee!"

Bukan dilepaskan, justru Nobody mempererat pelukannya.

"Diem." Singkatnya sambil menutup matanya, nafasnya menyapu sedikit permukaan leher Yasmine yang membuat sang empu bergidik geli.

Yasmine menggeliat kecil untuk melepaskan diri tapi hasilnya nihil, Nobody tidak tergerak sedikitpun oleh gerakan Yasmine.

Dirasa semua sia-sia, Yasmine menghela nafas berat dan berusaha membiarkan itu sebentar walaupun rasanya tidak nyaman.

Nobody menutup matanya erat, benar-benar mengistirahatkan kepalanya di atas bahu kanan Yasmine.

Yasmine beradaptasi dengan rasa tidak nyaman itu sesekali menunduk guna menatap Nobody. Rasanya benar-benar tidak nyaman, tapi dirinya juga tidak tega harus mengusir kepala Nobody dari pundaknya.

Perlahan, tangan kirinya terangkat dan menyentuh rambut hitam legam milik Nobody. Tangan itu mulai mengusap sedikit rambut Nobody.

"... Jangan pergi." Gumam Nobody.

"Hah?"

Terdiam sebentar, namun tangan Yasmine terus mengusap rambut Nobody.

"Awas aja kalo lo pergi..."

Dahi Yasmine berkerut bingung, sedikit melamun sambil berpikir hingga tanpa sadar jika Nobody mengangkat kepalanya dan menatap wajah kebingungan Yasmine.

"Lo ngerti, kan?" Bisik Nobody dengan sinar mata yang berbeda.

Yasmine menolehkan kepalanya menatap wajah Nobody dengan lamunannya sebelum bibirnya tiba-tiba terasa dingin dari bibir Nobody.

Nobody menciumnya.

Bibir Nobody tidak hanya diam, dirinya mulai memainkan bibir milik Yasmine dengan matanya yang mulai tertutup.

Yasmine jelas terkejut, tapi tangannya justru melingkar di leher Nobody, sedikit memeluknya.




























"Bungaku..? Dimana bungaku?!"





























Tbc.

Vrijheid Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang