XIII

0 0 0
                                    

Yasmine memakai handuknya setelah ia mandi, matanya menatap cermin di depannya.

Kejadian Nobody menciumnya kemarin membuatnya bingung, kenapa lelaki itu tiba-tiba sekali...?

Matanya terus menatap cermin, pertanyaan yang lain muncul di pikiran Yasmine.

Kenapa dirinya tiba-tiba ada bersama Nobody? Dimana pria bertopeng itu? Dan topeng kelinci itu...

"Lama amat, lagi ngapain sih?" Tanya Nobody tiba-tiba, dirinya berdiri bersandar pada tembok di samping pintu kamar mandi.

"Anjing- keluar dulu ga lo?!"

Bukan menurut, Nobody malah berjalan mendekat dan melingkarkan tangan ke pinggang Yasmine.

"Nobody!"

"Wangi amat~" katanya dengan menggoda, hidungnya mengendus sisi leher Yasmine.

Yasmine bergidik ngeri dan menampol dahi Nobody dengan kuat.

"Aduh~" kata Nobody sambil melepaskan tangannya dari pinggang Yasmine, mulutnya terkekeh geli karena reaksi Yasmine.

"Jangan sopan santun nya!" Kesal Yasmine sambil mendorong Nobody ke luar kamar mandi.

Nobody membiarkan dirinya di dorong begitu saja, toh dianya juga yang salah.

Pintu kamar mandi tertutup dengan keras oleh Yasmine, ia segera memakai baju yang ada.

Ya, baju milik Nobody.

Kaos putih oversize dan celana training yang kekecilan bagi Nobody terpasang di badan Yasmine.

"Ah elah gede amat bajunya..."

Tangannya membenarkan celana training berwarna hitam itu agar terasa nyaman dipakai, tapi ujung jarinya tidak sengaja menyentuh sebuah benda berbentuk persegi di dalam saku.

Dengan rasa kepo yang tinggi, tangannya mengeluarkan benda itu dari saku.

Sebuah dompet.

"Buka ah siapa tau ada duitnya~" jahil Yasmine sambil membuka dompet coklat itu.

Namun sebelum melihat ke inti dompet, matanya tertuju pada sebuah kartu yang menampakkan identitas seseorang di salah satu sekat dompet yang berwarna bening.

Nama : Florian Dexter

Yasmine berkedip pelan, merasa tidak asing dengan nama Florian Dexter ini.

"DUAR LAGI NGAPAIN HAYOO?!" Teriak Nobody sambil membanting pintu agar terbuka.

Ada aja gebrakannya.

Kaget, Yasmine menjatuhkan dompetnya dan berbalik menatap Nobody.

"Gue kaget!"

"Oh, ada seseorang yang buka dompet oranglain tanpa izin ya~?"

Nobody mengambil dompet yang jatuh itu dan memasukkannya pada saku celananya, matanya menatap Yasmine dengan serius.

"Itu- cuma ada di celana training ini kok!"

"Berani banget ya. Dimana letak sopan santun nya~?" Tanya Nobody dengan santai namun serius, kakinya berjalan mendekat hingga Yasmine berjalan mundur hingga punggungnya menempel pada cermin.

"Ah... Ekhem, maaf.." kata Yasmine sambil menunduk malu.

Nobody berdiri dekat di depan Yasmine, hanya diam menatapnya dari atas.

"Maaf, Nobody..."

"Minta maaf atau cuma main-main~?" Tanya Nobody sambil mencolek dagu Yasmine.

Yasmine semakin menunduk, benar-benar takut dengan aura yang dikeluarkan oleh Nobody.

"Gue serius, minta maaf..."

Terdiam cukup lama yang membuat Yasmine frustasi sendiri dalam tundukkan kepalanya.

Nobody tertawa keras sambil mengangkat badan Yasmine ke gendongannya, tangan kanannya ia pakai untuk di duduki oleh pantat Yasmine.

Yasmine terkejut dan berpegangan dengan cara memeluk sedikit leher Nobody, mulutnya terbuka sedikit karena itu.

"Florian Dexter..." Gumam Nobody sambil berjalan keluar kamar mandi, dengan Yasmine di gendongannya.

Kakinya membawa dirinya ke dapur, lebih tepatnya ke meja makan. Di atas meja kayu itu sudah tersedia banyak makanan, sepertinya selagi Yasmine mandi dan memakai baju, Nobody sempat membuatkan sarapan untuk mereka.

Nobody mendudukkan Yasmine di salah satu kursi sebelum dirinya mendudukkan diri di kursi samping Yasmine.

"Ayo makan." Ajak Nobody dengan santai, tangannya menyiapkan makanan untuk Yasmine terlebih dahulu dibandingkan dirinya sendiri.

"..." Yasmine terdiam, kepalanya masih tertunduk karena merasa bersalah.

Nobody tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya sembari ia sibuk menyiapkan makanan untuk Yasmine.

"Nobody..."

Hening. Tidak ada jawaban dari si pemilik nama.

Yasmine meneguk ludahnya gugup sebelum bersuara lagi.

"Nobody-"

"Siapa itu Nobody?"

Kepala Yasmine terangkat, menatap Nobody bingung.

"Kan lo itu Nobody..?"

"Lo tau sendiri kan kalo nama gue itu Florian?"

Mulut Yasmine terkatup, merasa bersalah lagi.

"Tumben banget merasa bersalah, biasanya ngga~" kata Florian dengan mencubit sedikit pipi Yasmine.

"Tapi kan-"

"Udahhh, makan aja dulu ya sayang~" katanya lembut sambil memberikan kecupan ringan di pipi kanan Yasmine.

"O-oke..."
























"Ayo habisin makanannya, nanti ada sesuatu yang datang loh~"




















Tbc.

Vrijheid Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang