20.

40 4 0
                                    

"La, gue lagi bingung"

"Bingung kenapa lo?"

"Kadang gue ngerasa perasaan gue ke Adira perlahan hilang kadang juga perasaan gue masih sama"

"Masih sama tuh gimana maksudnya?" Sebenarnya Anola udah di tahap males dengar Rega bahas tentang Adira di antara mereka. Tapi karna Anola tidak ingin melukai hati Rega lebih dalam, Anola sangat amat terpaksa menanggapi curhatan Rega kali ini, terlebih karna Anola sudah meyakin kan diri untuk melupakan perasaan nya ke Rega. Keputusan untuk melupakan perasaan nya ke Rega memang sudah lama ia ingin lakukan, namun sekarang Anola yakin untuk memantapkan keputusan nya karna melihat Rega dan Adira berduaan di restoran kemarin.

"Gue masih suka sama Adira" Anola hanya mengangguk mendengar penjelasan dari Rega.

"Adira pengen banget gue bilangin kalo gue disini. Gue sahabat yang suka sama dia. Yang peduli di setiap keadaan dia, yang selalu ada setiap dia butuh gue. Gue suka sama lo, Ra" Rega prustasi ungkapin perasaan nya. Dengan lesu Rega selonjotan di sofa apartemen Anola.

Jangan tanya kenapa bisa Rega berada disini. Ini kali kedua Rega berada di apartemen milik Anola.

Pagi tadi hari tanpa tugas bagi mahasiswa yang arti nya sedang berlangsung nya cuti. Karna tidak memiliki aktifitas Anola memutuskan untuk diam dirumah aja tapi kedatangan Rega mengacaukan rencana me time Anola.

Awal nya Anola menolak Rega masuk kedalam apartnya, namun Rega tetap dengan pendirian nya dan merayu Anola agar dapat masuk ke dalam apart Anola. Hasilnya Anola kalah, Rega ia biarkan masuk dan mengacaukan rencana nya untuk menikmati ketenangan tanpa manusia manapun.

"Adira mana percaya, Re. Bentukan lu red flag gitu, mana mau lah dia. Gue juga kalo jadi Adira gue milih Aldo, secara Aldo dari tindakan dan sikap nya aja udah keliatan gren flag. Elu mah jauh dibelakang Aldo, Re" Rega makin aja lesu mendengar kata menyakit kan yang Anola sampaikan.

"Gue red flag dari mana nya sih, La?" Mendengar ucapan Rega, Anola reflek noleh ke arah Rega. Sumpah, lo masih nanya red flag lo dari mana? Ujar Anola dalam benak nya.

"Lo masih gak sadar, Re? Sumpah?" Hanya itu yang dapat Anola luap kan.

Rega menanggapi Anola hanya dengan gelengan kepala nya, tanda ia benar tidak mengetahui dari dirinya yang mana yang dapat di sebut red flag. Anola kepalang emosi, dengan gusar Anola menghembuskan nafas nya, siap mengucapkan kalimat panjang lebar hanya untuk menyadarkan teman nya ini.

"Gini ya, Re. Lo denger gue baik baik. Berapa hari yang lalu lo baru aja, baru aja nyuruh gue buat jadi cewe lo. Dan itu hanya contoh kecil nya aja, lain lagi dimana lo friendly banget ke orang bahkan ke banyak cewe. Trus lo kalo gak sama gue ya sama cewe lain, ya memang kebanyakan sama gue. Tapi lo mau mastiin Adira kalo lo lebih baik dari Aldo yang se ijo neon itu? Telen deh impian lo itu dalam dalam. Gue jamin Adira bakal ngakak kek gue" Anola ketawa kenceng banget. Gak kebayang ekspresi Adira yang juga tertawa nanti nya bila Rega sampaikan dirinya jauh lebih baik dari Aldo.

"Gue gak tiap hari sama lo, La. Trus itu cewe cewe, gue cuma mau jadi orang ramah aja sih gak ada maksud apa apa" Rega mulai membela dirinya yang menurut nya tidak lah seburuk itu untuk disebut red flag.

"Gak tiap hari tapi tiap saat? Trus itu apa? Lo bilang cuma mau jadi orang ramah? Haha orang ramah mah ramah aja kalo di sapa just say 'hi' dan gak malah jadi akrab trus sampe save nomor tu cewe. Ramah yang begitu?  Itu ramah apa mau koleksi cewe sih, mas?" Sebenarnya ini Anola ingin menyindir dirinya dan bukan Rega. Sudah tau Rega begitu friendly tetap saja dirinya memilih untuk suka sama Rega. Tolol sih gue pikir Anola.

"Menurut lo itu red flag?"

"Bukan menurut gue aja, Adira juga bilang begitu pasti"

"Ya udah gue apusin dah" Rega memilih untuk menghapus nomor nomor perempuan yang memintanya untuk disimpan nomor mereka. Nyatanya Rega bukan ingin menyimpan nomor perempuan perempuan itu, Rega hanya tidak enak jika menolak.

BackburnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang