11.

63 9 0
                                    

Cuaca nya sedang terik saat ini, namun ke empat manusia itu memilih untuk makan siang di pinggir jalan dengan tenda tipis sebagai atap nya.

Belum habis nasi goreng di piring Dion. Tiba tiba saja dia berdiri dan memungut jaket serta handphone nya yang dia letak di samping nya.

"Eh lo mau cabut yon? Kenapa?" Bagas, salah satu teman boxing Rega dan Dion yang ikut join makan siang di pinggir jalan.

"Gue balik dulu. Ada hal penting banget" Mimik wajah Dion panik banget. Ke tiga teman nya jadi saling pandang. Heran dengan Dion.

"Hal penting apa, Yon? Panik banget muka lo" ini Rega yang nanya. Dion muka nya gak pernah se-panik ini ia lihat. Rega pikir ada sesuatu yang buruk telah terjadi.

Dion mandang Rega dengan tatapan putus asa nya. Memikirkan apakah harus ia beritahukan pada Rega?.

"Anola, Re. Gue harus nyusul dia" Jawab Dion pada akhir nya.

"Anola kenapa?" Makin kepo di campur panik Rega, saat nama Anola di sebut Dion. Sudah dua hari Anola tidak berkirim pesan pada nya. Bahkan ketemu di kampus juga tidak pernah.

"Dia ke rumah bokap nya" Rega langsung paham. Kejadian satu tahun yang lalu, Rega lah yang membawa Anola ke rumah sakit saat tau Papa nya Anola melakukan kekerasan fisik.

"Ayo Yon, naik mobil gue aja" Ikutan panik, Rega langsung narik jaket sama kunci yang ada di meja. Tak mau lama, Rega narik tangan Dion menuju ke arah mobil nya.

Dua teman nya yang lain hanya saling pandang. Bingung apa yang terjadi pada ke dua teman mereka.

💫💫💫

Tiba di depan rumah utama Anola, dengan tidak sabaran Rega me-mencet tombol bel agar penjaga rumah atau siapa pun membuka kan mreka pagar.

Mang Didit bukain pagar setelah mendengar berkali kali suara bel.

"Mang Anola dimana?" Langsung saja Dion nanya ke Mang Didit. Mang Didit udah lama ia kenal, saat SMP dulu Mang Didit beberapa kali mengantar nya pulang bersama dengan Anola. Begitu lah kedekatan Didit dan Dion.

"Itu di kamar sama neng Syifa" Tidak heran jik Syifa ada disini. Yang mengabari Dion kondisi Anola adalah Syifa. Syifa langsung saja menuju ke rumah utama Anola saat Bi Imas memberitahu nya kondisi Anola, padahal Syifa tengah berbelanja bareng Mama nya.

Di kamar Anola, bisa Dion dan Rega lihat disana ada Syifa dan seorang dokter perempuan yang sedang memeriksa kondisi Anola yang berbaring tak sadar kan diri.

Aditomo tidak memberi izin pada Bi Imas dan Mang Didit untuk merujuk Anola kerumah sakit. Aditomo hanya memanggil dokter langganan mreka untuk datang ke rumah.

"Syif Anola kenapa?" Itu Rega yang nanya. Raut panik nya gak bisa di bohongin. Rega terlalu khawatir melihat banyak nya lebam di lengan Anola.

"Saya sudah memberi salep ke lebam nya Anola. Tunggu saja Anola nya bangun. Saya permisi dulu" Dokter yang memeriksa keadaan Anola pamit undur diri setelah memberikan perawatan pada Anola.

"Bokap nya mukul Anola lagi kata Bi Imas Anola di panggil bokap nya buat bicara, gak tau apa yang Anola sama bokap nya bicarain dan Anola berujung jadi gini. Sampe lebam gitu, trus pingsan. Emang anjig bokap nya" Tatapan Syifa terlihat begitu kasihan saat menjelaskan awal mula Anola jadi seperti ini.

BackburnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang