21.

53 3 0
                                    

"Kamu tuh ya, Re. Kamu sering keluar malam. Motor motoran gak jelas. Boxing juga gak jelas. Kamu itu mau jadi apa? Mau jadi berandalan? Saya gak mau anak saya jadi berandalan. Kalau gak mau nuruti permintaan saya ya kamu pergi dari rumah ini. Saya gak masalah" Yang bilang gitu ke Rega adalah Firmanto Basuki Abraham, ayah atau yang biasa Rega, Sandra, dan Bulan sebut dengan Papa.

Suasana di meja makan berubah hening. Ucapan yang Firmanto sampaikan berhasil membuat semua orang yang berada di meja makan terdiam.

Rega selaku nama yang Firmanto sebutkan juga terdiam dan membisu. Sendok makan yang tadi ia genggam kini jatuh mendarat ke permukaan piring nya menimbulkan suara dentingan yang cukup nyaring.

"Sudah berapa kali saya sampaikan ke kamu, jadi manusia yang memiliki privilege seharusnya memanfaatkan hal itu. Bukan seperti kamu, keluyuran gak jelas, kuliah juga awur awuran. Mau jadi apa kamu?" Seolah ingin tetap menyudutkan Rega, Firmanto kini menatap ke arah Rega seusai makanan di piring nya sudah selesai ia makan.

"Bukan nya kemarin kamu yang milih jurusan kamu? Kamu bahkan mogok makan hanya karna ingin di jurusan bisnis. Tapi lihat? Kamu tekuni jurusan kamu? Sudah saya katakan dari awal untuk masuk ke dunia politik. Akan saya ajarkan bila kamu bingung. Di jurusan bisnis kamu itu, yang ngajarin kamu siapa kalau kamu gak tau? Disini kakak kakak kamu ambil dibidang politik, kamu aja yang lain dari pada yang lain" Ucapan Firmanto seolah meng-ultimatum Rega.

Memberanikan diri mengangkat wajah nya, Rega menunjukkan ekspresi protes. Apa yang Papa nya sampaikan tidak lah benar.

"Tau apa papa tentang aku? Papa tau nya aku keluyuran gak jelas, gak serius belajar. Itu kan yang papa tau tentang aku? Kalo papa belum tau aku gimana, papa lebih baik gak usah komentarin hidup aku. Dari dulu, dari dulu papa gak pernah tau tentang anak anak papa. Dan sekarang papa berlagak kayak yang paling tau?" Mungkin kalian pikir Rega anak durhaka seperti anak artis yang akhir akhir ini viral. Namun nyatanya tidak, Rega selama ini berusaha tidak meluapkan emosi nya seperti saat ini di depan Papa nya. Tapi sepertinya Rega udah gak tahan menahan emosi yang tersimpan dalam benak nya.

Seusai mengucapkan itu, Rega beranjak dari meja makan dan mengabaikan panggilan dari Mama nya. Rega pikir, lebih baik dirinya pergi dari tempat itu dari pada hal yang lebih serius akan terjadi.



💫💫💫


Seperti biasa di saat dirinya sedang ada masalah dengan Papa nya, Rega akan mencari Anola dimana pun wanita itu berada.

Karna Rega pikir, Anola yang dapat memahami nya begitu juga sebalik nya. Dari pada Adira, Anola yang dapat menenangkan emosi Rega yang sedang meluap luap seperti saat ini.

"Lo kenapa lagi, Re?" Saat ini ni orang berdua lagi di kantin Feb (fakultas ekonomi dan bisnis).

Tadi pagi Rega mengabari Anola bahwa ia akan menjemput Anola dan pergi bersama ke kampus namun Anola sudah berada di kampus.

Dan saat sampai di kampus, ternyata Anola sudah masuk kelas sejak lima menit yang lalu sebelum Rega tiba di kampus, Anola bilang dia lagi ada Quiz jadi masuk pagi, alhasil mreka baru bisa bertemu di kantin feb.

"Biasa La, bokap" Dengan lesu Rega menjelaskan permasalahan nya tadi pagi saat di meja makan.

"Lo serius gak mau masuk politik?" Tanggapan pertama Anola usai Rega bercerita.

"Engga La. Gue udah mantapin diri gue biar gak masuk ke dunia politik. Lo tau sendiri La, pemerintahan lagi di bicariin dimana mana. Gak sesuai sedikit dengan ekspetasi masyarakat aja di protes. Dan lu juga sering liat gue, tiap ketemu orang pasti di katain bokap gue korupsi. Benci gue La dunia politik" Ucapan Rega kali ini sedikit mengharukan.

Anola jadi ingat saat dimana ia baru seminggu berkenalan dengan Rega dan sedang makan bersama dengan dion, ada sekumpulan anak teknik industri datang dan mengahampiri meja mreka dan mengajukan protes mreka ke Rega selaku keluarga politik yang di kenal se-kampus. Dari situ Anola berasumsi Rega juga tidak begitu menyukai dunia politik karna pada saat anak teknik itu berkata kasar pada nya tentang politik, Rega hanya diam tanpa menanggapi, dan Dion lah yang mengusir anak teknik itu dari meja mreka.

"Gue paham maksud lo. Lo gak salah kok Re buat gak masuk di dunia politik. Dan bokap lo juga gak salah nyuruh lo masuk dunia politik" Ucapan Anola membuat Rega bingung. Rega meminta penjelasan atas ucapan Anola dengan menunjukkan ekspresi bingung nya.

"Ya, lo gak salah karna hak lo buat milih kehidupan lo selanjut nya seperti apa. Bokap lo juga gak salah karna lo gak berusaha nunjukin ke bokap lo, kalo lo se-cinta itu dengan pilihan lo. Maksud gue, tunjukin ke bokap lo, Re. Tunjukin kalo dunia nya lo gak ada di politik. Melainkan di bisnis. Tunjukin ke bokap lo, kalo lo gak suka di dunia politik dan alasan lo mengapa lo gak suka di dunia politik. Selama ini lo belum ngelakuin yang gue bilangin tadi kan?" Anola nanya gitu sambil melihat wajah Rega yang kini jadi sendu. Rega mengaduk aduk jus jeruk nya dengan sendok. Memikir kan jawaban yang akan ia ucap kan.

"Ngapain gue kasih tau, La? Bokap gue juga keliatan kayak kaga tertarik tentang hobby gue, gue kenapa, atau bahkan keseharian gue juga bokap kaga mau tau, La" Rega tidak bohong, Firmanto selalu seperti itu. Dari dulu selalu sibuk dan tidak memiliki waktu dengan anak anak nya. Itu sebab nya dulu Julianti berhenti jadi pengacara dan fokus terhadap dua putri dan Rega yang masih di dalam kandungan nya. Julianti berpikir, setidaknya ada di yang menemani anak anak nya meski suami nya begitu sibuk hingga tidak memiliki waktu dengan anak anak nya.

"Gue paham lo gimana, Re. Tapi menurut gue, karna lo belum coba dari dulu, gimana nanti ada kesempatan dan keberanian dari diri lo buat ungkapin gimana diri lo yang sebenarnya ke bokap lo"

"Gue tau sulit Re. Karna gue juga pernah ngalamin nya. Tapi gue jamin, after lo ngasih tau perasaan lo, lo bakal jauh lebih lega. Dan setidak nya itu semua udah terlepas dari benak lo yang selama ini lo pendam"

"Re, trust me. Lo punya hak buat masa depan lo, jadi lo harus kasih tau ke bokap lo, kalo lo mampu menjalani masa depan yang lo pilih dan bukan nya bokap lo pilih. Bokap lo juga gak bakal tau gimana lo se-enggak mau itu masuk dunia politik. Saran gue lo harus deep talk ke bokap lo. Dengan syarat no emosi ya bjir. Entar lo di gebukin kek gue" Udah kebiasaan Anola buat ngasih pencerahan ke Rega dikala seperti ini. Si Rega emang harus di kasih pencerahan baru ngerti.

Rega menatap Anola usai memberi nya masukan. Rega lega, setidak nya ada Anola yang selalu mengerti dan Anola yang selalu memberi nya masukan tanpa menyalahkan atau menyudut kan nya.

Itu yang membuat Rega nyaman bercerita dengan Anola. Anola selalu mengerti dirinya begitu juga sebalik nya kalau kata Anola.

Ya dua manusia ini saling menguntungkan dan membutuhkan. Namun perasaan mereka yang tak saling sama.





Tbc...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BackburnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang