──────⊹⊱✫⊰⊹──────
Perjalanan memakan waktu cukup lama, dari pagi hingga kini menjelang malam. Mereka berhenti di depan gerbang yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Remiel bisa merasakan aura yang berbeda mengelilingi tempat ini.
Bangunan-bangunan batu berlapis lumut tua berdiri kokoh di tengah lingkungan yang dikelilingi pohon-pohon menjulang tinggi. Udara di sini terasa lebih dingin, mencengkeram kulitnya dengan embusan angin yang membawa aroma pinus dan tanah basah.
Bukan hanya mereka, para murid lainnya pun ikut bertanya-tanya di mana mereka sekarang. Tak seorang pun bisa menjelaskan mengapa bukan gerbang asrama seperti biasanya yang mereka lihat. Lampu-lampu yang tergantung berayun mengikuti tiupan angin malam itu, menambah kesan misterius dan sedikit menyeramkan.
Soren berjalan di samping Remiel, membawa tas besar di pundaknya. "Ini aneh," katanya, sambil melirik bangunan asrama didepan mereka.
“Ya, dan suasana di sini terasa sangat berbeda,” Remiel menambahkan, terlihat waspada. "Kita harus berhati-hati."
Remiel mengerutkan kening saat melihat daftar nama di papan pengumuman. "Kita sekamar?" tanyanya, suaranya terisi kebingungan.
Soren menyeringai, tampak puas. "Seperti yang kau lihat," jawabnya sambil menunjuk ke arah nama mereka yang tertera bersebelahan. "Aku tebak, pasti ini juga pembagian kelompok."
"Semoga saja tebakanmu benar." Remiel menghela napas lega setelahnya. Dengan Soren di sisinya, segala ketidakpastian yang akan mereka hadapi terasa sedikit lebih ringan.
Di antara keramaian, seorang pria bertubuh kekar dan berwibawa melangkah maju, memperkenalkan dirinya sebagai kepala perlombaan— Mr. Fenn. "Selamat datang di asrama perlombaan. Di sini, kalian akan mempersiapkan diri untuk kompetisi mendatang. Ingat, setiap kamar berarti satu kelompok, dan kalian tidak akan memiliki waktu libur atau pulang ke rumah selama persiapan ini."
"Tebakanmu akurat, Soren," ucap Remiel sambil tersenyum, melirik ke arah Soren yang juga menampilkan senyum tipisnya.
"Tapi aneh, kenapa kita langsung berada di asrama perlombaan?" lanjut Remiel, menatap bingung.
Soren segera mengangkat tangan kanannya, memotong ucapan kepala perlombaan. "Maaf mengganggu, Mr. Fenn. Mewakili murid lainnya, izinkan saya bertanya. Mengapa kami langsung dibawa ke asrama perlombaan dan bukan asrama sekolah?"
Mr. Fenn menatap ramah kearah Soren, "Tahun ini, tidak ada sesi pembelajaran seperti biasanya. Setelah kalian mendapatkan kamar, kalian akan langsung mempersiapkan perlombaan. Latihan akan dimulai besok pagi,"
Fenn melanjutkan, suaranya menggema di aula. "Tugas kalian adalah beradaptasi dengan berbagai jenis ramuan dan strategi yang akan digunakan selama perlombaan. Setiap kelompok harus kompak dan saling mendukung, jadi persiapkan diri kalian dengan baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Sorcery.
Fiksi PenggemarDi dunia sihir yang penuh keajaiban, Remiel adalah seorang Althéa yang sedang menempuh pendidikan. Saat takdir mempertemukannya dengan Evander, pegawai Departemen Sihir yang terkenal, hatinya mulai bergetar, seakan merasakan cahaya baru. Dari momen...