𝐈 : PROLOG.

122 10 0
                                    

──────⊹⊱✫⊰⊹──────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

──────⊹⊱✫⊰⊹──────

Langit senja mewarnai pasar sihir dengan lembut, memantulkan keemasan di atas kios-kios yang dipenuhi aroma ramuan. Remiel -Remiel Caez Ashenvale-, dengan tenang, menyusun bahan-bahan di meja, membiarkan jemarinya menyentuh setiap tanaman dengan rasa hormat. Sebagai Althéa yang sedang menempuh pendidikan, ia sudah terbiasa berada di tengah hiruk-pikuk ini, merasakan denyut pasar sihir yang tak pernah berhenti.

Sore itu, langkah seseorang menarik perhatiannya. Seorang pemuda dengan jubah hitam pekat, sorot matanya dalam dan serius. Evan -Evander Halewood-, penyihir dari departemen sihir, sosok yang namanya sering terdengar dan juga tampan, kini berdiri di depan kiosnya.

"Apakah di sini tersedia akar mandrake yang diawetkan?" suara Evan terdengar rendah dan mantap, membuat Remiel mendongak.

"Ada, Tuan. Berapa yang Anda perlukan?" jawabnya, tetap tenang meski dadanya berdebar.

"Satu ikat." jawab Evan singkat.

Dengan cekatan, Remiel mengambil akar mandrake yang terbungkus rapi di rak. Tangannya bekerja cepat, membungkusnya dengan teliti sebelum menyerahkannya. "Harganya tiga koin perak," ujarnya, suaranya sedikit lebih lembut daripada biasanya.

Evan menyerahkan koin-koin itu tanpa banyak bicara. Tapi saat jari mereka bersentuhan sesaat, Remiel merasakan ada sesuatu yang singkat namun nyata. Ia segera menarik tangannya kembali, tak ingin terlalu memikirkannya.

Sebelum pergi, Evan menatap sekilas ramuan-ramuan lain di kios itu. "Althéa," katanya pelan, hampir seperti bicara pada dirinya sendiri. "Kau masih dalam masa pendidikan?"

"Iya, Tuan." jawab Remiel, suaranya tetap tenang meski ada sesuatu yang hangat menyusup di dadanya.

Evan mengangguk tipis. Tanpa banyak kata lagi, ia melangkah pergi, jubahnya berkibar ringan di angin sore. Remiel tetap berdiri di tempatnya, memperhatikan sosok itu hingga hilang di tengah keramaian. Ada yang tertinggal-sebuah rasa yang ia simpan rapat, hanya untuk dirinya sendiri.

Sejak hari itu, sosok Evan selalu menghantuinya. Setiap kali Remiel menyiapkan bahan untuk ramuan, ingatannya melayang kembali ke tatapan dalam yang disuguhkan pemuda itu. Ia sering kali menemukan dirinya tersenyum tanpa alasan, membayangkan senyum Evan saat menerima ramuan yang telah ia racik. Rasanya, seolah ada benang tak terlihat yang menghubungkan mereka, meski hanya sekejap.

"Aku sudah gila..." ujarnya pada diri sendiri.

Di malam hari, saat bintang-bintang mulai menghiasi langit, Remiel duduk di depan jendela kamarnya, memandangi pasar yang sekarang sepi. Ia menyentuh lengan jubahnya, seolah merasakan hangatnya tatapan Evan yang tertinggal.

Tanyangan harapan tumbuh dalam dirinya-apakah mereka akan bertemu lagi? Apakah ada kesempatan lain bagi mereka? Meskipun tak ada jawaban, hati Remiel tetap bergetar, penuh dengan harapan akan pertemuan selanjutnya.

•••

TBC.

Evander Halewood. (25 y/o)

Remiel Caez Ashenvale

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Remiel Caez Ashenvale. (20 y/o)

 (20 y/o)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(n). Althéa : Ras penyihir yang dikenal karena keterhubungan mereka dengan penyembuhan, alam, dan kemampuan untuk berinteraksi dengan makhluk hidup.

Sweet Sorcery. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang