Dini hari di Cikepuh : Susah tidur dan Gibah

280 67 22
                                    

Udah masuk akhir Oktober nih~ ada yang niat healing? Sayang cuaca agak susah diprediksi. Kadang paginya panas eh sorenya hujan. Kadang paginya mendung, eh sepanjang hari terik. Huft 😭


✨️🪸🪼🦋✨️


02:03 WIB, Pantai Cikepuh

Malam semakin larut, suasana semakin sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin larut, suasana semakin sepi. Para peserta dan panitia sudah berada di tenda masing-masing kecuali Dika, Jaka, Minggu, dan Jingga yang masih setia berceloteh sembari menikmati api unggun. Entah karena sudah terbiasa dengan jam tidur yang larut, atau memang karena mereka tidak ingin waktu di Pantai Cikepuh itu cepat berlalu.

"Akang-akang sadayana, lamun aya lowongan kerja urang mah hayang atuh." ucap Jingga serius. Sebagai satu-satunya pengangguran yang ada di sana, Jingga mencoba peruntungan untuk memperluas koneksi dan link.

(TRANSLATE: Akang-akang semuanya, kalau ada lowongan kerja aku mau dong)

" Memang maneh rek nyiar naon? " tanya Dika menatap Jingga sambil menyantap cirengnya. Walau kelihatannya paling simple, namun Dika ini nyatanya cukup rempong. Sekedar informasi, Dika adalah salah satu peserta dengan barang bawaan paling rempong di antara peserta yang lain. Itu semua karena Ia memiliki tas sendiri yang isinya cuma makanan-makanan instan semacam cireng frozen, basreng frozen, dan kebab frozen.

(TRANSLATE: Memangnya lo mau kerja apa?)

Jingga menghela nafas panjang dan menghembuskannya sedikit kasar. " Naon wae lah, asal teu jauh-jauh teuing ti background pendidikan urang. "

(TRANSLATE: Apa ajalah, asal jangan jauh-jauh dari background pendidikan saya)

" Memang maneh lulusan naon? " Jaka yang sedari tadi menyimak sambil sesekali mencomot cireng Mingyu pun ikut bertanya.

(TRANSLATE: Emang lo lulusan apa?)

"Jurusan Komunikasi urang mah."

Para jajaka mengangguk pelan.

"Hmm, cobaan waé isukan tanya-tanya ka tilu sarangkai " usul Minggu.

(TRANSLATE: Hmm, coba aja besok tanya-tanya ke tiga serangkai)

Usulan Minggu jelas mengundang tatapan bingung dari yang lain. Mereka tidak tahu siapa 3 serangkai yang dimaksud oleh jajaka itu. Kelompok yang dikenal dengan kata 'serangkai' yang mereka tahu hanya kelompok Indische Partij alias Partai Hindia yang beranggotakan Ernest Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoseomo, dan Ki Hadjar Dewantara. Tiga tokoh yang mempelapori nasionalisme Indonesia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

• OPEN TRIP : 97 LINE [Rosé's Focus]•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang