14. Ajakan
Happy Reading!
✨️
✨️
✨️A Haikal
| Dek, hari ini gaji udah turun belum?
| Aa minta 500 dongAru menurunkan kacamata bacanya, mengambil ponsel yang bergetar sejak tadi. Lalu mengetikkan balasan.
A Haikal
Baru turun besok |
Buat apa memang A? || Kakak iparmu marah-marah lagi, uang buat sekolah Arka kepakai
Kok bisa sampai ke pakai gitu? |
Kalian memang gaada tabungan khusus? || Aa nggak pernah punya, dek.
| Jadi mau kasih atau enggak nih?Kalau gajinya full Aru kasih |
| Makasih, Aa perlu pisan
| Jangan bilang Ibu, ya. Tolong bangetIya, A. |
Aru menghela napas, membereskan kertas-kertas yang berantakan dimeja lalu memasukkannya ke dalam tas.Setelah dirasa sudah rapih, Aru keluar dari kamar, sempat mengambil sebungkus nasi uduk yang sudah Ibu beli dimeja makan sebelum keluar dari rumah dan mengunci pintunya.
"Hari ini dijemput lagi, Ru?"
"Engga, dia hari ini masuk pagi juga." Aru menghampiri Ica yang sedang berjemur disamping rumah, mengusap singkat perut yang semakin terlihat besar itu.
"Gimana selama satu bulan ini, ada kemajuan apa aja?" tanya Ica sangat penasaran.
Aru mengangkat bahunya. "Ya gitulah."
"Gitulah gimana maksudnya? Ceritain atuh udah kepo banget ini!"
"Ya gitu, kemajuannya cuma makan bareng, jalan bareng, hal umum lainnya deh!" balas Aru karena memang itu kenyataannya.
"Dia udah nyatain perasaannya sama kamu belum?"
"Kan, udah, pas dulu." Aru mengaduh sakit saat Ica memukul lengannya. "Kenapa sih?!"
"Ya dulu sama sekarang beda atuh, Ru! Yang lama, kan, jelas udah kamu tolak, ini tuh ngomonginnya yang sekarang, kalian, kan, udah kayak orang pacaran, jadi statusnya udah berubah juga atau belum?" celoteh Ica.
Aru berdeham, mengerti maksud Ica. Dia jadi menggaruk rambutnya ragu mengatakan. "Ya itu belum, kan, baru satu bulan juga."
"Memang mau nunggu sampai berapa bulan lagi?"
"Pokoknya sampai yakin deh." jawab Aru membuat Ica menaikkan sebelah alisnya.
"Sekarang masih belum yakin memang?"
Aru terdiam, tidak menjawab.
"Ru, ini perkembangan paling bagus selama kamu ngejalin hubungan loh, masa masih aja ragu?"
Aru duduk disebelah Ica. "Gimana, ya, nggak tahu kenapa masih bingung aja sama perasaan sendiri."
"Coba kamunya buka hati, yang aku lihat Satya udah se-effort itu sama kamu."
Aru menunduk. "Susah, Ca. Aku tuh tahu kalau aku pun tertarik sama Satya mangkannya hayu aja jalanin hubungan tanpa status ini, tapi untuk ngelangkah ke hal yang lebih jauh kayak masih ada hal yang ngeganjel gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice Of Love (ON GOING)
Подростковая литератураArutala itu bukannya takut menikah, cuma belum siap saja dipinang sama laki-laki. Sayangnya, keluarga Aru selalu ngebet nyariin dia jodoh. Sampai Satya Darma- cowok murah senyum yang dikenalkan kakak sepupunya- menjadi pilihan terakhir. Agar keluarg...