6. Lamunan
Happy Reading!
✨️
✨️
✨️Aru berlari kencang menuju halte bus. Sesekali melirik jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 07.30 WIB.
Dia benar-benar menyesal sudah bergadang semalam, sekarang kepalanya pusing bukan main namun tetap harus berangkat bekerja karena Bang Jale menunggu sketsa design untuk sweater pesanan temannya.
Sebenarnya, semalam Aru selesai bertelepon dengan Satya sekitar jam 11 malam. Namun, karena masih belum mengantuk dia malah lanjut membuka laptop dan menonton drama Korea terbaru yang sudah didownload. Niatnya hanya menyelesaikan setengah jalan, namun Aru malah bablas sampai 2 episode.
Kalau saja Anin tidak membangunkan -karena Ibu jelas sudah pergi ke pasar pukul 4 pagi- Aru dipastikan tidak akan bisa masuk dan bangun kesiangan, lalu berakhir dimarahi Ibu sepanjang hari.
Aru berhenti tepat dihalte yang sudah penuh orang. Dia memilih berjongkok seraya mengatur napas yang masih ngos-ngosan.
"Dil, almamater udah dibawa?"
Aru refleks melirik dua gadis dengan dress selutut dan buku ditangan masing-masing.
"Udah dong, matkul gue dosen killer soalnya, bisa berabe kalau nggak bawa almet!"
"Nah baru gue mau ingetin karena itu!"
"Habis matkul itu ke kafe, yuk?"
"Gas lah!"
Aru segera mengalihkan perhatian, membasahi bibir saat gemuruh dihatinya mengganggu.
Aru ingin sekali kuliah. Sejak dirinya lulus 2 tahun yang lalu.
Namun semua harapan itu harus pupus karena beasiswanya tidak lolos, dan ibu tidak pernah mengijinkan Aru merantau sambil mencari kerja di sana.
Fakto utama soal ekonomi.
Meski begitu Aru mencoba melupakan keinginannya itu, mangkannya dia terus menyibukan diri dengan pekerjaan. Untung saja Aru diterima di toko distro yang sekarang.
Aru pikir, dengan dirinya sibuk bekerja dari pagi sampai sore bisa membuatnya lupa akan semua mimpinya itu, namun nyatanya hanya dengan mendengar hal lumrah seperti tadi masih membuat perasaannya berkecamuk.
Ternyata keinginan itu masih tetap ada.
Ambisi Aru akan kuliah masih membara.
Aru menghela napas, segera berdiri saat bus yang ditunggu tiba.
Dia memilih masuk lebih dulu dari yang lain, terus berjalan ke ujung dan duduk dikursi pojok.
Aru menyenderkan kepalanya ke kaca, disaat seperti ini ingatannya memang selalu terjatuh pada kenangan 2 tahun silam. Di mana saat itu, dia merasa masa depannya akan secerah mentari pagi.
SMAN BOGOR, 2 Febuari 2021.
"Selamat, ya, Ru, kamu masuk siswi eligible ke-2 dari 200 murid sejurusan."
Aru dengan seragam lengkap almamater biru cerahnya, dengan senang hati menerima raport beserta selembar kertas berisikan nama-nama siswa-siswi eligible untuk didaftarkan ke PTN nanti.
"Nanti jangan lupa daftar di web resminya, Ru, kalau ada yang mau ditanyakan chat ibu aja."
Aru mengangguk, segera pamit untuk pulang setelah mengucapkan terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice Of Love (ON GOING)
Fiksi RemajaArutala itu bukannya takut menikah, cuma belum siap saja dipinang sama laki-laki. Sayangnya, keluarga Aru selalu ngebet nyariin dia jodoh. Sampai Satya Darma- cowok murah senyum yang dikenalkan kakak sepupunya- menjadi pilihan terakhir. Agar keluarg...