BAB 13 DI BAWAH SAYAP ALFA

315 66 6
                                    

Hari ini, hatiku tenang. Jangan bikin gue ngamuk gegara lu pada KAGAK VOTE!!

Typo tandai!

.

.

.

"LO-"

"Hm?"

"LO-"

"Hmm?"

"Lo-"

"Hmmmmmmm?"

"Khhkk-"

Dengan kepala tertunduk, lemah, dan kalah, Farrel menggumamkan sesuatu.

"...harusnya bilang dari tadi biar kita bisa kenalan." --KENALAN APAAN MONYET! SIAPA YANG MAU KENALAN SAMA LO BANGSATT?!!! Tentu saja hanya batinnya yang mengatakan itu karena nyatanya...

"-Dari yang paling kanan, rambut jabrik kuning tai iniii namanya Gin. Yang di tengah, rambut cepak ijo lumut ituu namanya Leon. Terakhir, yang di samping gue, yang rambutnya warna ungu janda inii namanya Kenzo. Dan GUE! Manusia paling ganteng sejagat! Nama gue Farrel-"

"Oh gitu. Terus lo?" Alfa memalingkan pandangannya pada Julian, sepenuhnya mengabaikan pria lain yang membeku.

"Pffttt-"

"..."

"Uhuk! Maap, bos."

Alfa masih menatap lurus ke mata Julian.

Gelap, namun bercahaya. Ingin tahu, namun juga tak peduli. Kuat dan menjerat. Di dalam mata itu, hanya ada bayangannya. Julian sama sekali tak bisa mengalihkan pandangan dari mata itu.

Julian tak menyadarinya tapi... seberkas cahaya muncul di matanya.

Menjadi korban kekerasan selama bertahun-tahun membuatnya mengembangkan bakat yang jarang dimiliki orang.

Sensitivitas.

Dalam game, kamu menyebutnya sebagai "sense". Poin yang membuatmu semakin peka pada segala hal. Dalam kasus Julian, dia mengumpulkan poin "sense"nya melalui setiap pukulan dan kekerasan yang dia terima.

Perasaan dalam bahwa, terancam, dan keinginan yang kuat untuk hidup membuat sensitivitasnya ada di titik maksimal.

Karena itu, dia tahu. Mata di depannya, sepasang mata gelap di depannya... itu adalah variabel yang mampu membalikkan seluruh kehidupannya.

Glek.

"Siapa namamu?"

Sebuah pertanyaan yang santai dan mudah dijawab. Namun bagi Julian, pertanyaan ini bisa membawanya pada kehidupan jauh berbeda. Tapi, bukan berarti dia tahu kearah mana kehidupannya akan berjalan.

Kemuliaan kan? Atau... neraka lainnya?

"Kenapa lo diem?"

"..."

Sialan! Aku selalu dapat 'neraka' selama ini. Apa bedanya dengan satu neraka lagi?! Dengan itu, Julian membulatkan tekadnya.

"Aku... Namaku Julian!"

Alfa menarik sudut bibirnya dengan puas.

"Gue Alfa."

Setelah sesi perkenalan itu, mereka makan tanpa rasa canggung. Bahkan Farrel dan antek-enteknya, mereka bisa bercanda ria dengan Julian yang notabenenya adalah korban buli mereka. Julian juga tampak tak keberatan dengan itu. Tapi... mereka masih tidak berani bercanda dengan Alfa.

FUGUE: Mantan Bos GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang