"Kenapa gak mau dijodohin sama gue?"
"Males! Lo bukan tipe gue!"
"Kalo gue berubah jadi tipe lo berarti bakal mau?"
***
Nadine si anak manja yang begitu disayang Mami-Papinya menolak keras saat mau dijodohkan dengan Isa--anak rekan bisnis sang Papi...
Pangeran Cinta-Mahadewa (Dewa 19) (Play diatas ya 👆🏻)
🌹Happy Reading 🌹
~~~
"Model Mini Cooper kamu udah ketinggalan banget, sayang. Kamu gak kepikiran mau ganti? Tesla model X yang baru kayaknya lebih oke."
Nadine yang sedang mengunyah es krim Baskin-Robbins rasa pistachio almond kesukaannya itu segera menoleh. Menatap Noah yang antusias menunjukkan potret Tesla model X yang dikatakannya.
"Belum kepikiran buat ganti sih. Lagian diganti juga buat apa, aku belum punya SIM. Percuma gak bisa dibawa." Omelan Isa kemarin masih tertanam jelas di kepalanya. Nadine entah kenapa tidak mau membantah. Mungkin karena takut dilaporin ke Papi?
"Kamu kan punya aku, Sayang. Aku siap nyetirin kamu kemana-mana."
Nadine tertawa kecil. Segera mencubit pipi Noah yang terasa halus seperti kulit bayi. "Gak boleh. Kamu bukan supir aku."
Tring!
Notifikasi pesan berbunyi. Membuat Nadine meraih ponselnya dan segera membuka pesan masuk. Ternyata dari Isa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sayang, abis ini langsung pulang ya?" Nadine memasukkan ponselnya ke dalam slingbagusai membalas pesan Isa.
"Buru-buru banget." Noah merenggut. Tampak badmood. "Katanya waktu kamu seharian ini buat aku. Ini baru jam 8, masa kamu udah mau pulang?"
Nadine meringis. "I know. Tapi-"
"Ya udah terserah." Noah menghempas tubuhnya ke sandaran kursi. Wajahnya mengerut sebal. "Kayaknya seharian ini cuma aku yang excited sendirian."
Noah kembali merajuk. Nadine jadi pusing. Memilih mengikuti perintah Isa untuk segera pulang dengan resiko berantem lagi sama Noah, atau menuruti mau Noah dan sedikit diomeli Isa pas pulang ke rumah.
Hm, pilihan kedua sepertinya paling minim resiko enggak sih?
Ck, bodo amat lah! Nadine mending menanggung marah Isa semalaman daripada harus membujuk Noah yang gampang moody-an.
"Just one more place, oke? Aku takut dimarahin kalo pulang diatas jam 9." Mana lagi nginep dirumah orang, Nadine membatin. Mulai memikirkan alasan yang harus dia berikan supaya Isa nanti percaya.
Noah mengulum senyum mendengar maunya-sekali lagi dituruti Nadine. "Oke. Aku janji ini tempat terakhir. Abis itu aku langsung anterin kamu pulang."
***
Nadine mengernyit saat Noah membawanya ke arah jalanan sepi. Mereka sampai ke satu tempat yang sudah ramai dipadati muda-mudi.