Up—Karina Aespa (solo)
(Play diatas ya 👆🏻)🌹 Happy Reading 🌹
~~~
Tante Sarah dan Om Rendra berlari cepat disepanjang lorong rumah sakit menuju IGD tempat Isa dilarikan. Nadine yang berdiri gugup menanti pemeriksaan segera menyadari saat Tante Sarah berdiri dihadapannya.
"Tante—"
PLAK!
"Puas kamu buat anak saya masuk IGD?!"
Nadine syok memegang sebelah pipinya yang berpaling saking kuatnya tamparan Tante Sarah. Tubuhnya gemetar. Air mata langsung jatuh membanjiri pipinya yang merah sebelah.
"Saya menyesal sudah menampung kamu dirumah saya! Dasar gadis pembawa sial!"
Nadine menangis tergugu ditempat. Tidak menyangka akan mendengar Tante Sarah mengumpatinya. "M-maap ... Tante—e."
"Kamu pikir maap kamu bisa menyembuhkan anak saya, Hah!?"
"Udah, Ma. Kita fokus dulu sama Isa."
Om Rendra tidak mampu melenyapkan kobaran amarah dalam diri Tante Sarah. "Gak bisa, Pa. Anak tidak tau diri ini harus diberi pelajaran!"
Saking emosi, Tante Sarah tanpa pikir panjang kembali mengangkat tangannya untuk menampar Nadine lagi.
Nadine sontak memejam. Pasrah menerima tamparan atas dosa yang dibuatnya. Saat tangan itu mendekat anehnya yang Nadine rasakan bukanlah tamparan menyakitkan melainkan belaian lembut dengan suara halus yang memanggilnya keluar.
"Nadine, bangun, Nak."
Nadine mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk. Dinding serba putih ruang rawat menyambutnya saat Nadine membuka mata. Nadine meluruskan duduk dan merasakan punggungnya agak nyeri. "Aws ... "
"Pegal, ya? Jangan tidur disitu, Sayang. Sana rebah dikasur."
Mendengar suara lembut Tante Sarah Nadine segera menoleh untuk mendapati wanita setengah baya itu sedang menatapnya khawatir. "Tante enggak jadi tampar aku?" tanyanya polos.
"Hah?" Tante Sarah melongo bingung. "Kenapa Tante harus tampar kamu? Nadine ada yang sakit, Nak?"
Nadine meringis. Konyol sekali. Ternyata tadi cuma mimpi. "Enggak, Tante. Kayaknya aku cuma mimpi buruk."
Fyuh ... Nadine bersyukur karena kejadian menyeramkan tadi hanya mimpi buruk yang otaknya adaptasi dari sepotong adegan sinetron yang pernah Nadine tonton di tiktok.
"Jangan bilang kalau dimimpinya Tante berani tampar kamu?!" Tante Sarah syok. Tidak percaya dengan wujudnya sendiri dalam kisah mimpi Nadine. "Ya ampun tega sekali dia! Tante minta maap ya, Sayang. Tante udah jahat di mimpi kamu."
Nadine jadi merasa tidak enak. Ya ampun, padahal itu bukan salah Tante Sarah!
"Gak papa, Tante. Bukan salah Tante kok. Mungkin Nadine aja yang lagi kecapekan makanya mimpi aneh-aneh hehe."
"Aduh, Tante jadi sedih. Nadine harus jaga kesehatan ya, Nak. Jangan memforsir diri. Pokoknya Calon mantu Tante harus sehat dan bahagia terus!"
Anehnya, mendengar kata calon mantu yang biasa diucap Tante Sarah sembarangan itu kali ini memiliki efek berbeda. Nadine mendadak gugup dan salah tingkah. Kenapa sih!? Nadine sendiri heran.
"Nadine suruh pulang aja, Ma. Kasihan besok harus sekolah." Suara Om Rendra segera menyadarkan dua perempuan yang sejak tadi asyik dengan dunianya sendiri. Mengabaikan Om Rendra yang juga berada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
RED ROSE || On Going
Teen Fiction"Everything about her, means a lot for me." *** Nadine si anak manja yang begitu disayang Mami-Papinya menolak keras saat mau dijodohkan dengan Isa--anak rekan bisnis sang Papi. Bersikap ketus bahkan menolak terang-terangan sudah Nadine layangkan...