Di kelas sama saja keadaan nya, kadang ribut, kadang sepi, kadang ada yang tantrum, beragam macam setiap kelas memiliki siswa yang sangat aktif sekali. kali ini, di kelas Nella tak ada jamkos mereka sedang mengerjakan soal ujian dadakan dari mapel matematika. sama seperti biasa, Nella bertanya kepada sherly karena Cassandra masih di rawat. kalau ada gadis itu, dia akan bertanya kepada Cassandra dari pada sherly.
"Sher, nomor 1 itu kayak mana jalan nya" bisik Nella yang meja mereka berdua tak jauh jaraknya. sementara guru yang mengawasi masih menatap ponselnya. kesempatan, untuk menyontek.
"Jalan nya itu dia di tambah, lalu di urutkan, lalu di kali berapa, habis itu hasilnya di bagi sama 12" jawab sherly, masuk di otak sherly tetapi tak masuk di otak Nella.
"hah? yang mana yang di tambah, angka nya banyak bener, bingung gue. yang mana, angka yang mau di tambah, lalu yang mana angka yang mau di urutkan" balas Nella, sherly melihat kertas jawabannya kembali kemudian menjawab pertanyaan Nella.
"yang itu, di samping 30,lalu yang lo urutkan angka semua nya" lanjut sherly. Nella yang menyimak penjelasan itu, dirinya tak mengerti.
"angka di samping 30,tapi ini 30 nya ada tiga, apa gue tambahin aja ya mereka tiga tiga?" batin Nella yang masih bingung cara pengerjaan nya.
"psttt, 30 nya tiga tiga nya di tambahin?" bisik Nella lagi, namun sherly tak mendengar karena gadis itu sedang menulis.
"sial, mana sherly ga lihat ke gue pula. trus ini gue jawab gimana? apa gue jawab pake logika aja? tpi takut salah, apa gue bikin rumus sendiri aja kali ya? dari pada kosong? sumpah, ini matematika nya susah banget dari pada sekolah indraloka. indraloka ga susah amat, lah ini susah banget." batinnya, kemudian ia mengerjakan sesuai dengan kemampuan nya. sepertinya, Nella akan membuat rumus baru.
"Sudah! kumpulkan kertas nya" cetus guru itu, Nella terkejut padahal dirinya baru saja mau menulis satu angka saja, tetapi sudah di kumpul?
"Ibuuu, tambah 10 menit lagi plis, Saya belum selesai" ucap Nella meminta perpanjangan waktu kepada guru itu.
"tidak bisa, kamu kira ini di pasar? bisa tawar menawar? kumpulkan sekarang, siap tidak siap kumpul sekarang juga" jawab guru itu, terpaksa gadis itu mengasal jawabannya namun tak menggunakan jalan dari rumus itu.
"Udah Nel pasrah aja, kan bakat lo bukan di matematika, tetapi di fisika" ucap Sherly yang masih melihat Nella mengerjakan jawaban itu.
"Sabar dikit lagi. Gue lagi buat rumus, sabar" jawab Nella.
"Rumus lo ga bener itu, udah di ciptain rumus sama ilmuwan matematika, tetapi malah lo yang rubah rubah. emang bisa gitu?" tanya Sherly.
"Bisa dong, mana tau ada orang yang mau ikutin rumus yang gue buat. kan kita tidak tau, dari pada ga ada yang terisi tuh kertas" jwab Nella, hampir selesai. tinggal 1 nomor lagi.
"Udah waktu habis" ucap guru itu, Nella tak terkejut, ia masih mengerjakan 1 soal itu.
Kertas jawaban milik Nella Sherly rampas dengan lembut, ia berlari memberikan nya kepada guru itu. Nella bingung, apa apaan itu?
"Heh, kok lo bawa kertas gue? itu belum selesai bego" cetus Nella kepada Sherly yang kembali ke tempat duduk nya.
"Dari pada ga dapat nilai? udah lama, malah ngumpul nya di tunda tunda, kalau iya di saat itu juga masih di Terima, kalau ngga?" tanya Sherly.
"Bacot lo, kan gue bisa berusaha untuk ngumpulin nya" jawab Nella, ia memutar bola matanya malas dan mengalihkan pandangannya menatap kaca jendela yang berada di sebelah nya.
pandangan nya begitu kosong, memikirkan bagaimana masa depan nya, tanpa bantuan sosok Ayah ataupun Bunda. bagaimana keadaan Ayah sekarang ya? apa dia bahagia bersama keluarga barunya?
Nella mengambil ponselnya dari saku roknya, ia membuka aplikasi whatsapp, kemudian ia memilih salah satu kontak yang bernama 'Ayah luv luv' nama kontak itu belum ia ganti sejak beberapa tahun lalu.
Ayah luv luv
"Hai Ayah, apa kabar? Ayah ga kangen Nella kah? Nella aja kangen sama Ayah, masa Ayah ngga kangen sama Nella?"
tak ada balasan dari sosok itu, centang 2 abu abu, dan tanda terakhir terlihat di matikan. pria misterius memang.
"Ayah ga ada niatan untuk jumpai Nella kah? padahal Nella udah lama banget ga jumpa sama Ayah. Ayah udah lupa kali ya sama Nella?" batin Nella, yang masih menatap layar ponselnya. masih belum ada tanda tanda di baca oleh Ayah nya.
"Gue yakin, kayak nya ga bakalan di balas" lanjut nya. ia memasukkan kembali ponsel itu ke saku roknya.
"Oh iya, confess Arlan tadi gue Terima apa ga ya, tapi gue udah trust issue. takut, dia bakal buat yang kayak orang lama."
^−^
sementara kondisi Cassandra yang berada di rumah sakit semakin membaik, kasus dirinya waktu itu masih dalam pencarian siapa yang melakukan itu. Cassandra adalah korban pertama dari kejadian itu, agar tidak terulang kembali maka dari itu si pelaku harus segera tertangkap dan di tangani.
ia membuka matanya perlahan, menatap langit langit yang berwarna putih itu, ia merasa habis bangun dari tidurnya dan tidak mengingat apapun sebelum dan sesudah kejadian itu.
"Gue dimana? kok kasur gue ga enak banget" ucap gadis itu, ia mencoba duduk, ia juga baru menyadari kalau tangan nya di pasang oleh selang infus.
"Tunggu, apa gue di rumah sakit? tapi gue sakit apa? kok bisa gue di sini? Nella dan Sherly kemana? ini hari apa? apa yang gue lewatkan?" pertanyaan itu terus membuat nya pusing dan penuh penasaran.
"Oh, anda sudah bangun? bagus lah, apa Anda mengingat sesuatu?" tanya seorang suster yang kini memasuki ruangan Cassandra.
"Apa yang baru saja terjadi sus?" tanya Cassandra balik.
"Anda mengalami koma dan anda juga telah berhasil melewati tahap kritis. Anda tak sadarkan diri sudah 2 minggu lalu. dan, Anda sekarang baru sadar. Ceritakan kronologi yang membuat Anda begini" jawab suster itu.
"Saya ga ingat apa apa sus, saya kira ini seperti habis bangun tidur. emang, saya selama itu ya ga sadarkan diri?" tanya Cassandra memastikan.
"Iya, selama itu Anda tak sadarkan diri, sperti yang saya bilang tadi. 2 minggu lalu anda tak sadarkan diri" jawab suster itu. Cassandra paham sekarang.
"baiklah, terimakasih, kalau ada informasi atau apapun nanti saya bilang, terimakasih sus" balas Cassandra.
"sama sama" suster itu pun pergi meninggalkan ruangan Cassandra dan pergi ke ruangan seberang.
"Ponsel gue kemana ya?" tanya nya, ia mencari di atas nakas sebelahnya tetapi tak ada.
ia kini duduk di tepi brankar, ia menoleh ternyata ada sebungkus roti tawar, apakah itu miliknya? karena ia sedang lapar, maka dari itu ia langsung memakannya dengan lahap.
KAMU SEDANG MEMBACA
NELLA 2 [ ON GOING ]
Teen FictionSEBELUM BACA, FOLLOW DULU YUK BIAR NGGAK KETINGGALAN CERITA SELANJUTNYA "Gue kembali, tapi bukan di tubuh gue yang lama, melainkan di tubuh yang baru" "Lo percaya ngga, kalau gue reinkarnasi?" "Gue kembali, tapi tidak bersama mu" Start : 09-07-2024...