Hi!
I hope you enjoyed this book!/K/
Brak!
Pintu rumah terbuka dengan kasar. Eric lantas segera menutupnya. Kakinya melangkah gontai menuju kamar.
"Akh..." Eric meringis. Kepalanya memberi respon sakit yang sangat luar biasa kali ini.
Seluruh tubuhnya— mulai dari tangan hingga kaki gemetar. Eric dapat merasakan tungkainya yang bergerak tak karuan menahan bobot dirinya. Wajahnya kini pucat dan dibanjiri keringat. Eric berjalan dengan kedua tangan yang ia tumpu ke tembok. Berjalan menopang dari sisi dinding. Langkahnya yang berat ia paksakan untuk mengarah ke kamarnya.
Saat sampai di kamar Eric refleks menjatuhkan diri. Ia meringkuk di lantai. Tangannya meremat kepalanya erat. Badannya masih gemetar. Rasa sakit di kepalanya menyita seluruh aktivitas tubuhnya.
"B-bang.. bang halen..."
——————
[ Flashback— sebelum pria di jembatan tadi pergi ]
Eric mempertahankan wajahnya untuk menatap pria yang sekarang hanya tersisa beberapa senti dari hadapannya. Kepalanya yang berdenyut membuatnya sedikit kesulitan untuk bertahan.
Saat tiba dihadapannya, tiba-tiba pria tersebut mencengkram dagu Eric yang membuat sang empu tersentak kaget dan meringis. Wajahnya yang dicengkram paksa untuk mendongak dekat ke pria dihadapannya. Eric dapat merasakan tangan pria itu mulai mencekiknya.
Pria tersebut menyeringai. Lantas maju lebih dekat hingga jarak wajah mereka tersisa sepuluh senti. Pria dihadapannya tampak sangat sengaja menunjukkan jelas wajahnya kepada Eric.
"Akh—" Eric dapat merasakan pasokan oksigen yang mulai menipis. Kondisinya yang tiba-tiba lemas karena kepalanya itu tidak memungkinkan sama sekali untuk melawan. Tangan Eric hanya dapat mencengkram tangan pria yang mengarah dilehernya itu dengan lemas. Ia berusaha melepasnya— walau tidak menghasilkan efek sama sekali.