IV

317 37 19
                                    

Hi!I hope u enjoyed this story!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hi!
I hope u enjoyed this story!

/E/

10.00 pm

"Kami sangat berterimakasih atas info yang telah kalian sampaikan. Kasus ini akan segera kami tangani secepat mungkin, kami juga mohon maaf sebesar-besarnya karena telah mengganggu anda dan pasien yang ada di dalam. Bagaimana pun kami sangat membutuhkan kesaksian kalian berdua karena.. ya kalian mengetahuinya sendiri tidak ada korban yang dapat bersaksi. Yang tersisa lima orang lagi pun masih mengalami kritis." Tutur pria di hadapan Halen dengan sopan. Halen dapat melihat bahwa pria tersebut pasti sedang bekerja keras karena pakaian yang ia gunakan sekarang sangatlah lusuh dan kotor.

Halen tersenyum, lantas mengangguk. "Tidak apa pak. Kami sangat bersyukur dapat selamat dari kejadian tersebut. Kami tentu bersedia jika bapak membutuhkan kesaksian kami"

Usai menyelesaikan tugasnya, pria itu beranjak pergi meninggalkan Halen dan Ray yang berada di ruangan khusus rumah sakit. Ya benar, yang usai berbicara padanya adalah dua orang polisi yang sedang menangani kasus pengeboman tersebut.

Pagi tadi saat Ray dan Halen datang kembali menjenguk Eric mereka mendapatkan dua orang pria berpakaian seragam polisi lengkap menunggu di depan pintu ruangan sang adik. Ia tidak menyangka mereka akan diminta kesaksian saat di rumah sakit. Ia pikir tadinya ia sendiri yang akan datang ke kantor kepolisian untuk membahas masalah tersebut. Namun urung ternyata sudah ada polisi yang bersedia datang ke rumah sakit. Lantas sang polisi mengarahkan kepadanya dan Ray untuk berbicara di ruangan yang di sediakan oleh rumah sakit.

"Kami membutuhkan kesaksian dari seluruh korban yang terdapat disana. Saat mendengar salah satu korban baru siuman dari kritis kami segera kesini. Sebenarnya kami sudah kesini satu hari yang lalu, namun kami tidak ingin mengganggu istirahat kalian" ucap sang polisi kala itu.

Halen bersyukur ketika mengetahui polisi yang menangani kasus ini sangat baik.

"Ayo bang, Eric pasti udah nunggu" ajak Ray yang membuat Halen bangun dari lamunannya. Mereka beranjak menuju ruangan Eric.

"Lama banget sih bang interogasinya. Perasaan Eric gak lama tadi di tanya-tanyanya," ucap Eric saat ujung matanya melihat dua orang membuka pintu ruangannya. Halen masuk ke dalam ruangan diikuti oleh Ray di belakangnya.

"Lu kan lagi sakit Ric. Makanya gak lama lah interogasinya" jawab Ray yang kini duduk di sofa, kini ia memakan sarapan yang dibelinya tadi pagi. Tertunda karena ia ikut bersama Halen ke ruangan tadi.

Halen mengangguk mendengar ucapan Ray. Lantas tangannya bergerak menyentuh rambut Eric. Mengelusnya pelan. "Gimana kepalanya? Masih nyeri gak?" Tanyanya pada dang adik.

LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang