Hi!
I hope u enjoyed this story/I/
[ Three years ago.... ]
"Kamar VVIP! pemuda yang kabur berasal dari kamar VVIP!"
Seorang perawat berteriak gemetar. Tim keamanan yang sedang mengecek keadaan di cctv pun memelototkan matanya terkejut.
"Apa? Kamar... VVIP kau bilang?" Tanya ketua keamanan rumah sakit memastikan ulang.
Perawat yang membantu jawaban yang mereka cari itu pun mengangguk yakin. Ia lihat sendiri tadi saat pemuda yang kabur itu berasal dari kamar VVIP.
Mereka sontak menelan ludah. Kamar tersebut adalah Kamar pemuda yang sangat penting. Dijaga ketat dan sangat tertutup. Bahkan pemuda tersebut memiliki keamanan yang double. Mereka memiliki orang sendiri yang menjaga di setiap sudut Kamar tersebut. Tim keamanan rumah sakit bahkan tidak pernah di perizinkan untuk berjaga disana. Hanya dokter tertentu saja yang bisa masuk ke area tersebut.
"Sekarang bergegas. Cari ke setiap sudut rumah sakit apapun caranya. Tim 3 aku tugaskan mencari di luar rumah sakit. Pemuda ini harus kembali. Jika tidak.... jika tidak nyawa kita semua yang terancam disini"
———————
Ngiiitt...
Halen memberhentikan motornya mendadak di parkiran cafe. Membuat pemuda yang ada di belakangnya menubruk punggungnya. Tanpa mengucap sepatah kata pun, Halen tetap berada diatas motornya tanpa melepas helm fullface yang ia pakai. Lantas dengan tenang menunggu pemuda yang ada di belakangnya untuk bergerak turun dari sana.
Eric menggerutu dalam hati. Sengaja banget sih?
Tangan Eric masih memegang jaket belakang Halen. Lantas ia mendecih.
"Baang... Eric kan udah minta maaf ish" ucap Eric yang terdengar sedikit merengek. Memang benar. Tadi di jalan mereka sudah sempat saling berbicara walau...sedikit. Eric juga sudah minta maaf pada abangnya itu.