00.01

839 64 2
                                    

Seusai pemakaman Ravangga Karvino Dewa yang merupakan saudara kandung dari Greeysia Ghea Loovany, gadis cantik dengan suray panjang dan kulit seputih salju itu mengurung dirinya di dalam kamar seharian.

Ia bahkan tak menyentuh makanannya sedikitpun, bahkan enggan keluar dari kamar untuk bertemu dengan orang tuanya yang baru pulang dari kerjaan setelah mendengar kabar bahwa anak sulungnya tersebut meninggal dunia.

Berkali-kali Clarissa dan Arga yang merupakan orang tua Ghea mengetuk pintu kamar anaknya, tetapi sang pemilik kamar bahkan masih tak bergeming dari dalam sana.

Entah sudah berapa lama Ghea menangis kini matanya rasanya sudah sembab dan bengkak akibat terlalu banyak mengeluarkan air mata. Hatinya begitu sesak teringat sosok yang dulu sangat ia benci kini meninggal karena menyelamatkankannya.

"A-abang maafin gue... maaf." Cicit Ghea, membiarkan air mata yang terus menetes mengalir dari sudut matanya.

"Cuma gara-gara kejadian di masalalu gue benci sama lo, tanpa menyadari kalo sebenernya lo sayang  banget sama gue... bahkan rela ngorbanin nyawa lo buat gue."

Ghea memejamkan matanya namun perasaan bersalah dan penyesalan nya membuat dadanya semakin sesak, Ghea yang memusuhi Rava karena kejadian saat mereka masih di bangku Smp, bahkan kebenciannya semakin bertambah karena Rava yang merupakan musuh bebuyutan Steve lelaki yang sangat di cintai Ghea.

Ghea mengusap air matanya dengan kasar meletakkan foto yang ia pegang ke atas nakas, "kecelakaan itu nggak bakalan terjadi kalo bukan karena dia!"

Saat ini Ghea sudah tak bisa berpikir jernih ia menghentakkan kedua kakinya yang berada di atas kasur, bohong jika hatinya tidak sakit mengingat nama itu.

"Pasti mereka sekarang lagi mesra-mesraan disaat gue sedang berduka!"

"Gue semakin benci sama Abang juga gara-gara mereka semua, dasar bajingan sialan!"

Ghea ingat saat dia dengan bodohnya mempercayai ucapan Brian yang merupakan inti geng Zervanos mengatakan bahwa jika Steve tidak akan menyukainya karena Ghea adik dari musuh mereka, dan jika ingin menarik perhatian Steve maka ia harus membuat hancur Delvaros.

Bukan hanya Brian tetapi inti geng Zervanos yang lainnya juga mempengaruhinya, Ghea yang tidak punya teman justru mempercayai mereka dan melakukan apapun yang di katakan mereka mulai dari membuat salah satu inti Delvaros kecelakaan dengan merusak rem motornya.

Bukan hanya itu Ghea juga pernah memasukkan obat yang membuat sakit perut pada Ketua Delvaros.

Tetapi semuanya sia-sia semenjak kehadiran Mischa, mereka seolah melupakan Ghea dan mengkhianatinya dengan mendukung hubungan Steve dan Mischa yang dianggap lemah lembut tidak seperti Ghea yang kasar dan kejam bahkan tak segan-segan membully orang yang dianggapnya mengganggu, dan setelah apa yang Ghea lakukan selama ini bukannya membuat Steve suka tetapi justru membuat Steve membencinya dan berlaku kasar terhadapnya karena telah berani membully Mischa.

"Bodoh! hal terbodoh yang gue lakukan itu adalah mencintai lo Steve..."

"Selama ini gue dibutakan oleh cinta sehingga menjadi jahat... gue sibuk mencari perhatian lo, karena gue kesepian. Tanpa menyadari ada seseorang yang sangat tulus sama gue bahkan rela mengorbankan nyawanya demi gue."

Ghea meremas kuat dadanya yang begitu nyeri, bibirnya bergetar saat mengucapkan kalimat itu. Kenapa baru sekarang Ghea menyesal, kenapa baru sekarang Ghea sadar.

Setelah semuanya terlambat.

"Andai waktu bisa terulang apa gue bisa memperbaiki semuanya... "

Setelah itu Ghea terlelap seakan melupakan apa yang saat ini ia rasakan, mata itu perlahan tertutup bersamaan dengan sebuah figura foto yang berada di atas nakas terjatuh dan pecah seolah ada seseorang yang mendorongnya.

I'm Not A VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang