00.08

565 39 20
                                    

Jangan lupa vote komenannya biar author makin semangat nulisnya 🦋

__________

Ghea sedang membuka buku catatannya saat ia merasa ada seseorang yang menatap ke arahnya, ia mengangkat kepalanya memindai seisi kelas namun tak menemukan siapa yang menatapnya.

Mengedikkan bahunya ia kembali membaca buku catatannya, sebab guru akan mengadakan ulangan dadakan.

"Ternyata nggak sesulit itu" lirih Ghea.

Sementara itu di bangku lain, Steve terus saja menatap ke arah Ghea, ia sangat kepikiran dengan perubahan gadis itu akhir-akhir ini.

Tak ada lagi Ghea yang mengejarnya, tak ada lagi Ghea yang selalu membawakan makan siang dan melakukan apapun untuk mendapatkan perhatiannya.

Jika ini hanya trik Ghea untuk menarik ulur perasaan Steve, ia akui Ghea berhasil karena membuatnya kepikiran.

"Steve..."

"Steve"

Mischa mengigit bibirnya merasa kesal melihat Steve yang terus-terusan memandang Ghea bahkan tak menghiraukan dirinya yang sudah beberapa kali memanggil.

"Baiklah waktu kalian sudah habis sekarang ibu akan menuliskan soal ulangan di papan tulis, ingat dilarang mencontek!"

Suara guru yang berada di depan kelas tersebut mengalihkan atensi Steve, barulah ia menyadari jika Mischa mengikuti arah pandangannya yang sedang menatap Ghea.

🦋🦋

Di sebuah sekolahan lain, Leviosa high school Gevan tengah duduk di sebuah bangku kantin bersama keempat temannya, ralat ada satu orang gadis yang juga menjadi teman mereka karena dia sepupu dari salah satu dari mereka yang tak lain adalah Nuca.

Roseane Zevanca oshi, gadis dengan tubuh tinggi dan rambut hitam panjang tergerai dengan bebas, sangat indah.

"Oh ya katanya kalian hari ini mau kerumah Rava, gue boleh ikut kan... sekalian mau kenalan sama adiknya Rava" ujar Rose menatap mereka satu persatu.

"Boleh aja sih, gimana menurut kalian boleh nggak sepupu gue ikut?" Nuca meminta pendapat.

"Gue setuju sih!" kata Tala dan Nicho bersamaan.

"Gue juga setuju, bagus juga biar Ghea ada teman cewek juga" sahut Rava sementara Gevan diam saja.

Melihat keterdiaman Gevan, Rose merasa jika pemuda itu tak setuju, wajah cantik itu terlihat murung sebentar namun sesaat kemudian ia kembali tersenyum.

"Makasih semuanya" ucap Rose yang kemudian melanjutkan makan siomay nya.

Iris coklat tersebut terus melirik ke arah wajah tampan yang berada di depannya, pipinya memanas saat maniknya bertemu dengan manik Hazel milik Gevan.

Berbeda dengan dirinya yang tampak salah tingkah, Gevan tampak biasa saja bahkan langsung mengalihkan pandangannya.

Raut kekecewaan tercetak jelas di wajahnya, namun sebisa mungkin ia tidak menampakannya.

"Oh ya sebelum berangkat nanti gimana kalau kita ke supermarket dulu beli camilan, oh ya Rav camilan apa yang disukai adik lo?"

"Ghea suka Keripik kentang sama sosis"

Semua pandangan tertuju pada Gevan dengan raut keterkejutan, Rava yang baru saja ingin menjawab langsung mengatupkan mulutnya, ia mengerutkan dahinya pasalnya beberapa hari ini terus merasa aneh dengan Gevan terlebih hari ini.

Bisa-bisanya temannya tersebut mengetahui makanan kesukaan adiknya.

"Kenapa natapin gue gitu?" tanya Gevan dengan suara dingin.

I'm Not A VillainessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang