Bab 1

81 6 0
                                    

Content Warning!!

This story contains mature themes, including explicit language, manipulation, emotional trauma, and sensitive family issues. It is intended for adult readers aged 18 and over. Reader discretion is advised.

Note: Cerita ini termasuk slow burn. Jika kamu suka kisah dengan perkembangan hubungan yang perlahan tapi pasti, selamat membaca!

***

🥀🥀🥀

"Emang bangsat lo, Jun!" hardik Edrick—manajer Arjuna. "Lo baru satu hari nikah udah bikin masalah aja. Lo nambah kerjaan gue! Bikin pusing, tahu gak!"

Arjuna tampak santai menanggapi ucapan Edrick ketika melihat berita hari ini. Video Arjuna yang kedapatan berada di club saat malam pertama pernikahannya menjadi headline portal gosip pagi ini.

"Netizen udah banyak yang ngomong kalau lo kabur di malam pertama!" Edrick melanjutkan dengan nada gemas. Jika bisa, ia ingin menelan kepala pria itu bulat-bulat. "Harusnya waktu itu lo bercocok tanam sama istri lo tuh. Tapi dengan santainya lo malah kelayapan, clubbing, bahkan sampai kobam! Heran banget gue sama lo, gak ada hentinya bikin huru-hara walau udah nikah!"

Arjuna menarik napas dalam. Mulai merasa lelah mendengar ocehan pria kemayu itu. Mulutnya memang tidak bisa direm.

"Harusnya lo tahu pernikahan gue kemarin cuma buat formalitas," balas Arjuna pada akhirnya. "Jadi ngapain gue harus tidur sekamar sama dia sampai harus melakukan kontak fisik?"

"Formalitas sih formalitas! Kalau begini, nama keluarga lo bukannya bersih, tapi malah tambah butek karena kelakuan anak bak dajjal kayak lo!" Edrick benar-benar tidak bisa menahan kekesalannya pada Arjuna. Edrick menatap Arjuna dengan mata yang membelalak lebar. "Gue udah lama nge-handle lo, Jun. Lo itu gak ngerti betapa berantakannya keadaan sekarang! Keluarga lo bayar mahal buat bersihin nama lo, tapi lo malah terus nyari masalah."

"Ya terus, kenapa lo yang repot?" Arjuna mengangkat bahu, seakan tak ada yang perlu dikhawatirkan. "Semua ini cuma permainan media. Hari ini mereka ribut, besok mereka lupa."

"Lo bener-bener gak paham, ya?" Edrick menarik napas, berusaha menenangkan diri. "Ini bukan cuma soal lo. Lo sekarang udah nikah, dan pernikahan ini gak cuma soal lo aja—nama besar keluarga Santoso ada di garis depan. Nama mereka lagi-lagi harus dipertaruhkan."

Edrick berusaha menahan diri, tetapi ia tahu itu percuma. "Kalau lo terus begini, yang kena imbas bukan cuma lo. Tapi istri lo juga bakal disorot. Lo pikir media bakal diem-diem aja? Mereka itu pandai nyari informasi, apalagi netizen. Mereka akan cari tahu sampe ke akar-akarnya."

Arjuna tersenyum tipis, seakan meremehkan kata-kata Edrick. "Lo tenang aja, besok juga berita itu udah mereda. Udah biasa juga kan kayak gini?"

Edrick memejam sejenak. Kesabarannya sudah berada di batasnya. "Oke, terserah lo aja. Kalau besok berita ini makin membesar, gue angkat tangan! Gue udah capek sama kelakuan lo yang begini!"

Edrick meninggalkan ruangan Arjuna dengan langkah lebarnya. Namun, pria yang membuat masalah tampak sangat santai menanggapi berita ini. Ia malah seperti menikmati masalah yang sudah dibuatnya sendiri.

***

Di tempat lain, Diandra menyimpan ponsel milik Mia setelah melihat akun gosip di media sosial. Ia juga melihat video Arjuna yang beredar. Malam itu, setelah resepsi selesai, Diandra memang tidak melihat Arjuna masuk ke kamar hotel yang sudah disiapkan untuk mereka berdua.

Panggung SandiwaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang