Bab 14

14 2 0
                                    

🥀🥀🥀

Setelah menerima telepon dari Fabian, Arjuna bergegas bersiap-siap. Pikirannya kalut, ia khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada ibunya. Ibunya memang sudah sakit sejak tiga tahun yang lalu, tetapi satu tahun terakhir, kondisinya terus menurun. 

Ayahnya selalu menyalahkan Arjuna atas kondisi sang ibu yang terus mengalami penurunan. Ia selalu serba salah di mata ayahnya. Tidak melakukan apa pun saja dianggap salah, apalagi ketika dirinya membuat masalah, sang ayah bahkan tidak segan memakinya seperti ketika videonya tersebar di klab saat malam pernikahannya. 

Arjuna menyambar kunci mobilnya. Kemudian, Arjuna melangkah dengan tergesa-gesa. Ketika menuruni tangga, ia mendengar samar-samar suara seseorang yang berbicara dengan lantang. 

Langkahnya memelan, ia memasang pendengarannya lebih tajam. Itu suara Utari. Wanita itu sepertinya sedang memarahi seseorang, karena tidak ada orang lain lagi di rumah ini, dia sudah pasti sedang memarahi Diandra. 

Arjuna mengurungkan niatnya untuk segera pergi dan memilih untuk mendengarkan apa yang membuat Utari memarahi Diandra. 

“Kamu hanya anak dari wanita murahan yang seharusnya tidak pernah menjadi bagian dari keluarga ini. Kamu sengaja menyebar foto itu agar kamu bisa mengatakannya pada semua orang?! Walaupun orang-orang menganggap kamu bagian dari keluarga Kusuma. Saya tetap tidak sudi!”

Arjuna sedikit terenyak ketika mendengar kalimat yang diucapkan Utari. Selama ini, Arjuna pikir Diandra memang anak kandung Utari dan Irwan, tetapi saat mendengar ucapan itu, ia jadi mempertanyakan apa yang sempat dipertanyakan media itu benar? 

“Cukup, Tante!” timpal Diandra tegas. “Jangan pernah menghina Mama saya. Saya tidak pernah mengharapkan belas kasihan dari siapa pun, bahkan dari Papa sendiri. Apa Tante benar-benar takut semua usaha Papa bangkrut karena saya mengatakan pada semua orang jika saya anak tidak sah dari keluarga ini?!” Diandra mendengkus. “Meskipun itu berdampak, Tante bisa berakting, kan? Menjadi seorang ibu sambung yang amat menyayangi anak tirinya dan memaafkan perbuatan suaminya di masa lalu. Orang-orang akan berbalik kasihan pada Tante dan saya yang akan menerima hujatan. Kenapa Tante begitu takut?”

Arjuna berdiri mematung di sudut tangga, perasaan bercampur aduk. Napasnya tertahan mendengar kata-kata Diandra yang penuh amarah dan keberanian, sesuatu yang jarang ia dengar darinya. Namun, suara Utari yang penuh kebencian segera memotong pikiran Arjuna.

“Kamu berani bicara begitu pada saya? Dasar tidak tahu diuntung! Kalau bukan karena saya, kamu tidak akan pernah diterima di keluarga ini! Dan sekarang, kamu berani mengancam saya dengan mulut kotor itu?” Utari mendekati Diandra, suaranya semakin tinggi.

“Apa saya salah, Tante?” Diandra tidak mundur sedikit pun. Sorot matanya tajam, bahkan ketika tubuhnya sedikit gemetar. “Saya tidak pernah meminta diterima. Kalau Tante berpikir saya akan menyerah hanya karena hinaan Tante, saya pastikan satu hal, saya tidak akan tunduk. Mulai sekarang, Tante tidak akan bisa mengendalikan hidup saya lagi.”

Utari mendesis, matanya menyipit penuh kebencian. Tangannya terkepal erat. “Kalau bukan karena pernikahan itu, saya sudah pastikan kamu tidak akan pernah bisa menginjakkan kaki ke negara ini lagi. Saya bersumpah akan membuat hidup kamu lebih menderita daripada Ratih. Ingat itu Diandra! Kamu tidak punya siapa-siapa untuk membela kamu, bahkan Arjuna sekalipun.” Wanita itu menyeringai. “Dia terlalu takut nama keluarganya akan terseret dan lebih hancur lagi jika terlibat lebih jauh dengan kamu!” 

Mendengar namanya disebut, Arjuna merasa darahnya mendidih. Selama ini, ia tahu Utari bukan wanita yang ramah, tetapi melihat bagaimana ia melontarkan kata-kata kejam pada Diandra membuatnya marah. Namun, ia tidak bisa melakukan apa pun. Untuk saat ini, ia harus mempertahankan perjanjian yang sempat mereka sepakati. 

Panggung SandiwaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang