Bab 13

16 3 2
                                    

🥀🥀🥀

Saya lebih peduli dari yang kamu kira.

Kalimat itu terus menggema di telinga Diandra. Rasanya mustahil jika kata-kata itu meluncur secara tulus dari mulut Arjuna. Apa yang dia incar? Oh, tentu saja nama baiknya yang belum kembali sepenuhnya.

Sebelum foto-foto itu tersebar, sikap mereka masih seperti orang asing dan ... Diandra tiba-tiba teringat sesuatu, ia sempat merasa heran ketika Arjuna yang tiba-tiba menawarkan untuk mengantarnya pergi ke kampus. Apa foto itu sengaja disebar oleh Arjuna untuk menunjukkan jika pernikahannya selama ini baik-baik saja?

Namun, ketika dituduh seperti itu, Arjuna seperti tidak menerima. Dan foto itu hanya menyoroti dirinya, bukan pernikahan mereka. Diandra membuang napas pelan, kenapa ia malah memikirkan hal itu?

"Diandra."

Diandra menoleh ke arah pintu. Setelah mengobati Arjuna, ia kembali ke kamar dan merenungkan ucapan Arjuna.

Diandra segera beranjak untuk membuka pintu. Arjuna sudah berdiri di sana, pakaiannya juga sudah berganti, lebih rapi dari sebelumnya.

Mereka bertatapan sejenak ketika Diandra membuka pintu.

"Emm ... Ada yang cari kamu di bawah," ujar Arjuna sedikit gelagapan.

"Oh? Apa Bu Retno yang datang?" tanya Diandra.

Arjuna mengedikkan bahu. Ia tidak yakin, tetapi ia memang pernah bertemu di hari pernikahan saat itu.

"Ya udah, saya turun sekarang."

Setelah itu, Diandra keluar dari kamarnya dan turun untuk menemui Retno dan juga Hadi yang sudah menunggu di ruang tamu. Arjuna mengikuti dari belakang.

Diandra menuruni tangga dengan langkah tergesa-gesa. Ia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan kedua orang yang sudah dianggapnya seperti orang tua sendiri itu.

Karena tidak memerhatikan langkahnya, Diandra terpeleset sampai ia memekik pelan saat menuruni anak tangga terakhir.

Arjuna yang berada di belakangnya dengan cepat melangkah maju. Satu tangannya segera meraih pinggang Diandra. Gerakan itu refleks, tetapi begitu menyadari posisinya napasnya tercekat.

Posisi mereka sekarang seperti dalam adegan film romantis. Ketika Arjuna menarik pinggang Diandra, tubuh wanita itu otomatis menabrak dada Arjuna. Tangannya sempat terangkat refleks untuk menjaga keseimbangan. Namun, telapak tangannya malah mendarat tepat di dada bidang pria itu.

Jari-jarinya tanpa sengaja merasakan tekstur kemeja yang dikenakan oleh Arjuna. Dan di balik kain itu, ada kehangatan yang begitu nyata, serta ketegasan otot yang terasa jelas. Diandra membeku sesaat, menyadari posisi tangan yang tidak seharusnya, ia segera menariknya. Namun, ia tidak bisa mengabaikan sensasi tidak biasa.

Sementara itu, Arjuna merasakan sentuhan ringan di dadanya yang entah kenapa seperti aliran listrik yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Ia mengerjap, terkejut dengan reaksi tubuhnya sendiri terhadap sentuhan yang begitu sederhana. Napasnya sedikit tercekat, tetapi ia segera menguasa diri.

Keduanya saling terdiam, menyadari posisi masing-masing. Sebelum akhirnya, Arjuna yang terlebih dahulu memecah keheningan dengan suara yang sedikit bergetar.

"Kamu gak apa-apa?"

Diandra mendongak, menatap Arjuna yang wajahnya hanya beberapa senti saja. Suara pria itu terdengar lebih serak dari biasanya, membuat Diandra semakin sadar betapa dekat mereka sekarang. Pipinya memanas. Ia mencoba menjauhkan tubuhnya, tetapi cengkeraman tangan Arjuna di pinggangnya masih erat.

Panggung SandiwaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang