Chapter 9

214 46 4
                                    

Jevran tiba-tiba muncul di belakangnya, ekspresi cemas menghiasi wajahnya. Sebelum Hema sempat menjawab, Jevran sudah meraih tangan Hema dengan lembut dan tanpa berpikir panjang langsung menghisap jari telunjuknya yang berdarah, seolah-olah itu adalah reaksi otomatis.

Mata Hema terbelalak lebar, jantungnya berdetak cepat. Hatinya tiba-tiba dipenuhi oleh campuran rasa terkejut dan hangat, seolah-olah untuk sesaat, waktu berhenti berputar di sekeliling mereka.

Setelah beberapa saat, Jevran meludahkan darah yang terkumpul di mulutnya ke wastafel. Hema tanpa sadar mengangkat tangannya, jemarinya menyentuh sudut bibir Jevran, menghapus sisa darah yang tertinggal. Jevran terdiam, merasakan sentuhan lembut Hema. Hema yang tersadar segera menarik tangannya, tapi Jevran lebih dulu menggenggam pergelangan tangannya, menahan jemari Hema tetap di tempatnya.

Hema merasa jantungnya berdetak semakin kencang. Tatapan mereka bertemu, dan tiba-tiba Jevran melangkah maju, mendekatkan dirinya ke Hema. Secara refleks, tubuh Hema mundur hingga punggungnya menyentuh kitchen set. Tanpa diduga, Jevran mengangkat tubuhnya dan menempatkannya di atas meja kitchen set dengan mudah. Hema terkejut, tak sempat berkata-kata.

Jevran semakin mendekat, Hema refleks menutup matanya saat merasakan hembusan napas Jevran di wajahnya. Hanya sekejap, bibir Jevran menyentuh bibir Hema. Sentuhan itu ringan, membuat jantung Hema seolah berhenti sejenak. Namun, sebelum keintiman itu berlangsung lebih lama, dering telepon Jevran tiba-tiba memecah keheningan.

Mereka berdua tersentak kaget. Wajah Jevran memerah, sama seperti wajah Hema yang memanas. "S-sorry..." gumam Jevran pelan, meraih ponselnya di saku celana, sebelum buru-buru meninggalkan dapur, salah tingkah.

Hema masih duduk terpaku di atas meja, menyentuh bibirnya sendiri. "G-gue turunnya gimana?" gumamnya dengan bingung, menyadari bahwa dia masih duduk di atas meja kitchen set yang cukup tinggi.

***

Wajah Hema memucat saat Jevran menyampaikan rencana untuk membawanya pulang ke rumah orang tuanya besok. Fakta bahwa besok akan ada pesta besar untuk merayakan ulang tahun pernikahan kedua orang tua Jevran membuat kegelisahan Hema semakin meningkat. Sejak awal, ia merasa cemas dengan kehadirannya di antara keluarga Atmadja, apalagi dengan status barunya sebagai istri Jevran yang masih terasa asing baginya. Ketidaknyamanan dan keraguan perlahan menguasai pikirannya.

Melihat perubahan di wajah Hema, Jevran tidak bisa menahan diri. Sudut bibirnya terangkat sedikit. Dengan nada setengah bercanda, ia bertanya, "Lo takut?"

Hema, yang awalnya terkejut dengan pertanyaan itu, terbelalak. Ia berusaha keras untuk tetap tenang, namun setelah beberapa detik penuh ketegangan, ia akhirnya mengangguk pelan. Tak ada gunanya berbohong, perasaan gugup itu memang nyata. Situasinya terlalu besar dan mendadak baginya.

Jevran hanya terkekeh kecil, seolah-olah ketakutan Hema bukanlah sesuatu yang perlu terlalu dikhawatirkan. "Enggak usah takut, ada gue. Lagian, kakak ipar kita juga ada di posisi yang sama. Lo enggak sendirian."

Pernyataan Jevran itu membuat Hema terdiam sejenak. "Kakak ipar?" gumamnya dalam hati, sambil merenung. Ia tahu persis siapa yang dimaksud oleh Jevran-kedua sahabatnya, Ansel dan Juan. Keduanya berada dalam posisi yang sama seperti dirinya, terikat dalam pernikahan yang mungkin sama tak terduganya. Hema meringis dalam hati saat membayangkan ekspresi terkejut sahabat-sahabatnya ketika mengetahui bahwa ia dan Jevran juga telah menikah diam-diam. Ia yakin, mereka akan terkejut setengah mati dengan berita ini, seperti halnya ia saat menerima kenyataan tersebut.

Sambil terus memikirkan hal itu, Hema merasa jantungnya semakin berdebar. Mereka sekarang berada di rumah peninggalan neneknya, di ruang tamu yang terasa sepi dan tenang. Namun, ketenangan itu tidak mampu meredakan gejolak batinnya. Pikirannya terus berputar, membayangkan bagaimana reaksi keluarga Jevran besok dan bagaimana mereka akan menyambutnya.

From Eyes to Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang