24-Memaksa mendapatkan status Tuan Putri

453 44 9
                                    

"Yang Mulia Raja Destarasta, apa anda ingat ini?"Destarasta mengernyitkan dahinya, dia sudah tau bahwa atas kematian para Pandawa, Gayatri tidak akan diam saja, terutama ketika Duryudana di curigai sebagai pelaku.

"Apa itu, nak?"

"Token yang anda berikan, dimana saya dapat membuat sebuah permintaan, saya harap anda memberikan saya status Tuan Putri sehingga dapat bersaing memperebutkan posisi Putra Mahkota!"

"Lancang! Kamu adalah seorang wanita, bahkan jika kamu mendapatkan posisi Tuan Putri karena kasih sayang ayah. Apa kamu pikir dapat bertindak sewenang-wenang?!"marah Duryudana, dia sudah menyingkirkan para Pandawa, lalu mengapa adik Pandawa malah melompat keluar dan menghalanginya?!

"Tunggu! Duryudana, biarkan dia menyelesaikan apa yang dia ucapkan"Bisma menahan amarah Duryudana, Gayatri mengangguk pada Bisma sebagai ucapan terima kasih.

"Raja Destarasta, aku juga memiliki darah Hastinapura. Selama aku berubah menjadi bangsawan, mengapa aku tidak dapat bersaing? Apa hanya karena status wanita ku? Yang Mulia, harap ingat bahwa Ibu Ratu Satyawati adalah seorang wanita. Selama Raja Wicitrawirya sakit, dia dan Bisma Yang Agung, mengurusi wilayah. Bukankah terlalu dini, jika aku di eliminasi karena status ku yang bukan laki-laki?"Gayatri tersenyum lembut sambil melirik Duryudana.

"Tapi ayah! Dia berdarah rendahan! Anak seorang...."Duryudana merasakan perasaan krisis, karena itu sebisa mungkin dia ingin menyerang argumen Gayatri.

"Diam! Apa maksud mu darah rendahan? Apa aku berdarah rendah? Gayatri memiliki darah ku!"Destarasta dengan keras, menegur Duryudana. Hal ini membuat Duryudana menggertakkan giginya, dia mengepalkan tangan untuk menahan amarah yang meledak-ledak.

"Aku mengerti maksud mu, tetapi nak. Kamu memiliki setengah darah rakyat biasa"Gayatri mendongak dan melihat siluet Ibu Ratu Satyawati. Ada perasaan was-was dihatinya, apakah ibu Ratu Satyawati akan menentangnya?

"Meksipun begitu, jika kamu memiliki kemampuan. Mengapa tidak? Jika kamu bisa menghilangkan prasangka asal-usul kelahiran mu dengan kemampuan mu, bukannya tidak mungkin untuk bersaing"Ibu Ratu Satyawati tersenyum melihat Gayatri yang dilanda kebingungan.

"Aku sendiri, awalnya anak seorang nelayan. Akhirnya setelah menikah dengan suami ku, aku berubah menjadi Ibu Ratu Hastinapura. Mengapa kamu yang merupakan cucu ku, tidak dapat melakukan hal yang serupa?"

Gayatri tersenyum lembut, arti dari ucapan Ibu Ratu Satyawati adalah bahwa seperti dirinya. Dia dapat masuk kedalam papan catur kekuasaan.

"Jadi sudah diputuskan, mulai hari ini dia bukan lagi berstatus anak seorang pelayan. Dia adalah Putri bungsu Hastinapura!"seluruh istana mendidih mendengar ucapan Ibu Ratu Satyawati, para menteri dan pendukung dibelakang Duryudana menggertakkan giginya, seolah tak terima. Padahal sedikit lagi mereka dapat mendorong andalan mereka sebagai Putra Mahkota!

Selanjutnya, para pendukung Pandawa bernapas lega. Karena mereka mendapatkan pilar penggantinya. Bagaimanapun pertarungan politik bukan hanya pertarungan silat lidah, nyawa mereka akan dalam bahaya jika mereka berada disisi yang kalah. Sangat bagus, karena Gayatri mampu menggantikan kakaknya, Yudistira.

Gayatri menatap singgasana yang di duduki Destarasta dengan senyuman manisnya, dia akan merebut takhta yang selama ini menjadi impian Duryudana. Tidak akan ku biarkan dia berhasil untuk duduk diposisi itu!

Kamu telah membuat kakak-kakak ku mati, hanya demi kursi itu, bukan? Karenanya aku akan menjadi mimpi buruk mu, tidak akan pernah ku biarkan diri mu berhasil untuk mengambilnya! Setidaknya, selama aku hidup. Maka jangan bermimpi untuk mendapatkannya~

***

"Apa artinya?"Arjuna menatap pengumuman di dinding pasar dengan tatapan terkejut.

"Gayatri, sungguh anak nakal~"Bima tertawa terbahak-bahak, saat membayangkan wajah Duryudana yang seperti makan kotoran karena ulah Gayatri yang tiba-tiba mengacau.

Awalnya jika Gayatri tidak membuat masalah, maka secara alami posisi Putra Mahkota akan menjadi milik Duryudana. Siapa yang sangka, gadis ini malah membuat masalah dengan mengajukan dirinya sendiri untuk bersaing dengan Duryudana~

"Aku tidak menyangka dia bertindak seperti ini, sepertinya dia sangat marah karena menganggap kami mati dalam kobaran api itu"Sadewa menunduk sedih, dia tidak tau bagaimana bisa gadis yang selalu waspada dan takut-takut mengambil langkah sembrono saat berhadapan dengan Duryudana, malah berubah menjadi ekstrim.

Tidak taukah dia? Selama Duryudana menganggapnya ancaman, dia dapat dalam bahaya seperti kakak-kakaknya yang dikabarkan mati dalam kobaran api!

Anak ini sungguh sangat ceroboh!

"Jika begitu, kita harus segera mengumpulkan bukti-bukti yang memberatkan Duryudana! Agar kita dapat segera keluar didepan publik dan melindungi Gayatri"Yudistira menatap langit yang memancarkan cahaya mentari yang hangat, semoga saja semuanya baik-baik saja.

***

Bersambung ~

See you

Variabel Mahabharata_[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang