CHAPTER 11. ARGUE 🏴‍☠️

23 13 7
                                    

Vote....

°°°

Pada pukul 06:11

Di pagi hari yang indah terdapat cewek yang masih, setia berada di kasur sambil tidur dengan nyenyak. Ya, walaupun alarm terus berbunyi membuat seorang cowok harus masuk dan mematikan jam alarm tersebut.

"Refanza Bagun sekolah." menolognya sambil membuka selimut Refanza.

"Ih jangan ngangu gue, gue masih tidur nyenyak."

"Bangun gak Lo."

"Apasih."

"Bangun sekolah."

"Astaghfirullah, kenapa Lo bangunin gue?"

"Ya sekolah anjing."

"Ya gue gak mau sekolah."

"Eh Lo murid baru ya anjing jangan belagu."

"Eh Lang Lo gak tau gue, belum buat Pr."

"Pr apaaan?"

"Lo tau kan mata pelajaran, kalo hari Rabu berapa?"

"Ada empat."

"Ya itu, gue belum buat Pr Biologi, Ekonomi, MTK, IPA. Lo gak mau kan Kalo cewek secantik gue kena hukum buat, ngebersihin kamar mandi cowok yang Nauzubillah udah kek kandang ayam."

"Gue gak mau tau, Lo harus sekolah."

"Eh Lo Saha bapak gue?, Kakek gue?, Om gue?, adek Gue?, pacar gue? Mantan gue? Napa Lo nyuruh gue?"

"Gue emang bukan siapa-siapa Lo, tapi Lo gak ingat sama nyokap Lo yang nyuruh gue buat ngejagain Lo?"

"Ya gue inget sih, tapi? Ya gimana gue gak mau sekolah nanti bakal kena hukum gue malas Lang."

"Udah pokoknya Lo bangun sekarang, pergi mandi cepetan."

"Kok Lo kek bapak gue."

"Udah cepetan Ref Sebelum gue seret Lo ke bawah."

"Coba aja Lo ser—"  EH JANGAN ANJIIIIING JANCOOOOOO. Teriak Refanza saat kakinya di tarik oleh Gilang, sampai ke bawah yaitu ke kamar mandi membuat kepala Refanza benjol akibat tarikan Gilang yang kasar, sampai di anak tangga ia masih menarik Refanza Yang sudah berteriak-teriak tidak jelas sambil memegang bantalnya.

"Mandi cepetan." Menolog Gilang sambil menarik Refanza, dan mulai mengunci pintu kamar mandi.

"LANG, GILAAAAAAANGGGGGG." teriak Refanza, sambil memukul terus menerus, pintu kamar mandi.

Gilang segera membuka pintu tersebut, "kenapa Ref???" menolog Gilang dan mulai melotot ke arah Refanza, bagaimana tidak jika Refanza sudah tidak memakai sehelai benangpun di tubuhnya.

"ANJING LO REFANZAAAA."teriak Gilang dan mulai menutup pintu itu kuat-kuat, hingga menimbulkan suara yang begitu nyaring.

"Gilang..." teriak Refanza dari kamar mandi.

"Apa?" teriak Gilang juga.

"Bawain gue handuk." Gilang segera pergi untuk mengambil handuk dan mulai memberikan, kepada Refanza sebelah tangannya menutup mata agar tidak melihat tubuh polos Refanza.

"Tuh." ucap Gilang setelah ia rasa Refanza, sudah mengambil handuk tersebut ia mulai menutup ulang pintu sambil mengatur deruh napasnya yang sudah tidak teratur.

Refanza segera keluar dari kamar mandi, sambil memegang handuknya agar tidak jatuh. Gilang masih setia duduk di sofa sambil menunggu Refanza, agar segera pergi dari rumah.

Refanza mulai turun dari tangga, memakai baju sekolahnya. Saat Refanza sudah sampai di sofa yang di mana terdapat Gilang yang masih setia duduk, tak perduli dengan penampilan Refanza yang biasa terbilang wow.

"Lang Gimana? Penampilan gue?"

"Hm biasa aja."

"Anjing Lo."

"Lah, terus mau Lo apa?"

"Gak jadi."

"Gak jelas Lo."

"Udah deh Mendingan sekarang kita ke sekolah."

"Tumben Lo."

"Ya iyalah, kan ada ayang."

"Serah." menolog Gilang dan mulai melemparkan tas, ke arah Refanza tanpa aba-aba tas itu terkena ke wajah Refanza.

Bruk...

Tas itu jatuh ke lantai, Gilang menatap Refanza, "kenapa Lo gak tangkap?" ucap Gilang.

"Ya Lo aja yang cepat ngelemparnya."

"Ya Lo yang kurang lincah."

"Nyalahin orang Lo." ucapnya lagi.

"Kok Ayang gitu sih."

"Ref mau gue geplak gak."

"Gak."

"Ya kalo gak mau jangan panggil gue ayang."

"Yaudah deh, berarti panggil kepala."

"Kok kepala?"

"Ya kepala keluarga dari anak-anakku." ucap Refanza dengan bangganya sambil tersenyum-senyum sendiri, Gilang segera pergi meninggalkan Refanza yang masih senyum.

"Eh Suami kok ninggalin istri??" ucapnya tetapi Gilang tidak, menjawab pertanyaan Refanza melainkan mengacuhkan jarinya ke atas. Jari yang dimana memiliki cincin ular yang sedang terlilit di pedang berwarna silver, sedangkan ularnnya berwana hitam membuat kesan yang mengerikan bagi orang lain tidak bagi Refanza baginya itu memberikan kesan yang lucu.
...

GILANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang