CHAPTER 12. THE MYSTERY BEGINS🏴‍☠️

24 13 6
                                    

Vote aing maksa..

°°°

Sesampainya mereka berdua Gilang segera memberhentikan motornya, dan Refanza segera turun dari motor Gilang. kenapa Refanza tidak membawa motornya ya tidak usah di tanya Refanza membuat alasan kepada Gilang, bahwa motornya sedang di perbaiki padahal jelas-jelas bahwa motornya ada di garasi.

"Thanks ya, udah mau bonceng gue." menolog Refanza dan mulai pergi dari situ, saat ia ingin melangkahkan kakinya tiba-tiba ia di tarik seseorang siapa lagi jika bukan Gilang Membuat Refanza mundur seperti tukang parkir.

Refanza segera menatap Gilang dari arah kanan, "apa sih?" tanya Refanza. "Jangan bilang Lo, mulai suka sama gue? Dan Lo mau ngajakin gue buat dinner gitu? Ogah gue gak mau." ucap Refanza lagi dengan pedenya.

Gilang menatap Refanza, " Jangan kepedean gue cuman mau ngambil helm gue yang Lo pakai." Menolog Gilang sambil menunjuk ke kepala Refanza.

Za kok Lo pede bener, malu-maluin njirrr mau di taruh kemana muka gue, ya gak mungkin di sampah. Batinnya jujur saja ia ingin menghilang dari dunia ini,” Refanza segera melepaskan helmnya dan mulai memberikan helm itu, ke pada Gilang. Dan ia mulai pergi, akan tetapi Gilang mulai berbicara lagi " Oh iya satu lagi jaket gue balikin."

Refanza segera menatap perutnya yang dililit oleh, jaket kulit berwarna hitam. Kenapa ia memakai jaket Gilang di karenakan saat ia ingin menaikkan kakinya, ke motor milik Gilang. Gilang mulai memberhentikan Refanza dan melepaskan jaketnya agar orang tidak melihat paha Refanza.

"Lang boleh gak gue pinjem dulu, nanti pulang gue balikin."

"Hm, yaudah tapi ingat jangan sampe kotor kalo kotor awas Lo."

"Iya, hm btw kenapa Lo Kasih gue buat pakai jaket Lo??"

"Gue gak mau aja Paha Lo di lihatin orang-orang, karena seorang lelaki harus menjaga perempuan bukan malah merusaknya. Begitu juga dengan perempuan kalian harus menjaga aurat, jangan sembarang untuk memperlihatkan aurat kalian karena jaman sekarang cewek yang menjaga auratnya itu udah musnah jadi gue gak mau aja Lo pamerkan paha Lo."

"Hiks... Gue nangis." ucap Refanza sambil membersihkan matanya, membuat Gilang menaikan sebelah alisnya "Kenapa? Lo." Tanyanya dengan keheranan.

"Gue nangis gara-gara kaki gue Lo injak, Lang sakit."

"Eh sorry mana yang sakit?" tanya Gilang Refanza masih terus menangis dan mulai—

"Ini yang sakit." Tunjuk Refanza  ke arah hati, membuat Gilang menggeplak kepala Refanza.

"Perasaan gue tadi injak kaki Lo, kok yang sakit hati?"

"Ya iyalah, sakit hati gu—"

"Shuttt.... Udah diem mendingan kita masuk aja."

°°°

SMA Gajah Mada digemparkan oleh murid baru, yaitu Refanza yang tengah berjalan sambil mengikuti Gilang. Dan jangan lupakan jaket Gilang yang ada di pinggang Refanza.

Banyaknya siswi-siswi yang iri karena murid baru itu bisa, berdekatan dengan ketua OSIS dan ketua Geng Audra. Cowok yang terbilang Dingin, dan tidak suka dekat dengan cewek manapun rupanya berdekatan dengan seorang cewek yang bisa di bilang Murid baru. Banyak yang berbisik jika Gilang sudah menghamili siswa baru itu, dan ada juga yang berbisik jika Gilang memang pacaran dengan siswa itu.

Sampai Gilang berhenti dan mulai berbalik ke arah Refanza, dan menatap mata Refanza dalam-dalam. "Lo masih mau ngikutin gue?" menolognya yang hanya mendapatkan anggukan dari Refanza, Gilang hanya bisa pasrah dan mulai berbicara lagi, "yaudah Lo boleh ikutin gue, tapi Lo harus dengerin ucapan gue Okay..."

"Siap boss." Menolog Refanza membuat Gilang tersenyum, di banyaknya kerumunan siswa-siswi. Membuat semua siswa tercengang baru kali ini mereka melihat sang ketua Osis dan raja balap, yang terkenal kejam bisa tersenyum kepada gadis.

"Sumpah Gilang senyumnya bikin gue meleleh."

"Gue mau juga di senyumin."

"Gue juga mau njirrr."

°°°

"Eyyyyy...." Teriak Zul, dan di ikuti lima orang.

Refanza segera menyembunyikan dirinya dari tubuh Gilang, membuat Zain tidak berhenti menatap dirinya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Anjaiiii boss udah punya ibu Ketu ya???" tanya Uzi sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Jangan ngaco..." ucap Gilang kepada mereka, dan ia mulai berbalik mendapatkan Refanza yang tengah menarik baju Gilang. Membuat Gilang keheranan saat ia menatap mata Refanza ia tidak sengaja melihat tatapan Zain kepada Refanza, Gilang mulai mengamati interaksi mereka berdua dengan seksama dan.

Kring...

Kring...

Kring...

Bell sudah berbunyi membuat para murid, agar cepat masuk ke kelas mereka masing-masing. Refanza segera mendekat ke telinga Gilang,"Lang gue mau pergi ke kelas." ucap Refanza sambil berbisik ke arah Gilang.

"Hm.." Refanza mulai pergi dari tempat itu, Gilang masih saja menatap terus menerus Zain dengan pandangan keheranan. sebenernya ada apa dengan mereka berdua pikir Gilang ah sudahlah ia mulai pergi ke kelas, untuk sekarang ia masih belum memikirkan tentang itu mungkin nanti dia pikirkan kenapa Refanza sedikit kaget dengan kedatangan Zain dan mulai mundur-mundur ke tubuhnya pikirnya.

Fanza? Zain? Apa yang sebenarnya terjadi di antara Lo berdua??? Kenapa banyak misteri yang gak sama sekali gue tau. Batinnya dan mulai melangkahkan kakinya untuk masuk ke kelas.

Gilang segera duduk di bangku ke belakang, yang di mana depan Gilang itu adalah Refanza.

Refanza sama sekali tidak menatap Gilang, ia masih terus fokus terhadap hpnya Gilang yang memerhatikan Refanza pada akhirnya Gilang mulai memberikan Sms.

Gilang:
Fanza Lo baik-baik aja kan?

Refanza:
Siapa?

Gilang:
Ini gue Gilang.

Refanza:
Gilang? Kok Lo namain gue Refanza???

Gilang:
Ya, kan nama Lo Refanza emangnya? Lo mau nama apa?

Refanza:
Ya, namain gue istri gitu, terus Lo suaminya.

Gilang:
Za jangan Gila.

Refanza:
Yaudah, kalo gak mau gak papa tapi jangan pernah chat gue lagi.

Gilang:
Yaudah, gue ganti.

Gilang segera Menganti, nama Refanza menjadi istri.

Suami:
Udah.

Istri:
Okay.
...

GILANG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang