Vote atuh.
°°°
Gilang mulai masuk bersama para anggota Audra, beserta para murid untuk mendekorasi lantai empat. Uzi segera menchat dinding warna abu-abu saat sedang asik menchat ia tidak sengaja melihat, Alaska yang berlari ke sana kemari Uzi yang penasaran mulai berteriak ke arah Alaska dengan cemprengnya.
"WOY ALAS KAKI KENAPA LO?" menolognya membuat Alaska melototinya, yang benar saja ia sudah membuat nama yang terbilang aesthetic akan tetapi teman laknatnya ini malah memanggil dengan sebutan Alas kaki.
"JANGAN PANGGIL GUE ALAS KAKI, GUE PUNYA NAMA YA ANJING NAMA GUE UDAH AESTETOK LO MALAH GANTI-GANTI." teriaknya ke arah Uzi yang hanya di acuhkan jemari tengah, membuat Alaska emosi.
"Wah ngajak ngelud Lo, sini Lo kita gelud di pasar malam." ucap Alaska.
"Ayuk." Saat Uzi mendekati Alaska tiba-tiba, pak Lilang datang dan menarik telinga Uzi. Uzi yang kaget segera berteriak Alaska ia hanya tertawa sampai Uzi menginjak kaki Alaska yang membuat Alaska berteriak.
"Anjing." Teriak Alaska yang mendapatkan jeweran di telinga."Coba ulang kamu bilang apa??"
"Gak pak Hehehe Gak jadi."
"Pak lepasin sakit tau gak."
"Bodoh amat."
°°°
Refanza hanya diam sambil melihat dokter, yang sedang mengobati dirinya. Refanza meringis saat luka itu di balut Bima hanya menatap putri kesayangannya itu sambil sekali-kali mengelus pucuk kepala putrinya.
Dokter itu segera tersenyum dan mulai pergi meninggalkan, anak dan ayah yang hanya ada di rumah besar itu.
Refanza menatap Ayahnya, "Pah papa belum pulang kan??" tanyanya dengan suara yang hanya di dengar Bima.
"Maaf Papa mau pergi lagi ke luar negeri." ucapnya.
"Papa boleh gak Fanza minta sekali aja Papa nginep terus cobain masakan Fanza, Fanza kangen." ucapnya, akan tetapi Bima ia malah menerima telpon dari seseorang dan segera pergi meninggalkan Refanza yang hanya diam di tempat itu.
"Yah saya akan segera pergi ke sana." ucap Bima, dan mulai mematikan sambungan telponnya.
Ia menatap Refanza yang hanya duduk sambil, meremas jemarinya. "Huft Papa bakal telpon Gilang Biar dia jagain kamu." Alhasil Refanza mulai berbinar dan tersenyum manis ke arah Bima, Bima segera melihat perubahan Refanza yang terbilang aneh.
°°°
Bima segera menelpon Gilang, Gilang yang masih berada di sekolah.
Gilang segera menatap hpnya yang berbunyi ia pun melihat, bahwa yang menelponnya adalah Bima ia penasaran kenapa ayah Refanza menelpon dirinya.
Gilang segera mengangkat telpon itu dan mendapatkan, suara Refanza yang meminta tolong kepadanya. Gilang yang panik segera berlari keluar, ia mulai melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG
Teen Fiction⚠️ WAJIB FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA CERITA INI⚠️ (follow akun author agar bisa dapat notifikasi cerita baru.) Cerita ini menceritakan tentang Gilang yang tidak pernah menyukai perempuan, selama bertahun-tahun. Tapi siapa sangka seorang GILANG FRAN...