24 : Kunjungan Kosong

8.5K 714 88
                                    

Thank you guys yang sudah terus ngikutin cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank you guys yang sudah terus ngikutin cerita ini.

Nanti di bawah aku ada pengumuman

Vote dan komen pweese😗

.

.

.

Enjoy

.

.

.

***


"Papa-Mama titip salam, nggak bisa jenguk karena harus terbang ke Kuala Lumpur pagi ini, nggak bisa dibatalin acaranya," Acara itu sudah jauh-jauh hari mengundang orangtua Liam untuk hadir. Karena melibatkan kerjasama dengan perusahaan lain, mereka tidak bisa membatalkannya di hari acara begitu saja.

"Tapi mereka hanya sehari di sana. Besok juga pulang. Papa-Mama khawatir sekali sama kamu. Jadi selain acara formalnya, mereka nggak ikut." Wajah suaminya penuh penyesalan.

"Terus kalau Neo tadi pagi sudah di jemput Lidya. Nanti siang mau ke sini sekalian menjenguk kamu. Mmm, gapapa?" Sedikit banyak Liam khawatir Atiya tidak nyaman bertemu mantan istrinya. Bukan apa-apa, meski Atiya tidak pernah protes, perempuan ini nyatanya banyak memendam luka. Mereka juga bertemu paling dengan alasan Neo.

Siapa tau dia tidak suka tapi tak pernah bilang kan?

Atiya tersenyum penuh pengertian. Ia mengangguk seraya mengusap karangan bunga yang dikirim mertuanya pelan dan menyerahkannya pada Liam untuk diletakkan di atas nakas samping tempat tidur. Selain itu, ia juga tidak keberatan Neo dekat dengan bundanya. Apalagi mau menjenguknya.

"Iya gapapa. Aku khawatir Neo sendirian tapi syukurlah ada Mbak Lidya, dan untuk Mama, beliau juga sudah bilang." Mama mertuanya itu memang meneleponnya belum lama. Sekitar pukul enam pagi tadi. Meminta maaf tidak bisa menemani dan berjanji untuk pulang secepatnya.

"Padahal gapapa untuk ikut seluruh rangkaian acaranya kok. Papa-Mama juga bisa sekalian refreshing."

Liam lega mendengar Atiya tidak keberatan tapi langsung berubah mendengar perkataan terakhirnya. Ia menatap heran, "mana mungkin mereka liburan kalau menantunya sedang sakit begini."

Atiya menatap wajah suaminya, alis itu bertaut tak terima dengan pernyataannya. "Gapapa kok. Aku di sini ada Mas Liam." Ujarnya sedikit menggoda.

Dan berhasil.

Pria itu berdehem kecil dan memalingkan wajahnya ke samping. "Kenapa jadi pintar gombal begini?"

Innocent Wife (Segera Terbit) Part Masih LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang