27 : Beban Harapan

7.8K 752 144
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa Vote dan Komen yaa

Dan btw jangan lupa nabuung bentar lagi mau naik cetak😘😘😘
Bakal banyak bonus chapter yg gemes gemes🌝🙆

.

.

.

Enjoy

.

.

.

***

"Pak, investasi yang Bapak waktu itu minta ditarik bagaimana?"

Liam mengerjap. Barusan sedang sibuk memikirkan dekorasi kamar bayi untuk anaknya nanti. Padahal baru jalan tiga bulan kehamilan istrinya. Tapi ia sudah membayangkan kemana-mana.

"Hm, yang mana?"

Reno menatap tak percaya. "... Pak, perkebunan Ayahnya Ibu Atiya. Waktu itu Bapak minta untuk menarik sedikit-demi sedikit bantuan dananya."

Oh yang itu. "Sudah berapa persen kau tarik?"

"Bapak investasi sekitar lima puluh persen diawal. Dan sekarang sudah saya tarik dua puluh lima persen sejak bulan lalu."

Liam menopang dagunya. Alis tebal itu menukik serius. "Bagus. Tarik sekaligus tiga bulan lagi—terus bagaimana sama projek penambahan jasa kebersihan dan keamanan?"

Reno mencatat sebelum mengangguk mengerti. "Untuk yang itu kan masih menunggu Bapak yang laporan ke Pak Direktur."

"... menurut kau, apa Pak Direktur akan mendengarkan kita?"

Reno menatap dengan semangat. "... Pak, Bapak adalah General Manager paling berdedikasi. Kita achieve target tiap bulan. Penjualan kamar selalu naik lebih dari seratus persen. Bagaimana mungkin Direktur tidak mendengarkan Bapak?"

"Misal Bapak cuma bilang tidak suka pasti Pak Direktur menurut!"

Liam agak kaget melihat Reno jadi penuh semangat lebih dari dirinya. Asistennya itu memang sangat enerjik.

"... oke. Kau sudah ada list kompetitor mereka kan?"

Reno mengangsurkan berkas. "Sudah dong. Pak. Tinggal pilih, tapi rekomendasi saya yang ini." Reno menunjuk berkas paling atas. "Perusahaan ini saingan berat mereka."

Innocent Wife (Segera Terbit) Part Masih LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang