4 : Antara Malu dan Hasrat

40.3K 1.1K 83
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Mas aku nggak sampai loh, tolong nunduk sedikit." Pinta Atiya cemberut memandangnya yang tinggi menjulang.

Si pria bukannya menurut malah tetap berdiri tegap sambil bersedekap. Seringai jahil bertengger di sudut bibirnya melihat istri kecilnya itu berjinjit-jinjit.

Saat ini Atiya sedang berusaha memakaikan dasi pada si suami yang terus menggodanya jahil. Padahal waktu sudah mau jam delapan pagi. Seharusnya pria itu sudah berangkat kerja.

"Mas Liam, ih~"

Liam mencubit gemas pipi itu lalu mendorong bangku pendek yang sebenarnya sudah ia siapkan. "Sini naik."

"Kamu sejak kapan naro bangku itu? Kok aku nggak tau." Atiya yang sekarang sudah naik jadi setinggi hidung Liam mulai memasangkan dasi itu.

"Aku beli kemarin. Karena punggungku sakit kalau harus terus menunduk." Liam mengelus pinggang Atiya selama perempuan itu fokus pada kegiatannya.

Atiya mengangguk senang tapi agak khawatir saat tau Liam mengaku sakit punggung.

"Apa karena faktor usia, ya?" Tanpa sadar gumaman dihatinya malah keluar.

Liam mengerutkan kening tak suka, "maksud kamu apa?"

Pundak Atiya menegang sebelum wajahnya kembali tersenyum, "ehehe, aku nggak ngomong apa-apa kok."

"Sepertinya aku dengar sesuatu tadi," Liam menajamkan tatapannya.

Atiya gelagapan. "Nggak. Itu perasaan kamu aja. Ayo Mas aku antar ke depan."

Perempuan itu menepuk pundak Liam dan merapikan kerahnya yang agak terlipat. Lalu menggandeng sang suami.

.

.

.

Atiya mencium tangan Liam dan memberikan tas kerjanya.

"Dadah~" katanya sumringah.

Liam menekuk alisnya, "kok kamu kayak senang sekali aku pergi?"

Atiya memiringkan kepalanya. "Huh? Kan kamu mau berangkat kerja. Masa aku cemberut?"

"Ya, tahan sedikit atau apa gitu." Keluhnya.

"..." Ini masih pagi tapi rasanya ia sudah lelah mendengar suaminya.

Padahal Liam berusia tiga puluh lima tahun. Beda sepuluh tahun dengannya. Tapi kelakuannya sering seperti bocah melebihi Neo yang masih empat tahun.

Tangan Liam masih menggenggam tangannya. Entah apa yang pria itu tunggu.

"Mas Liam, aku pengen punya banyak uang. Jadi kamu harus semangat kerjanya." Katanya rasional. Menjatuhkan angan-angan Liam yang ingin ditahan berangkat kerja.

Innocent Wife (Segera Terbit) Part Masih LengkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang