2. Tega

360 71 3
                                    

Lisa pov

Aku perlu meminta maaf pada anakku atas apa yang sudah aku lakukan padanya semalam.

Pagi ini, aku akan mengajaknya bicara dan memperbaiki hubungan kami yang berantakan semalam. Ya tuhan.. mengapa aku tidak memikirkan perasaannya? Mengapa aku terlalu kelepasan untuk mengatakan segalanya padanya?.

Aku duduk di meja makan dan menunggunya untuk turun dan sarapan bersama ku.

Sudah hampir delapan tahun berlalu dan kami masih saja tinggal berdua. Aku juga ingin.. merasakan hidup bersama keluarga yang utuh dengan istriku. Rasanya sangat kesepian hidup hanya sendiri.

Tak lama aku melihat putriku turun dari atas. Dia sudah siap dan rapih untuk pergi ke sekolahnya.

"Morning.." sapaku tersenyum ke arahnya dan dia bahkan tidak membalas apa yang aku lakukan. Aku tau dia pasti masih marah atas tindakanku semalam.

"Duduklah.. kita sarapan bersama" kataku dan dia hanya melirikku kemudian membuang wajahnya.

Ia terpaksa duduk di hadapanku. Penmbantu kami menyediakan makanan yang cukup enak untuk kami.

"Eum.. tas? Soal semalam.. dada minta maaf ne.. karna dada membuat kamu kesal" kataku dan dia hanya terdiam disana.

"Dada bersalah.. maafkan dada" kataku lagi menyesalinya dan dia hanya menghela nafasnya disana.

"Lupakan saja.. aku pun sudah melupakan itu" katanya dan aku tersenyum. Syukurlah.. bersyukur dia tidak marah padaku.

Kami mulai memakan makanan kami dan tidak ada pembicaraan di antara kami berdua. Aku melihat putriku tengah lahap memakan makanannya.

"Eum.. tas? Apa malam ini kamu punya waktu? Eum.. jika kamu tidak memiliki kesibukan, dada ingin mengajakmu makan malam di luar" kataku dan dia menatapku sebentar sembari mengunyah makanannya.

"Bagaimana?" Tanyaku kembali memastikan.

"Tumben? Ada apa?" Tanyanya dan aku tersenyum ke arahnya.

"Tidak ada, hanya ingin makan malam denganmu apa tak boleh?" Kataku dan dia mencoba memikirkannya.

"Dada harap kamu dapat meluangkan waktumu" kataku mencoba untuk membujuknya.

Dia berfikir sejenak untuk memikirkan ini dan aku harap dia mau. Ini adalah kesempatanku untuk mengajaknya bertemu jennie. Kalian tau kan? Aku sudah berjanji untuk mengenalkannya pada jennie dan ini adalah kesempatan terbaikku untuk mengajaknya.

"Tentu, nanti ku hubungi lagi" katanya dan aku tersenyum kemudian kembali melanjutkan makanku.

——————————-

Aku perlu menjemput kekasihku di depan unitnya.

Aku ingin segera memberitahunya tentang malam nanti. Tak sabar untuk menemukan dia dan anakku, pasti dia sangat bersemangat untuk menemui putriku.

"Hay darling.." dia menyapaku saat ia masuk ke dalam mobilku.

Aku memberi ciuman selamat pagi padanya dan ini lah yang selalu aku inginkan setiap pagi, mendapat ciuman selamat pagi darinya dan yeah.. lama tak mendapatkan kehangatan ini sejak istriku tiada.

"Ada kabar baik untukmu" kataku, saat aku melajukan mobilku menuju perushaannya. Aku sering menjemput dan mengantarnya ke perusahaanya, seperti sudah biasa aku melakukannya.

"Apa itu? Kamu akan segera menikahiku?" Katanya dan aku tertawa.

"Itu akan, tapi yang ini bukan itu" kataku dan dia mengerutkan dahinya menatapku.

Semua aku di lupakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang