5. Bekal spesial 2

693 107 6
                                    

Author pov

Lisa mengantar jennie ke apartemennya. Waktu sudah menunjukan pukul 8 malam dan masih ada waktu untuk lisa mampir.

Keduanya masuk ke dalam bersamaan, lisa membuka coat nya di bantu oleh jennie yang tepat berada di belakangnya.

"Kamu ingin minum apa? Biar aku buatkan" ujar jennie ketika ia meletakan coat lisa di gantungan.

Lisa menghela nafasnya dan pergi ke sofa untuk duduk.

"Apa saja, sayang" ujarnya.

Lisa tidak bisa menginap dan berlama laam, setidaknya dia harus pulang karna sang anak psti akan menunggunya.

"Aku juga tidak bisa berlama lama babe... atasa pasti menungguku" kata lisa dan jennie menoleh saat ia hendak membuatkan minuman.

"Apa maksudmu? Yah! Disinilah sebentar" ujarnya cemberut membuat lisa tersenyum dan terkekeh.

"Iya iya sayang.. aku disini sampai jam sepuluh ok?" Ujarnya dan jennie memutar matanya.

Jennie selesai membuatkan minuman untuk lisa dan kemudian memberikannya pada lisa.

Ia duduk di samping lisa ketika ia selesai meletakan teh nya di atas meja.

Lisa menyeruput tehnya, menikmati teh nya perlahan.

"Hon? Bagaimana dengan atasa? Apa dia sudah bisa menerima ku lagi? Aku ingin ada pertemuan lagi dengannya" ujarnya sembari bergelayutan di bahu lisa.

Lisa meletakan teh nya di atas meja kemudian menatap jennie di sisinya.

"Entahlah sayang.. aku belum berani mengatakan itu padanya, aku baru saja berbaikan dengan atasa dan aku tak mau kami bertengkar lagi" katanya. Jadi? Apa maksud lisa adalah dirinya menjadi penyebab pertengkaran anaknya dan dirinya?.

"Jadi? Maksudmu adalah aku penyebab kerusakan hubungan kalian?" Tanyanya dan tidak, bukan begitu maksud lisa.

"Bukan begitu sayang.. jelas bukan itu maksudku.. ah.. aku.. hanya belum tau bagaimana caranya untuk bicara dengan atasa" ujarnya dan jennie cemberut mempoutkan bibirnya kemudian naik ke pangkuan lisa untuk duduk di pangkuan lisa.

"Lagipula.. bukannya kamu punya misi untuk merayu dia hm? Kamu ingin melakukan pendekatan kam?" Tanyanya sembari memeluk pinggang jennie.

Itu benar, namun hari pertama dirinya gagal untuk mencari perhatian sang calon anak. Mungkin dia perlu tau makanan kesukaan atasa lain kali?.

"Hari ini gagal, dia tidak memakan bekal dariku" ujarnya dan itu membuat lisa mengerutkan dahinya. "Sepertinya aku perlu tau makanan kesukaan atasa? Agar ia dapat memakan bekal ku" ujar jennie dan lisa setuju akan hal itu.

"Nanti aku tanya ahjumma nde" katanya dan jennie memukul dadaya pelan.

"Sungguh? Bahkan kau dadanya tapi tidak tau makanan kesukaan anakmu? Pantas saja atasa tak dekat denganmu! Hal sekecil itu saja kau tak tau" katanya kesal pda lisa.

"Bukannya tak tau honey.. tapi aku lupa.. terakhir aku menyiapkan bekalnya saat ia kecil, sekarang ia dewasa aku jarang membuatkannya karna dia tak mau di bawakan bekal" ujarnya berlasan dan tentu saja jennie tak mau tau alasan itu.

"Alasan saja!" Ujarnya yang membuat lisa tertawa.

Lisa menciumi rahang jennie, mengecup leher jennie dan seolah menggoda jennie dengan kecupan dan bahkan sentuhan bibirnya.

Tangannya membelai paha jennie yang mulus seperti susu. Mereka berciuman, saat jennie bahkan mengarahkan bibur lisa ke bibirnya.

Semua aku di lupakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang