Atasa pov
Kami masih menunggu waktu untuk acara berikutnya. Kemungkinan kami perlu bersiap untuk acara malam.
Sejak tadi aku memperhatikan yerim yang benar benar tak mau bicara denganku. Dia bahkan menjauhiku dan tak mau mendekatiku, sedikit bicara dan aku bahkan tak mengerti apa yang terjadi dengannya?.
"Huahhhh... aku lapar sekali... kapan kita sudah boleh makan?" Zee merutuk ketika kami perlu menunggu jawdal makan malam kami.
Winter melemparkan camilan padanya dan anak itu seperti monyet kelaparan.
"Thanks sis? Kau tau sekali cacingku kelaparan" zee berkata dan dia membuka camilannya bersama asahi.
Aku masih merasa terheran heran dengan sikap yerim. Apa aku perlu bertanya ada apa dengannya? Tapi aku malu..
"Yah! Ada apa denganmu?" Minji bertanya menyenggol bahuku.
Aku menghela nafasku kemudian menundukan wajahku. "Aku sedang memperhatikan yerim.. sejak tadi dia mendiamiku.. aku bertanya tanya kenapa dengannya? Apa ada yang salah denganku?" Tanyaku dan aku kembali menatap yerim disana dengan teman temannya sedang berbincang di depan tenda mereka.
"Mungkin dia cemburu padamu?" Winter berkata dan aku menoleh ke arahnya. Cemburu? Cemburu kenapa? Memang apa yang aku lakukan?.
"Cemburu? Cemburu kenapa?" Tanyaku mengerutkan wajahku.
"Tentu saja karna dia menyukaimu!" Winter berkata dan apa? Yerim menyukaiku? Bagaimana mungkin?.
"A-apa? Menyukaiku?" Kataku benar terheran heran.
Aku mendengar helaan nafas dari keduanya kemudian memutar mata mereka malas.
"Kau mengatakan bahwa kau suka pada eunsoo kemarin dengannya kan?" Winter berkata dan darimana dia tau?.
"Kau tau darimana?" Tanyaku.
"Karina! Dia tadi marah marah padaku! Katanya aku harus memberitahumu tentang menghargai perasaan yerim!. Bahkan yeri sampai menangis semalaman karna dia tau kau menyukai eunsoo dan eunsoo adalah tipe idealmu! Huft.." katanya dsn sungguh? Benarkah? Ya ampun.. aku tak tau itu dan.. apa alasan yerim menyukaiku? Apa.. itu terjadi sejak lama?.
"Tapi tas.. ini masuk akal jika yeri menyukaimu.. coba kau perhatikan selama ini.. sikap dia berbeda denganmu. Kau sakit, dia menjengukmu dan menemanimu.. dan ketika dia melihat mu? Dia tak berani menatap matamu.. dia bahkan selalu mendukungmu di setiap aktifitasmu kemarin seperti olimpiade dan berlatih basket" minji berkata dan aku mencoba berfikir ulang.
Yang minji katakan aku rasa benar? Aku merasakan itu.. aku juga diam diam memperhatikan sikap yerim yang berbeda dari teman ku kebanyakan. Dia sangat perhatian padaku, mensupportku di setiap kegiatanku, dan.. bersikap manis padaku.
Hah... aku tak tau jika dia menyukaiku, jika dia mengatakannya sejak awal maka aku juga tidak akan menyakiti perasaannya. Apa aku adalah orang yang tidak peka?.
"Aku tak tau jika dia menyukaiku.. jika aku tau sejak awal maka aku akan lebih menjaga perasaannya" kataku dan asahi bergabung padaku.
"Yah! Wanita mana yang mau mengatakan perasaannya lebih awal? Harusnya kau yang peka bitch!" Asahi berkata dan itu juga ada benarnya.. jadi? Apa aku salah? Apa aku benar benar salah?.
"Sebaiknya kau tentukan pilihanmu tas.. eunsoo? Atau yeri?" Zee ikut bergabung dengan kami setelah dia memakan camilannya.
"Aku tim yeri! Agar aku bisa mendekati jandaku disana.." zee berkata dan kami semua terkekeh.
Winter mengusap bahuku dan tersenyum. "Aku rasa jawabannya sudah jelas? Pilihlah yang sudsh jelas di depan mata.. dan? Jangan jadikan dia hanya pelampiasan.. hargai perasaan wanita bro!" Dia berkata dan aku setuju dengan ucapan winter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua aku di lupakan
FanficLanjutan dan cerita au dari semua aku di salahkan karya aku di tiktok. G!P futa! Crita fiksi