10. Olimpiade support

557 95 1
                                    

Atasa pov

Hari dimana olimpiade itu tiba. Huft.. aku sangat gugup! Aku takut jika aku kalah dan tidak bisa memenangkan ini maka aku bisa mengecewakan eunsoo dan nama sekolah ku. Huft!.

Aku sekarang sedang bersiap di belakang, konpetisi di mulai di sebuah aula besar yang dimana akan di tonton oleh semua murid dari beberbagai kalangan dan bahkan para orang tua.

Aku sudah mengirimkan pesan pada dada agar dia datang, tapi entahlah.. apa dia datang? Jika dia tidak datang aku akan sangat kecewa.

Aku terus terusan membuka ponselku untuk mengabari dada bahwa sebentar lagi aku akan memulai olimpiadenya, ck! Dimana dia? Apa dia datang? Atau tidak?.

"Tas?!" Aku menoleh dan itu eunsoo yang juga sudah siap untuk melakukan kompetisi ini. "Bagaimana? Apa kau siap? Aku harap kau siap dan dapat bekerja sama denganku! Aku ingin sekali kita bisa memenangkan ini.. kau tau kan apa benefitnya?" Katanya dan aku menghela nafasku kemudian menundukan wajahku.

Sejujurnya aku sangat tidak tertarik di bidang sains. Kalian harus tau bahwa aku tidak suka soal ini..

Aku sangat menyukai tentang jurnalistik media juga komunikasi informatif, tapi untuk mencapai tujuan yang mommy inginkan? Aku harus berada di kompetisi ini dan meninggalkan minat ku.

"Ya.. akan aku usahakan" kataku padanya dan dia mengangguk anggukan kepalanya kemudian pergi meninggalkanku.

Aku menghela nafasku dan bersandar di tembok untuk menetralkan diriku sendiri. Aku sangat gugup dan butuh penyemangat sekarang. Ck! Bahkan dadaku yang payah itu belum datang untuk memberi semangat padaku.

Drrtt drrtt drttt

Ponselku bergetar dan aku perlu mengeceknya. Oh itu dada, dia menghubungiku.

"Ya dad?"

"Tas? Mian.. huh hah.. dada baru saja sampai dengan auntie jen.. kamu dimana? Perlukah dada menemuimu di belakang?" Tanyanya dan aku tersenyum.

"Tak perlu.. dada langsung ke kursi penonton saja.. sebentar lagi aku akan mulai" kataku.

"Baiklah.. semangat sayang! Dada akan mendukungmu di kursi penonton!" Katanya dan aku terkekeh.

Kemudian kami mengakhiri panggilan dan menutup ponselku.

"Tas? Ayo bersiap.. kita akan mulai" guru pembimbingku berkata dan aku menghampirinya.

Ponsel di kumpulkan dan tak boleh ada ponsel yang kami pegang.

Aku dan eunsoo berdampingan keluar untuk menuju ke tempat dimana kompetisi itu di mulai. Huh... aku benar benar gugup! Apa aku bisa?.

"Ayo tas" eunsoo berkata dan mengajakku untuk masuk ketempat kompetisi di mulai.

.
.
.

Author pov

Lisa dan jennie duduk di kursi penonton bersama para orang tua dan juga guru guru yang lain untuk menyaksikan anak anak mereka berkompetisi di olimpiade ini.

Jennie sangat bersemangat dan tak sabar melihat atasa bisa memenangkan ini. Dia selalu berdoa agar atasa bisa mengerjakannya dan memenangkannya.

Tak lama mereka melihat atasa keluar bersama rekannya disana. Jennie tersenyum haru dan mengepal kedua tangannya kemudian meletakan nya di bawah dagunya. Ia berdoa semoga anak itu berhasil.

"Tuhan... aku mohon permudah dirinya untuk memenangkan kompetisinya.. doaku menyertaimu" doa jennie membuat lisa menoleh hingga melemparkan senyum haru padanya.

Semua aku di lupakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang