11. Familly time?

592 99 2
                                    

Jennie pov

Kami tengah makan bersama di sebuah restoran yang lisa pesan untuk merayakan kemenangan anaknya. Aku sangat bahagia, melihat atasa juga sangat bahagia merayakan kemenangannya bersama teman temannya dan juga kami. Sejak tadi aku melihat senyumnya tidak pernah pudar dari wajahnya.

"Idiot! Kau terlalu makan banyak! Kau yang bayar!" Atasa berkata pada temannya yang memakan makanan cukup banyak. Aku tertawa, teman temannya juga pandai menghibur nya.

"Apa tas? Ini makanan enak.. kami tidak perlu menyia nyiakan ini" temannya berkata dan itu kembali membuat kami tertawa.

Kami makan di restoran grill dan hotpot. Atasa yang menginginkan untuk makan disini.

Aku memanggang beberapa daging untuk lisa dan juga atasa.

"Kau ingin ini sayang?" Tanyaku menunjukan daging kepadanya.

"Tentu" lisa berkata.

Aku sekaligus juga akan memanggang beberapa daging untuk atasa, itu akan memudahkan dia untuk memakan makanannya.

"Tas? Ini untukmu" kataku seraya memberikan daging itu padanya.

Dia memakan daging yang aku panggang, meletakannya di atas nasi dan memakannya dengan lahap. Aku yakin dia menyukainya.

"Wah... jennie maam terlihat seperti ibunya atasa.. aku suka melihatnya.. kalian cocok" salah satu teman atasa berkata membuat aku berhenti sebentar kemudian tersenyum.

"Itu benar... jennie maam juga cantik, sangat cocok jadi ibunya atasa" temannya yang lain ikut menyahut.

Mereka tertawa bersama dan jelas saja aku ikut tersenyum. Bahkan aku senang ketika semua orang mengatakan bahwa kami cocok.

"Ouh? Memangnya jennie maam bukan ibumu tas? Aku pikir di ibumu tadi" gadis yang bersama atasa untuk menjadi partner olimpiade itu bertanya bahkan membuat atasa tersedak disana.

Yerim dengan cepat memberikan air padanya dan dia meminumnya sampai habis.

"A-ah eunsoo.. kita tidak perlu membicarakan ini.. makanlah saja dengan tenang" atasa berkata sembari mengelap mulutnya.

"Dan kalian? Bisakah tidak membahas ini? Kita sedang makan dan jangan membuat aku tak nyaman!" Dia mengomel pada teman temannya dan aku dapat melihat jelas bahwa dia tidak menyukai pembicaraan ini. Apa dia masih belum bisa menerima ini semua? Ya ampun.. apa aku salah?.

Teman temannya terdiam, dan tak ada yang bisa membantahnya. Aku juga ikut terdiam tidak bisa membantahnya.

Sejujurnya aku sangat sedih, tapi aku tak bisa berbuat apapun selain hanya terdiam dan menyimpan segalanya di dalam hatiku.

Aku dapat merasakan lisa menyentuh tanganku lembut, aku tau dia melihat aku sedih jadi tidak dia mencoba untuk menenangkan aku.

Aku tersenyum ke arahnya seolah mengatakan aku tak apa apa.

——————————

Setelah makan makan kami selesai, kami memutuskan untuk kembali kerumah. Aku akan di antar oleh lisa dan mungkin? Kami akan mengajak atasa untuk pulang bersama?.

Dia sedang mengantar teman temannya yang berlalu pergi dari sini termasuk gadis yang bersamanya untuk olimpiade. Yerim berada di sisinya juga mengantar teman temannya untuk menunggu taksi mereka.

"Tas? Yer? Kalian ingin pulang bersama kami?" Tanyaku saat kami berdua sampai di belakang mereka.

Keduanya menoleh dan menatap kami berdua.

"Kita pulang bersama nde.. ayo" lisa berkata mengajak keduanya. Yerim tampaknya akan menolak karna merasa tidak enak dengan kami.

"Ah dada buddy.. tak perlu.. nanti aku meminta jemputan dengan mom saja" katanya.

Semua aku di lupakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang