Atasa pov
Aku disini, bersiap untuk bertanding basket. Semua tim ku sedang melakukan peregangan dan kami perlu mengatur strategi untuk melakukan pertandingan basket.
Kami masuk ke dalam lapangan dan sorakan juga teriakan terdengar di seluruh ruangan indoor basket ini.
Aku mengedarkan pandanganku, mencari keberadaan dada di antara mereka.
Aku tak menemukannya. Tidak menemukan dada di tribune di antara penonton lainnya.
Aku juga tidak melihat yerim disana. Hah.. apa hidupku benar kosong karna tak ada yang menemaniku untuk memberi dukungan? Atau ini hanya sebuah prank bagiku? Apa dada akan datang di detik pertengahan?.
"Tas? Ayo" winter menepuk bahuku dan menyuruhku untuk berkumpul dengan yang lain untuk melakukan briefing.
Aku mengikutinya, kami melingkar dan coach memberi arahan untuk kami melakukan strategi yang ia berikan. Kami sepakat untuk saling bekerja sama.
"Baiklah! Semangat! Kalian semua pasti bisa! Ini untuk kemenangan sekolah dan demi keuntungan kalian juga! Ayo! Ayo ayo!" Coach memberi semangat pada kami dan kami mulai berpencar setelah berdoa.
Aku pergi ke tempatku sebagai kapten tim. Aku berhadapan dengan kapten tim lawan dan aku harus fokus untuk pertandingan ini.
Priiiitttt!!!
Peluit di tiupkan dan pertandingan di mulai. Aku mendapatkan bolanya dan akan mencoba melakukan permainan yang terbaik.
Ayo tas! Fokus! Fokua pada pertandingan!.
Aku membawa bolanya namun bola itu berhasil di rebut. Kami ketinggalan point. Sialan.
Kami terus bermain dan lagi lagi aku gagal fokus karna aku memikirkan dada. Aku berharap ia datang untuk mendukungku tapi dimana dia sekarang? Datanglah dad.. datanglah.. aku menunggumu.
"Fokus fokus!" Coach berteriak dan aku tersadar dari pikiranku yang buruk. Tas! Apa yang kau pikirkan?.
.
.
.Yeri pov
Aku sendirian di taman sekolah. Teman temanku menonton pertandingan basket sekolah kami melawan sekolah lain. Aku tau itu adalah atasa dan rekan rekannya yang sedang bermain.
Aku ingin sekali menonton dan memberi dukungan padanya, akan tetapi.. kami telah putus. Kami mengakhiri hubungan kami semalam dan yeah.. aku harus pada pendirianku untuk tidak menghubunginya lagi dan tersangkut pautkan olehnya.
Aku membuka buku ku, menulis sesuatu disana dan hariku sangat buruk ketika aku harus mendapati fakta yang menyedihkan. Entah aku harus percaya padanya atau tidak.. tapi aku sudah terlanjur memutuskan hubungan kami.
"Aku dengar.. pertandingan basket kita hampir kalah? Atasa sepertinya tidak bermain dengan baik?"
Aku mendengar perbincangan seseorang di sampingku dan mereka adalah para gadis yang tengah memperbincangkan tentang pertandingan basket sekolah kami.
"Iya.. aku tadi menontonnya.. tapi saat aku lihat kita akan kalah aku pergi.. membosankan" yang lain berkata.
Aku melirik mereka dan berfikir sejenak. Sungguh? Benarkah? Ya ampun.. pasti ada sesuatu yang menganggu atasa sampai dia tidak fokus pada pertandingan basketnya.
"Itu benar.. atasa berulang kali terjatuh dan kelihatan kelelahan" yang lain berkata.
Sungguh? Benarkah? Apa dia terluka? Aku pikir dia begitu karna tidak fokus? Apa yang membuatnya tidak fokus?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua aku di lupakan
FanfictionLanjutan dan cerita au dari semua aku di salahkan karya aku di tiktok. G!P futa! Crita fiksi