Bab 3 Tak Terduga

16 4 0
                                    

Lisa masih tidak percaya bahwa dia benar-benar akan bertemu dengan Jennie. Selama beberapa hari terakhir, undangan makan malam itu terus berputar-putar dalam pikirannya. Saat malam tiba, ia merasa gugup saat berdiri di depan restoran mewah yang telah disebutkan dalam undangan. Pikirannya dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan: Apakah ini hanya sekadar rasa terima kasih, atau ada alasan lain di balik undangan ini?

Dengan napas yang dalam, Lisa melangkah masuk ke dalam restoran. Saat dia menyebutkan namanya kepada petugas, ia langsung diarahkan menuju sebuah meja di sudut ruangan, tempat Jennie sudah duduk menunggunya. Wanita itu tersenyum ketika melihat Lisa mendekat. Malam itu, Jennie mengenakan gaun sederhana namun anggun, dan wajahnya terlihat bersinar di bawah lampu-lampu redup.

"Terima kasih sudah datang," ucap Jennie dengan suara lembut. "Aku tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk mengucapkan terima kasih karena kamu sudah menyelamatkanku, jadi aku harap makan malam ini bisa menjadi permulaan yang baik."

Lisa tersenyum malu-malu. "Tidak perlu repot-repot. Aku hanya kebetulan ada di sana. Siapa saja pasti akan melakukan hal yang sama."

Mereka mulai berbicara dengan santai, dimulai dari kejadian yang mempertemukan mereka, hingga membahas hal-hal kecil seperti cuaca dan makanan favorit. Awalnya, percakapan mereka terasa sedikit kaku, mengingat mereka berasal dari dua dunia yang sangat berbeda. Namun, semakin lama, percakapan itu menjadi lebih hangat dan alami. Mereka mulai berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing. Jennie berbicara tentang tekanan hidup sebagai seorang selebriti, sementara Lisa berbagi tentang tantangan hidupnya sebagai mekanik biasa.

Jennie merasa nyaman mendengar suara Lisa yang penuh ketulusan. Tidak seperti orang-orang yang biasanya mendekatinya dengan maksud tertentu, Lisa berbicara tanpa ada niat tersembunyi, dan hal itu membuat Jennie merasa dihargai sebagai pribadi, bukan sekadar seorang aktris.

Di tengah percakapan, Jennie tiba-tiba bertanya, "Apakah kamu pernah berpikir bahwa hidupmu akan berubah hanya karena satu momen?"

Lisa merenung sejenak, lalu menjawab, "Mungkin. Aku selalu percaya bahwa setiap orang punya kesempatan untuk mengalami sesuatu yang bisa mengubah hidup mereka, meski tidak semua orang menyadarinya. Seperti malam itu, saat aku menyelamatkanmu... aku tidak pernah menyangka akan duduk di sini bersamamu sekarang."

Kata-kata Lisa membuat Jennie tersenyum. Ia merasa bahwa pertemuan mereka bukanlah sebuah kebetulan semata. Ada perasaan hangat yang mulai tumbuh dalam hatinya, seolah-olah dia telah menemukan sesuatu yang hilang selama ini.

Malam semakin larut, dan meskipun mereka harus berpisah untuk kembali ke kehidupan masing-masing, baik Lisa maupun Jennie tahu bahwa ini bukanlah akhir dari pertemuan mereka. Sebelum meninggalkan restoran, Jennie berkata dengan lembut, "Aku berharap kita bisa bertemu lagi. Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan, dan kurasa kamu adalah pendengar yang baik."

Lisa mengangguk. "Tentu saja, aku akan senang bertemu lagi denganmu."

Ketika Lisa melangkah keluar dari restoran, dia merasa hatinya berdebar lebih cepat dari biasanya. Ada sesuatu tentang Jennie yang membuatnya ingin tahu lebih banyak. Sementara itu, Jennie merasakan ketenangan yang jarang dia rasakan. Mungkin, ini adalah awal dari sebuah cerita baru yang akan mengubah segalanya.

tbc.

Saat Cinta MenyapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang